{"title":"数学教师的脚手架模式应用于合作学习设置,以促进学生解决问题","authors":"D. P. Utomo, Nurul Irawati, T. R. Kamil","doi":"10.15294/KREANO.V12I1.27076","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This current research was aimed at analyzing and describing teacher’s scaffolding patterns applied to cooperative learning setting to help students solve mathematical problems. This research was designed qualitatively, recruiting a mathematics teacher of the eighth grade as the subject. Further, the instruments used to carry out the research comprised a test with HOTS questions, observation sheet, and interview guide. To identify the teacher’s scaffolding patterns, the target students were required to work on the HOTS test. Afterwards, they were grouped based on the level of difficulty they faced during working on the test. Next, the teacher provided the students with the scaffolding based on the students’ needs in each of the created groups. This research indicated that the scaffolding given to the group of students with no difficulty in solving the problem only covered a reviewing component. Meanwhile, to the group with the difficulty in executing the plans as arranged, the scaffolding comprised explaining, restructuring, and developing conceptual thinking components. At last, to the group with a sole ability to understand the problem, the whole components of scaffolding were of great necessity, including environmental provisions, explaining, reviewing, restructuring, and developing conceptual thinking. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan pola scaffolding guru pada setting pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa memecahkan masalah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek guru matematika kelas VIII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes soal HOTS, lembar observasi dan pedoman wawancara. Untuk mengetahui pola scaffolding guru, siswa diminta untuk mengerjakan tes HOTS. Kemudian siswa dikelompokkan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami saat mengerjakan soal tersebut. Selanjutnya guru memberikan scaffolding sesuai dengan kebutuhan siswa pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa scaffolding pada kelompok siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah, hanya pada komponen reviewing. Scaffolding pada kelompok siswa yang mengalami kesulitan pada tahap mengerjakan sesuai rencana, pada komponen explaining, restructuring dan developing conceptual thinking. Siswa yang hanya mampu memahami masalah, scaffolding yang diperlukan pada semua komponen yaitu environmental provisions, explaining, reviewing, restructuring dan developing conceptual thinking.","PeriodicalId":53318,"journal":{"name":"Kreano Jurnal Matematika KreatifInovatif","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Mathematics Teacher’s Scaffolding Patterns Applied to Cooperative Learning Settings to Facilitate Students’ Problem Solving\",\"authors\":\"D. P. Utomo, Nurul Irawati, T. R. Kamil\",\"doi\":\"10.15294/KREANO.V12I1.27076\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This current research was aimed at analyzing and describing teacher’s scaffolding patterns applied to cooperative learning setting to help students solve mathematical problems. This research was designed qualitatively, recruiting a mathematics teacher of the eighth grade as the subject. Further, the instruments used to carry out the research comprised a test with HOTS questions, observation sheet, and interview guide. To identify the teacher’s scaffolding patterns, the target students were required to work on the HOTS test. Afterwards, they were grouped based on the level of difficulty they faced during working on the test. Next, the teacher provided the students with the scaffolding based on the students’ needs in each of the created groups. This research indicated that the scaffolding given to the group of students with no difficulty in solving the problem only covered a reviewing component. Meanwhile, to the group with the difficulty in executing the plans as arranged, the scaffolding comprised explaining, restructuring, and developing conceptual thinking components. At last, to the group with a sole ability to understand the problem, the whole components of scaffolding were of great necessity, including environmental provisions, explaining, reviewing, restructuring, and developing conceptual thinking. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan pola scaffolding guru pada setting pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa memecahkan masalah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek guru matematika kelas VIII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes soal HOTS, lembar observasi dan pedoman wawancara. Untuk mengetahui pola scaffolding guru, siswa diminta untuk mengerjakan tes HOTS. Kemudian siswa dikelompokkan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami saat mengerjakan soal tersebut. Selanjutnya guru memberikan scaffolding sesuai dengan kebutuhan siswa pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa scaffolding pada kelompok siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah, hanya pada komponen reviewing. Scaffolding pada kelompok siswa yang mengalami kesulitan pada tahap mengerjakan sesuai rencana, pada komponen explaining, restructuring dan developing conceptual thinking. Siswa yang hanya mampu memahami masalah, scaffolding yang diperlukan pada semua komponen yaitu environmental provisions, explaining, reviewing, restructuring dan developing conceptual thinking.