伊曼纽尔·康德的道德在社交媒体上改变身体

Mawarnis Mawarnis
{"title":"伊曼纽尔·康德的道德在社交媒体上改变身体","authors":"Mawarnis Mawarnis","doi":"10.22373/jpi.v3i1.17434","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Advanced technological developments have brought significant changes to the systems of thinking and life of society. This creates an unhealthy perception of comparison in social media and real life, resulting in body shaming against those who do not meet those criteria, especially among UIN Ar-Raniry students. Body shaming is generally experienced by women, as they are often the object of judgment based on physical appearance. This criterion of beauty is considered knowledge acquired through experience, which forces women to meet such criteria. This is clearly contrary to the human rights principle that every individual has the same value, regardless of physical appearance. This study uses qualitative and descriptive methods. The results show that body shaming is a crime that is invisible but has a real impact on the lives of the victims, such as the emergence of introverted feelings, self-insecurity, overthinking, and high levels of stress. Therefore, body shaming is an unjustifiable act from a social, shariah, and moral point of view.Perkembangan teknologi yang maju telah membawa perubahan signifikan dalam sistem berpikir dan kehidupan masyarakat. Hal ini menciptakan persepsi perbandingan yang tidak sehat dalam media sosial dan kehidupan nyata, yang mengakibatkan perlakuan Body shaming terhadap mereka yang tidak memenuhi kriteria tersebut, terutama di kalangan mahasiswi UIN Ar-Raniry. Body shaming umumnya dialami oleh perempuan, karena mereka sering kali dijadikan objek penilaian berdasarkan penampilan fisik. Kriteria kecantikan ini dianggap sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman, yang memaksa perempuan untuk memenuhi kriteria tersebut. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip HAM bahwa setiap individu memiliki nilai yang sama, terlepas dari penampilan fisik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Body shaming adalah kejahatan yang tidak terlihat namun memiliki dampak nyata dalam kehidupan korban, seperti timbulnya perasaan introvert, ketidakamanan diri, berlebihan berpikir, dan tingkat stres yang tinggi.  Oleh karena itu Body shaming adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dari segi sosial, syariah, dan moral.","PeriodicalId":32157,"journal":{"name":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Moralitas Imanuel Kant dalam Kasus Body Shaming di Media Sosial\",\"authors\":\"Mawarnis Mawarnis\",\"doi\":\"10.22373/jpi.v3i1.17434\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Advanced technological developments have brought significant changes to the systems of thinking and life of society. This creates an unhealthy perception of comparison in social media and real life, resulting in body shaming against those who do not meet those criteria, especially among UIN Ar-Raniry students. Body shaming is generally experienced by women, as they are often the object of judgment based on physical appearance. This criterion of beauty is considered knowledge acquired through experience, which forces women to meet such criteria. This is clearly contrary to the human rights principle that every individual has the same value, regardless of physical appearance. This study uses qualitative and descriptive methods. The results show that body shaming is a crime that is invisible but has a real impact on the lives of the victims, such as the emergence of introverted feelings, self-insecurity, overthinking, and high levels of stress. Therefore, body shaming is an unjustifiable act from a social, shariah, and moral point of view.Perkembangan teknologi yang maju telah membawa perubahan signifikan dalam sistem berpikir dan kehidupan masyarakat. Hal ini menciptakan persepsi perbandingan yang tidak sehat dalam media sosial dan kehidupan nyata, yang mengakibatkan perlakuan Body shaming terhadap mereka yang tidak memenuhi kriteria tersebut, terutama di kalangan mahasiswi UIN Ar-Raniry. Body shaming umumnya dialami oleh perempuan, karena mereka sering kali dijadikan objek penilaian berdasarkan penampilan fisik. Kriteria kecantikan ini dianggap sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman, yang memaksa perempuan untuk memenuhi kriteria tersebut. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip HAM bahwa setiap individu memiliki nilai yang sama, terlepas dari penampilan fisik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Body shaming adalah kejahatan yang tidak terlihat namun memiliki dampak nyata dalam kehidupan korban, seperti timbulnya perasaan introvert, ketidakamanan diri, berlebihan berpikir, dan tingkat stres yang tinggi.  Oleh karena itu Body shaming adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dari segi sosial, syariah, dan moral.\",\"PeriodicalId\":32157,\"journal\":{\"name\":\"Akademika Jurnal Pemikiran Islam\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Akademika Jurnal Pemikiran Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jpi.v3i1.17434\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jpi.v3i1.17434","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

