确定了保护区建筑的努桑塔拉殖民时期的结构

yemima sahmura, S. Wahyuningrum
{"title":"确定了保护区建筑的努桑塔拉殖民时期的结构","authors":"yemima sahmura, S. Wahyuningrum","doi":"10.14710/MDL.18.2.2018.60-69","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada umumnya masyarakat awam masih menganggap bahwa peninggalan sejarah dan benda-benda cagar budaya tidak memiliki arti dan manfaat bagi kehidupan langsung masyarakat. Masyarakat di sekitar lokasi tempat benda cagar budaya sadar atau tidak sadar, sebenarnya telah menikmati hasil dari keberadaan benda cagar budaya tersebut. Namun pada kenyataannya masyarakat seringkali tidak terlibat dalam upaya pelestarian benda cagar budaya tersebut. Dalam proses plestarian walaupun tidak menghasilkan karya rancangan baru, proses pelestarian terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang saling berkesinambungan.  Apabila merujuk UU RI no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka terdapat tiga tahap kegiatan, yaitu : [1] perlindungan, [2] pengembangan, dan [3] pemanfaatan. Adapun tahapannya, Tahap 1 : identifikasi arsitektural objek bersejarah, Tahap 2 : pemetaan kondisi objek dan rekomendasi tindakan pelestarian. Dengan Studi Kasus Poliklinik Bethesda, Semarang, keberadaan bangunannya menjadi satu lingkungan dengan GKI Peterongan. Sekarang bangunan ini termasuk bangunan cagar budaya terdaftar sebagai rumah  Tan Siang Swie.  Dalam studi ini, digunakan metode deskriptif-eksploratif, analisa deskriptif kualitatif dengan pendekatan tipologi wajah arsitektur kolonial Belanda pada Klinik Bethesda Semarang. Melalui tahapan penelitian sebagai berikut: (a) observasi lapangan pada lokasi pengamatan; (b) mengidentifikasi setiap bangunan berdasarkan, kekhasan langgam/gaya, lalu menyesuaikan dengan teori yang berkaitan dengan tipologi wajah bangunan;(c) mengidentifikasi dan menganalisa detail dari setiap elemen wajah bangunan (atap, dinding, dan lantai) dan ditipologikan berdasarkan langgam/gaya bangunannya;(d) menarik kesimpulan dari analisa tersebut tentang tipologi wajah bangunan arsitektur kolonial. ","PeriodicalId":93737,"journal":{"name":"Brain network and modulation","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"IDENTIFIKASI LANGGAM DAN PERIODISASI ARSITEKTUR KOLONIAL NUSANTARA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA\",\"authors\":\"yemima sahmura, S. Wahyuningrum\",\"doi\":\"10.14710/MDL.18.2.2018.60-69\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pada umumnya masyarakat awam masih menganggap bahwa peninggalan sejarah dan benda-benda cagar budaya tidak memiliki arti dan manfaat bagi kehidupan langsung masyarakat. Masyarakat di sekitar lokasi tempat benda cagar budaya sadar atau tidak sadar, sebenarnya telah menikmati hasil dari keberadaan benda cagar budaya tersebut. Namun pada kenyataannya masyarakat seringkali tidak terlibat dalam upaya pelestarian benda cagar budaya tersebut. Dalam proses plestarian walaupun tidak menghasilkan karya rancangan baru, proses pelestarian terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang saling berkesinambungan.  Apabila merujuk UU RI no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka terdapat tiga tahap kegiatan, yaitu : [1] perlindungan, [2] pengembangan, dan [3] pemanfaatan. Adapun tahapannya, Tahap 1 : identifikasi arsitektural objek bersejarah, Tahap 2 : pemetaan kondisi objek dan rekomendasi tindakan pelestarian. Dengan Studi Kasus Poliklinik Bethesda, Semarang, keberadaan bangunannya menjadi satu lingkungan dengan GKI Peterongan. Sekarang bangunan ini termasuk bangunan cagar budaya terdaftar sebagai rumah  Tan Siang Swie.  