{"title":"NON-DIKOTOMI ILMU: INTEGRASI-INTERKONEKSI DALAM PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Izzuddin Rijal Fahmi, M. Rohman","doi":"10.37680/almikraj.v1i2.750","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The relation between religion and science seems to be the dichotomous view. Both of them are like oil and water, two entities that cannot be reunited and separated. Due to “this dispute”, science often misses their ethics, so science and modern technology have actually humanized humans and distanced them from their nature. The conflict between them forces many intellectual Muslims to make “epystemology briidge” for reconciling science and religion. This paper aims to analyze the tendency of dichotomy that occurs in Islamic scholarship. The Dichotomy is reflected in education with the “demarcative” separation between general (scientific) education and religious education. Therefore, one of the efforts to develop Islamic scholarly is to minimized dichotomy problem is called scientific integration-interconnection in Islamic education. \n \nHubungan antara agama dan ilmu pengetahuan tampaknya menjadi pandangan dikotomis. Keduanya ibarat minyak dan air, dua entitas yang tidak bisa bersatu kembali dan dipisahkan. Dikarenakan “sengketa” ini ilmu pengetahuan mencoba merangkul konsep-konsep agama dan etika supaya ilmu pengetahuan-teknologi memiliki nuansa yang manusiawi. Konflik antara keduanya memaksa kaum Muslim intelektual membuat “jembatan epistemologi” untuk mendamaikan antara sains dan agama. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis tentang kecenderungan dikotomi yang terjadi pada keilmuan Islam. Dikotomi tersebut tercermin dalam pendidikan dengan adanya pemisahan secara “demarkatis” antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengembangkan keilmuan Islam dalam meminimalisasi problem dikotomik tersebut adalah apa yang disebut integrasi-interkoneksi keilmuan dalam pendidikan Islam.","PeriodicalId":33033,"journal":{"name":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","volume":"477 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37680/almikraj.v1i2.750","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
摘要
宗教与科学之间的关系似乎是两分法。它们都像油和水一样,是两个既不能团聚也不能分离的实体。由于“这场争论”,科学往往失去了伦理,所以科学和现代技术实际上使人变得人性化,使人远离了本性。它们之间的冲突迫使许多穆斯林知识分子为调和科学与宗教搭建“系统论桥梁”。本文旨在分析伊斯兰学术中出现的二分倾向。这种二分法反映在教育中,即普通(科学)教育与宗教教育的“分界”分离。因此,发展伊斯兰学术的努力之一是将二分法问题最小化,这被称为伊斯兰教育中的科学整合-互联。呼邦甘,阿迦玛,阿迦玛,阿迦玛,阿迦玛,阿迦玛,阿迦玛,阿迦玛,阿迦玛。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Dikarenakan“sengketa”ini ilmu pengetahuan mencoba merangkul konsep-konsep agama dan etika supaya ilmu pengetahuan- tech - memiliki nuansa yang manusiawi。Konflik antara keduanya memaksa kaum穆斯林知识分子备忘录“jembatan认识论”untuk mendamaikan antara sains dan agama。伊斯兰教是伊斯兰教的一个重要组成部分。Dikotomi tersebut tercermin dalam pendidikan dengan adanya pemisahan secara“demarkatis”antara pendidikan umum dan pendidikan agama。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。
NON-DIKOTOMI ILMU: INTEGRASI-INTERKONEKSI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
The relation between religion and science seems to be the dichotomous view. Both of them are like oil and water, two entities that cannot be reunited and separated. Due to “this dispute”, science often misses their ethics, so science and modern technology have actually humanized humans and distanced them from their nature. The conflict between them forces many intellectual Muslims to make “epystemology briidge” for reconciling science and religion. This paper aims to analyze the tendency of dichotomy that occurs in Islamic scholarship. The Dichotomy is reflected in education with the “demarcative” separation between general (scientific) education and religious education. Therefore, one of the efforts to develop Islamic scholarly is to minimized dichotomy problem is called scientific integration-interconnection in Islamic education.
Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan tampaknya menjadi pandangan dikotomis. Keduanya ibarat minyak dan air, dua entitas yang tidak bisa bersatu kembali dan dipisahkan. Dikarenakan “sengketa” ini ilmu pengetahuan mencoba merangkul konsep-konsep agama dan etika supaya ilmu pengetahuan-teknologi memiliki nuansa yang manusiawi. Konflik antara keduanya memaksa kaum Muslim intelektual membuat “jembatan epistemologi” untuk mendamaikan antara sains dan agama. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis tentang kecenderungan dikotomi yang terjadi pada keilmuan Islam. Dikotomi tersebut tercermin dalam pendidikan dengan adanya pemisahan secara “demarkatis” antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengembangkan keilmuan Islam dalam meminimalisasi problem dikotomik tersebut adalah apa yang disebut integrasi-interkoneksi keilmuan dalam pendidikan Islam.