A. Adawiyah, Adelien Adelien, Indri Seta Septadina
{"title":"慢性替皮炎患者耳膜穿孔和听力受损程度之间的关系","authors":"A. Adawiyah, Adelien Adelien, Indri Seta Septadina","doi":"10.32539/BJI.V3I3.8602","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Otitis Media Kronik (OMK) adalahinfeksi kronik di telinga tengah yang disertai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 2 bulan. Gejala yang sering dialami oleh penderita berupa keluarnya cairan dari telinga (otore), gangguan pendengaran, otalgia (nyeri telinga), dan vertigo. Pada penderita OMK membran timpani dapat menebal akibat peradangan, dapat pula berbercak-bercak putih tebal atau menjadi tebal seluruhnya akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada lapisan tengahnya. Tipe-tipe perforasi membran timpani baik sentral maupun marginal menyebabkan gangguan-gangguan yang berbeda pada setiap pasien. Umumnya pasien OMK akan mengalami gangguan pendengaran baik ringan, sedang mapun berat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tipe perforasi membran timpani dan derajat gangguan pendengaran pada otitis media kronik di Departemen IKTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin tahun 2015-2016.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah penderita otitis media kronik di Departemen KTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin tahun 2015-2016 yang memenuhi kriteria inklusi. Dari 55 pasien, didapatkan 17 pasien (30,9%) yang mengalami gangguan pendengaran berat. Terdapat 33 pasien (60,0%) dengan tipe perforasi membran timpani tipe central dan 40 pasien (72,7%) dengan otitis media kronik dengan kolesteatom. Terdapat 36 pasien (65,5%) dengan tuli konduktif. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p=0,326 (p>0,05) sehingga tidak terdapat hubungan antara tipe perforasi membran timpani dengan derajat gangguan telinga.Tidak terdapat hubungan antara tipe perforasi membran timpani dengan derajat gangguan telinga di Departemen KTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin.","PeriodicalId":52711,"journal":{"name":"Biomedical Journal of Indonesia","volume":"2013 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan Antara Tipe Perforasi Membran TimpaniDan Derajat Gangguan Pendengaran Pada pasien Otitis Media Kronik\",\"authors\":\"A. Adawiyah, Adelien Adelien, Indri Seta Septadina\",\"doi\":\"10.32539/BJI.V3I3.8602\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Otitis Media Kronik (OMK) adalahinfeksi kronik di telinga tengah yang disertai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 2 bulan. Gejala yang sering dialami oleh penderita berupa keluarnya cairan dari telinga (otore), gangguan pendengaran, otalgia (nyeri telinga), dan vertigo. Pada penderita OMK membran timpani dapat menebal akibat peradangan, dapat pula berbercak-bercak putih tebal atau menjadi tebal seluruhnya akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada lapisan tengahnya. Tipe-tipe perforasi membran timpani baik sentral maupun marginal menyebabkan gangguan-gangguan yang berbeda pada setiap pasien. Umumnya pasien OMK akan mengalami gangguan pendengaran baik ringan, sedang mapun berat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tipe perforasi membran timpani dan derajat gangguan pendengaran pada otitis media kronik di Departemen IKTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin tahun 2015-2016.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah penderita otitis media kronik di Departemen KTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin tahun 2015-2016 yang memenuhi kriteria inklusi. Dari 55 pasien, didapatkan 17 pasien (30,9%) yang mengalami gangguan pendengaran berat. Terdapat 33 pasien (60,0%) dengan tipe perforasi membran timpani tipe central dan 40 pasien (72,7%) dengan otitis media kronik dengan kolesteatom. Terdapat 36 pasien (65,5%) dengan tuli konduktif. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p=0,326 (p>0,05) sehingga tidak terdapat hubungan antara tipe perforasi membran timpani dengan derajat gangguan telinga.Tidak terdapat hubungan antara tipe perforasi membran timpani dengan derajat gangguan telinga di Departemen KTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin.\",\"PeriodicalId\":52711,\"journal\":{\"name\":\"Biomedical Journal of Indonesia\",\"volume\":\"2013 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Biomedical Journal of Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32539/BJI.V3I3.8602\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Biomedical Journal of Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32539/BJI.V3I3.8602","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Hubungan Antara Tipe Perforasi Membran TimpaniDan Derajat Gangguan Pendengaran Pada pasien Otitis Media Kronik
Otitis Media Kronik (OMK) adalahinfeksi kronik di telinga tengah yang disertai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 2 bulan. Gejala yang sering dialami oleh penderita berupa keluarnya cairan dari telinga (otore), gangguan pendengaran, otalgia (nyeri telinga), dan vertigo. Pada penderita OMK membran timpani dapat menebal akibat peradangan, dapat pula berbercak-bercak putih tebal atau menjadi tebal seluruhnya akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada lapisan tengahnya. Tipe-tipe perforasi membran timpani baik sentral maupun marginal menyebabkan gangguan-gangguan yang berbeda pada setiap pasien. Umumnya pasien OMK akan mengalami gangguan pendengaran baik ringan, sedang mapun berat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tipe perforasi membran timpani dan derajat gangguan pendengaran pada otitis media kronik di Departemen IKTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin tahun 2015-2016.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah penderita otitis media kronik di Departemen KTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin tahun 2015-2016 yang memenuhi kriteria inklusi. Dari 55 pasien, didapatkan 17 pasien (30,9%) yang mengalami gangguan pendengaran berat. Terdapat 33 pasien (60,0%) dengan tipe perforasi membran timpani tipe central dan 40 pasien (72,7%) dengan otitis media kronik dengan kolesteatom. Terdapat 36 pasien (65,5%) dengan tuli konduktif. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p=0,326 (p>0,05) sehingga tidak terdapat hubungan antara tipe perforasi membran timpani dengan derajat gangguan telinga.Tidak terdapat hubungan antara tipe perforasi membran timpani dengan derajat gangguan telinga di Departemen KTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin.