Sigi农村问题大流行期间的新工作文化

S. Sunardi, Sitti Rabiatul Wahdaniyah Herman, Yulian Sri Lestari
{"title":"Sigi农村问题大流行期间的新工作文化","authors":"S. Sunardi, Sitti Rabiatul Wahdaniyah Herman, Yulian Sri Lestari","doi":"10.52316/jap.v18i2.118","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Work From Home (WFH) menjadi fenomena baru yang melanda instansi birokrasi pemerintahan di Indonesia. Skema kerja ini seakan menjadi budaya kerja baru seiring dengan menguatnya kasus COVID-19 yang pernah melanda Indonesia. Birokrasi pemerintahan di pedesaan menjadi salah satu yang terkena imbas dari penerapan budaya kerja baru, work from home. Kondisi ini problemtis, pasalnya disaat yang sama berhadapan dengan budaya layanan masyarakat pedesaaan yang terbiasa dengan  face to face. Studi ini akan memotret berbagai problem dari praktek work from home yang di implementasikan di dua desa pada kabupaten Sigi. Dengan menggunakan pendekatan kualititaf, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Wawancara berlangsung kepada sekretaris desa Kalubula, Kasi Pembangunan Desa Ampanau, masing-masing dua staf di dua desa, tokoh masyarakat dan sejumlah masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud dari work from home yang di realisasikan oleh kedua desa dengan cara berbeda di respon dengan tidak ramah oleh masyarakat pedesaan. Desa di Kalubula merespon perkembangan COVID-19 melalui penerapan kerja dengan pembagian shift kerja, sementara di desa Ampanau dilakukan melalui pembatasan jam kerja layanan. Alih-alih menciptakan layanan publik di pedesaan menjadi lebih efektif, ternyata dilapangan budaya kerja baru ini justru memunculkan persoalan baru.","PeriodicalId":32684,"journal":{"name":"Jurnal Administrasi Publik Public Administration Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Budaya Kerja Baru Selama Pandemi yang Problematis di Pedesaan Sigi\",\"authors\":\"S. Sunardi, Sitti Rabiatul Wahdaniyah Herman, Yulian Sri Lestari\",\"doi\":\"10.52316/jap.v18i2.118\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Work From Home (WFH) menjadi fenomena baru yang melanda instansi birokrasi pemerintahan di Indonesia. Skema kerja ini seakan menjadi budaya kerja baru seiring dengan menguatnya kasus COVID-19 yang pernah melanda Indonesia. Birokrasi pemerintahan di pedesaan menjadi salah satu yang terkena imbas dari penerapan budaya kerja baru, work from home. Kondisi ini problemtis, pasalnya disaat yang sama berhadapan dengan budaya layanan masyarakat pedesaaan yang terbiasa dengan  face to face. Studi ini akan memotret berbagai problem dari praktek work from home yang di implementasikan di dua desa pada kabupaten Sigi. Dengan menggunakan pendekatan kualititaf, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Wawancara berlangsung kepada sekretaris desa Kalubula, Kasi Pembangunan Desa Ampanau, masing-masing dua staf di dua desa, tokoh masyarakat dan sejumlah masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud dari work from home yang di realisasikan oleh kedua desa dengan cara berbeda di respon dengan tidak ramah oleh masyarakat pedesaan. Desa di Kalubula merespon perkembangan COVID-19 melalui penerapan kerja dengan pembagian shift kerja, sementara di desa Ampanau dilakukan melalui pembatasan jam kerja layanan. Alih-alih menciptakan layanan publik di pedesaan menjadi lebih efektif, ternyata dilapangan budaya kerja baru ini justru memunculkan persoalan baru.\",\"PeriodicalId\":32684,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Administrasi Publik Public Administration Journal\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Administrasi Publik Public Administration Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.52316/jap.v18i2.118\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Administrasi Publik Public Administration Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52316/jap.v18i2.118","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

从家庭工作到印尼政府官僚机构的新现象。这种工作模式就像一种新的工作文化,与COVID-19袭击印度尼西亚的情况一样。农村政府官僚机构正受到新工作文化在家工作的影响。这是一个问题,就像与一种熟悉的农村社区服务文化面对面交谈一样。该研究将拍摄西吉区两个村庄实现的国内工作实践的问题。通过kualititaf方法,数据收集技术是通过采访进行的。采访进行到Kalubula村秘书那里,询问了两个村庄的两名工作人员、社区领导人和一些社区。研究表明,这两个村庄以不同的方式认识到农村社区对他们的不友好反应。Kalubula的村庄通过实行轮班工作来应对COVID-19的进展,而在Ampanau村是通过限制服务时间来完成的。在农村创造更有效的公共服务,却发现在新的工作文化中,这导致了一个新的问题。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Budaya Kerja Baru Selama Pandemi yang Problematis di Pedesaan Sigi
Work From Home (WFH) menjadi fenomena baru yang melanda instansi birokrasi pemerintahan di Indonesia. Skema kerja ini seakan menjadi budaya kerja baru seiring dengan menguatnya kasus COVID-19 yang pernah melanda Indonesia. Birokrasi pemerintahan di pedesaan menjadi salah satu yang terkena imbas dari penerapan budaya kerja baru, work from home. Kondisi ini problemtis, pasalnya disaat yang sama berhadapan dengan budaya layanan masyarakat pedesaaan yang terbiasa dengan  face to face. Studi ini akan memotret berbagai problem dari praktek work from home yang di implementasikan di dua desa pada kabupaten Sigi. Dengan menggunakan pendekatan kualititaf, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Wawancara berlangsung kepada sekretaris desa Kalubula, Kasi Pembangunan Desa Ampanau, masing-masing dua staf di dua desa, tokoh masyarakat dan sejumlah masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa wujud dari work from home yang di realisasikan oleh kedua desa dengan cara berbeda di respon dengan tidak ramah oleh masyarakat pedesaan. Desa di Kalubula merespon perkembangan COVID-19 melalui penerapan kerja dengan pembagian shift kerja, sementara di desa Ampanau dilakukan melalui pembatasan jam kerja layanan. Alih-alih menciptakan layanan publik di pedesaan menjadi lebih efektif, ternyata dilapangan budaya kerja baru ini justru memunculkan persoalan baru.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
13
审稿时长
8 weeks
期刊最新文献
Enhancing Public Service Delivery in Nigeria Through Agile Practice Unveiling Organizational Impact on Civil Servant’s Change Readiness: Investigating the Mediating Influence of Adaptability Examining The Fundamental Role of School Gardening Programme and Its Impact on Malnutrition in South African Rural Communities Implementation of the SIPASTI BMD Program in Procurement of Goods and Services at the Sumedang Regency Council Secretariat Public Engagement Impact on Sustainable Waste Management in Indonesia: Examining Public Behavior
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1