\",\"PeriodicalId\":53318,\"journal\":{\"name\":\"Kreano Jurnal Matematika KreatifInovatif\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-04-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Kreano Jurnal Matematika KreatifInovatif\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15294/KREANO.V12I1.27076\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kreano Jurnal Matematika KreatifInovatif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/KREANO.V12I1.27076","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究旨在分析和描述教师在合作学习情境下的脚手架模式,以帮助学生解决数学问题。本研究采用定性设计,选取一名八年级数学教师作为研究对象。此外,进行研究的工具包括一个带有HOTS问题的测试,观察表和访谈指南。为了确定教师的脚手架模式,目标学生被要求做HOTS测试。之后,根据他们在测试过程中面临的困难程度对他们进行分组。接下来,老师根据每个创建的小组中学生的需求为学生提供脚手架。本研究表明,给予解决问题没有困难的学生小组的脚手架只涵盖了复习部分。同时,对于难以按计划执行计划的小组,脚手架包括解释、重组和发展概念思维组件。最后,对于只有能力理解问题的小组来说,脚手架的整个组成部分是非常必要的,包括环境规定,解释,审查,重组,发展概念思维。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalis dan mendeskripsikan pola scaffolding guru pada setting pembelajaran kooperatif untuk memecahkan masalah。Penelitian ini adalah Penelitian qualitatiff dengan subject guru matmatatika kelas。仪器yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar, sohots, lembar observasi and pedoman wawancara。Untuk menggetahui pola脚手架大师,siswa小Untuk mengerjakan HOTS。Kemudian siswa dikelompokkan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami saat mengerjakan soal tersebut。Selanjutnya guru成员,kan scaffolding sesuai dengan kebutuhan siswa paada masing-masing kelompok。Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa脚手架padpadkelompok siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah,汉雅padkomponen复习。脚手架帕达kelompok siswa yang mengalami kesulitan帕达tahap mengerjakan sesuai rencana,帕达komponen解释,重组和发展概念思维。Siswa yang hanya mampu memahami masalah, scaffolding yang diperlukan pada semua komponen yitu环境规定,解释,审查,重组和发展概念思维。
Mathematics Teacher’s Scaffolding Patterns Applied to Cooperative Learning Settings to Facilitate Students’ Problem Solving
This current research was aimed at analyzing and describing teacher’s scaffolding patterns applied to cooperative learning setting to help students solve mathematical problems. This research was designed qualitatively, recruiting a mathematics teacher of the eighth grade as the subject. Further, the instruments used to carry out the research comprised a test with HOTS questions, observation sheet, and interview guide. To identify the teacher’s scaffolding patterns, the target students were required to work on the HOTS test. Afterwards, they were grouped based on the level of difficulty they faced during working on the test. Next, the teacher provided the students with the scaffolding based on the students’ needs in each of the created groups. This research indicated that the scaffolding given to the group of students with no difficulty in solving the problem only covered a reviewing component. Meanwhile, to the group with the difficulty in executing the plans as arranged, the scaffolding comprised explaining, restructuring, and developing conceptual thinking components. At last, to the group with a sole ability to understand the problem, the whole components of scaffolding were of great necessity, including environmental provisions, explaining, reviewing, restructuring, and developing conceptual thinking. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan pola scaffolding guru pada setting pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa memecahkan masalah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek guru matematika kelas VIII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes soal HOTS, lembar observasi dan pedoman wawancara. Untuk mengetahui pola scaffolding guru, siswa diminta untuk mengerjakan tes HOTS. Kemudian siswa dikelompokkan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami saat mengerjakan soal tersebut. Selanjutnya guru memberikan scaffolding sesuai dengan kebutuhan siswa pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa scaffolding pada kelompok siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah, hanya pada komponen reviewing. Scaffolding pada kelompok siswa yang mengalami kesulitan pada tahap mengerjakan sesuai rencana, pada komponen explaining, restructuring dan developing conceptual thinking. Siswa yang hanya mampu memahami masalah, scaffolding yang diperlukan pada semua komponen yaitu environmental provisions, explaining, reviewing, restructuring dan developing conceptual thinking.