先进的技术发展给思想体系和社会生活带来了重大变化。这在社交媒体和现实生活中造成了一种不健康的比较观念,导致对不符合这些标准的人的身体羞辱,尤其是在纽约大学的学生中。身体羞辱通常发生在女性身上,因为她们常常是根据外表来评判的对象。这种美的标准被认为是通过经验获得的知识,这迫使女性满足这样的标准。这显然违反了人权原则,即无论外貌如何,每个人都有同样的价值。本研究采用定性和描述性方法。研究结果表明,身体羞辱是一种看不见的犯罪行为,但对受害者的生活产生了实际影响,比如内向情绪、自我不安全感、过度思考和高度压力。因此,从社会、伊斯兰教法和道德的角度来看,身体羞辱是一种不合理的行为。Perkembangan teknologi yang maju telah membawa perubahan signfikan dalam system berpikir dan kehidupan masyarakat。Hal ini menciptakan perperbandingan yang tidak sehat dalam media social dan kehidupan nyata, yang mengakibatkan perlakuan身体羞辱terhadap mereka yang tidak memenuhi标准tersebut, terutama di kalangan mahasiswi UIN ar - ranity。身体羞辱umumnya dialami oleh perempuan, karena mereka服务kali dijadikan对象,penaian berdasarkan penampilan finisik。Kriteria kecantikan ini dianggap sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman, yang memaksa perempuan untuk memuhi Kriteria tersebut。halini jelas bertentangan和dengan prinsip HAM bahwa设置个人记忆,如nilai yang sama, terlepas dari penampilan finisik。Penelitian ini mongunakan方法描述定性。Hasil penelitian menunjukkan bahwa身体羞耻adalah kejahatan yang tidak terlihat namun memiliki dampak nyata dalam kehidupan korban, seperti timbulnya perasaan内向,ketidakamanan diri, berlebihan berpikir, dan tingkat强调yang tinggi。Oleh karena itu身体羞辱adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dari segi social, syariah, dan moral。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Moralitas Imanuel Kant dalam Kasus Body Shaming di Media Sosial
Advanced technological developments have brought significant changes to the systems of thinking and life of society. This creates an unhealthy perception of comparison in social media and real life, resulting in body shaming against those who do not meet those criteria, especially among UIN Ar-Raniry students. Body shaming is generally experienced by women, as they are often the object of judgment based on physical appearance. This criterion of beauty is considered knowledge acquired through experience, which forces women to meet such criteria. This is clearly contrary to the human rights principle that every individual has the same value, regardless of physical appearance. This study uses qualitative and descriptive methods. The results show that body shaming is a crime that is invisible but has a real impact on the lives of the victims, such as the emergence of introverted feelings, self-insecurity, overthinking, and high levels of stress. Therefore, body shaming is an unjustifiable act from a social, shariah, and moral point of view.Perkembangan teknologi yang maju telah membawa perubahan signifikan dalam sistem berpikir dan kehidupan masyarakat. Hal ini menciptakan persepsi perbandingan yang tidak sehat dalam media sosial dan kehidupan nyata, yang mengakibatkan perlakuan Body shaming terhadap mereka yang tidak memenuhi kriteria tersebut, terutama di kalangan mahasiswi UIN Ar-Raniry. Body shaming umumnya dialami oleh perempuan, karena mereka sering kali dijadikan objek penilaian berdasarkan penampilan fisik. Kriteria kecantikan ini dianggap sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman, yang memaksa perempuan untuk memenuhi kriteria tersebut. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip HAM bahwa setiap individu memiliki nilai yang sama, terlepas dari penampilan fisik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Body shaming adalah kejahatan yang tidak terlihat namun memiliki dampak nyata dalam kehidupan korban, seperti timbulnya perasaan introvert, ketidakamanan diri, berlebihan berpikir, dan tingkat stres yang tinggi.  Oleh karena itu Body shaming adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dari segi sosial, syariah, dan moral.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
6
审稿时长
16 weeks
期刊最新文献
THE IMPACT OF INTERNET ADDICTION ON THE ESTABLISHMENT OF URBAN CULTURE IN RURAL ADOLESCENTS (RELIGIOUSNESS AND SELF-CONTROL FACTORS ANALYSIS) THE CHILDFREE PHENOMENON AMONG URBAN MUSLIMS: A MULTIDISCIPLINARY EXAMINATION OF SCIENCE AND MORALITY URBAN MUSLIMS IN HIGHER EDUCATION: CAMPUS DA’WAH ACTIVISTS’ MASTER NARRATIVES ON POLYGAMY VIEWS DETERMINANTS OF ZAKAT COMPLIANCE BEHAVIOR IN URBAN MUSLIM ENTREPRENEURS IN MATARAM CITY WEST NUSA TENGGARA BETWEEN TRADITIONALIST AND MODERNIST: THE ISLAMIC REFORMATION OF HAJI ABDUL LATIF SYAKUR IN MINANGKABAU IN THE 20TH CENTURY
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1