Dalam studi ini, digunakan metode deskriptif-eksploratif, analisa deskriptif kualitatif dengan pendekatan tipologi wajah arsitektur kolonial Belanda pada Klinik Bethesda Semarang. Melalui tahapan penelitian sebagai berikut: (a) observasi lapangan pada lokasi pengamatan; (b) mengidentifikasi setiap bangunan berdasarkan, kekhasan langgam/gaya, lalu menyesuaikan dengan teori yang berkaitan dengan tipologi wajah bangunan;(c) mengidentifikasi dan menganalisa detail dari setiap elemen wajah bangunan (atap, dinding, dan lantai) dan ditipologikan berdasarkan langgam/gaya bangunannya;(d) menarik kesimpulan dari analisa tersebut tentang tipologi wajah bangunan arsitektur kolonial. \",\"PeriodicalId\":93737,\"journal\":{\"name\":\"Brain network and modulation\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-11-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Brain network and modulation\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/MDL.18.2.2018.60-69\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Brain network and modulation","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/MDL.18.2.2018.60-69","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

在很大程度上,外行人仍然认为历史遗迹和保护区对他们的直接生活没有任何意义和好处。在保护区周围的社区,有知觉的或无意识的物品,实际上已经享受到了保护区存在的结果。但事实上,公众经常不参与保护保护区物品的努力。在可持续发展过程中,虽然没有产生新的设计工作,但保护过程包括几个连续的活动阶段。根据日法。2010年11月,关于保护区,有三个阶段的活动:[1]保护,[2]发展,[3]利用。至于阶段,第一阶段:历史对象识别,第二阶段:绘制对象状态和保存行动建议。随着贝塞斯达的policlinic案例的研究,这座建筑的存在成为了一个GKI彼得的社区。现在,该建筑包括一个保护区建筑,登记为Tan noon Swie的家。在这项研究中,使用了一种描述性描述性分析方法,分析了贝塞斯达三宝垄(Bethesda Semarang)的荷兰殖民面膜方法。通过以下研究阶段:(a)观察地点的现场观察;(b)确定每个根据,langgam特性/建筑风格,然后适应理论有关的建筑类型学脸;(c)确定和分析每个元素的细节(建筑屋顶、墙壁和地板的脸),并根据langgam ditipologikan /建筑风格;(d)关于脸建筑类型学的分析中得出结论殖民建筑。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
IDENTIFIKASI LANGGAM DAN PERIODISASI ARSITEKTUR KOLONIAL NUSANTARA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA
Pada umumnya masyarakat awam masih menganggap bahwa peninggalan sejarah dan benda-benda cagar budaya tidak memiliki arti dan manfaat bagi kehidupan langsung masyarakat. Masyarakat di sekitar lokasi tempat benda cagar budaya sadar atau tidak sadar, sebenarnya telah menikmati hasil dari keberadaan benda cagar budaya tersebut. Namun pada kenyataannya masyarakat seringkali tidak terlibat dalam upaya pelestarian benda cagar budaya tersebut. Dalam proses plestarian walaupun tidak menghasilkan karya rancangan baru, proses pelestarian terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang saling berkesinambungan.  Apabila merujuk UU RI no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka terdapat tiga tahap kegiatan, yaitu : [1] perlindungan, [2] pengembangan, dan [3] pemanfaatan. Adapun tahapannya, Tahap 1 : identifikasi arsitektural objek bersejarah, Tahap 2 : pemetaan kondisi objek dan rekomendasi tindakan pelestarian. Dengan Studi Kasus Poliklinik Bethesda, Semarang, keberadaan bangunannya menjadi satu lingkungan dengan GKI Peterongan. Sekarang bangunan ini termasuk bangunan cagar budaya terdaftar sebagai rumah  Tan Siang Swie.  Dalam studi ini, digunakan metode deskriptif-eksploratif, analisa deskriptif kualitatif dengan pendekatan tipologi wajah arsitektur kolonial Belanda pada Klinik Bethesda Semarang. Melalui tahapan penelitian sebagai berikut: (a) observasi lapangan pada lokasi pengamatan; (b) mengidentifikasi setiap bangunan berdasarkan, kekhasan langgam/gaya, lalu menyesuaikan dengan teori yang berkaitan dengan tipologi wajah bangunan;(c) mengidentifikasi dan menganalisa detail dari setiap elemen wajah bangunan (atap, dinding, dan lantai) dan ditipologikan berdasarkan langgam/gaya bangunannya;(d) menarik kesimpulan dari analisa tersebut tentang tipologi wajah bangunan arsitektur kolonial. 
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Resting-state electroencephalography delta and theta bands as compensatory oscillations in chronic neuropathic pain: a secondary data analysis. Deep brain stimulation for obsessive-compulsive disorder: current situation Neurophysiological isolation of individual rhythmic brain activity arising from auditory-speech load Is caffeine a potential therapeutic intervention for Alzheimer's disease? ARSITEKTUR NABATI : RESPON RUANG PASKA PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1