{"title":"STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA DALAM MENJAGA KELESTARIAN HUTAN MANGROVE DI DESA EELAHAJI, KABUPATEN BUTON UTARA SULAWESI TENGGARA","authors":"Asmurti Asmurti, S. Burhan","doi":"10.52423/jikuho.v7i1.23522","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kelestarian hutan mangrove di Kabupaten Buton Utara semakin terancam seiring dengan perkembangan dan pembangunan kota. Selain itu besar juga dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan petani, di mana kehidupan mereka tergantung dari hasil tangkapan ikan, udang, kepiting, serta penjualan kayu bakar yang berasal dari mangrove. keberadaan hutan bakau ini terancam oleh perilaku masyarakat yang merusak lahan hutan seperti penebangan pohon yang dijadikan kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara. Sementara untuk menganalisis data dilakukan dengan model analisis interaktif dari Miles dan Hubermann (Sugiyono, 2011). Kesimpulan dalam penelitian ini : 1. Memberitahu. Pemerintah Desa Eelahaji melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Utara yang salah adalah dengan dibuatnya papan informasi mengenai hal tersebut jika tidak diberikan jika melakukan penebangan mangrove secara ilegal. 2. Memotivasi. Adanya penyuluhan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa melalui perangkat desa dalam hal ini ketua RT untuk melakukan motivasi kepada masyarakat Desa Eelahaji untuk terus berlanjut dengan cara menekan harga Hutan Mangrove yang akan digunakan untuk keperluan kayu bakar dengan beralih menggunakan minyak tanah dan gas elpiji dengan yang lebih terjangkau. 3. Mendidik. Pemerintah Desa Eelahaji melalui rapat desa melakukan penyuluhan kepada masyarakat dengan cara memberikan informasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kelestarian Hutan Manggrove dengan melakukan penanaman hutan sesuai kebutuhan dan bukan untuk menjadi sumber pendapatan.Kata-kata Kunci: Strategi; Komunikasi; Hutan; Mangrove","PeriodicalId":33874,"journal":{"name":"Expose","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Expose","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52423/jikuho.v7i1.23522","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH DESA DALAM MENJAGA KELESTARIAN HUTAN MANGROVE DI DESA EELAHAJI, KABUPATEN BUTON UTARA SULAWESI TENGGARA
Kelestarian hutan mangrove di Kabupaten Buton Utara semakin terancam seiring dengan perkembangan dan pembangunan kota. Selain itu besar juga dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan petani, di mana kehidupan mereka tergantung dari hasil tangkapan ikan, udang, kepiting, serta penjualan kayu bakar yang berasal dari mangrove. keberadaan hutan bakau ini terancam oleh perilaku masyarakat yang merusak lahan hutan seperti penebangan pohon yang dijadikan kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara. Sementara untuk menganalisis data dilakukan dengan model analisis interaktif dari Miles dan Hubermann (Sugiyono, 2011). Kesimpulan dalam penelitian ini : 1. Memberitahu. Pemerintah Desa Eelahaji melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Utara yang salah adalah dengan dibuatnya papan informasi mengenai hal tersebut jika tidak diberikan jika melakukan penebangan mangrove secara ilegal. 2. Memotivasi. Adanya penyuluhan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa melalui perangkat desa dalam hal ini ketua RT untuk melakukan motivasi kepada masyarakat Desa Eelahaji untuk terus berlanjut dengan cara menekan harga Hutan Mangrove yang akan digunakan untuk keperluan kayu bakar dengan beralih menggunakan minyak tanah dan gas elpiji dengan yang lebih terjangkau. 3. Mendidik. Pemerintah Desa Eelahaji melalui rapat desa melakukan penyuluhan kepada masyarakat dengan cara memberikan informasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kelestarian Hutan Manggrove dengan melakukan penanaman hutan sesuai kebutuhan dan bukan untuk menjadi sumber pendapatan.Kata-kata Kunci: Strategi; Komunikasi; Hutan; Mangrove