{"title":"al - jindad ' ALA AL-BUKHARI的研究:对Marwan al -库尔德对Zakaria Ouzon的批判性哲学分析","authors":"Taufik Kurahman","doi":"10.21043/riwayah.v7i2.10158","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Meskipun dianggap sebagai kitab yang paling benar setelah al-Qur'an, dan merupakan kitab hadis paling sahih, Shahih al-Bukhari tidaklah terlepas dari berbagai kritik. Salah satu pemikir yang masif mengkritik kitab tersebut adalah Zakaria Ouzon, dimana pemikirannya dituangkan dalam sebuah karya yang berjudul Jinayah al-Bukhari. Namun, adalah Marwan al-Kurdi melalui karyanya Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari yang kemudian memberikan kritik balasan terhadap karya Ouzon tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemikiran al-Kurdi dalam karyanya Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari serta perbedaannya dengan Ouzon yang melakukan kritik terhadap Sahih al-Bukhari. Dengan menggunakan pendekatan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam menganalisis, penelitian ini menemukan beberapa perbedaan mendasar yang menyebabkan keduanya sangat berbeda dalam memandang hadis. Pada tingkat ontologi, keduanya memiliki definisi dan pemahaman yang berbeda terhadap beberapa konsep penting dalam studi hadis. Keduanya juga berbeda pada tataran epistemologis, di mana Ouzon lebih mengutamakan rasionalitas daripada nas, yang berkebalikan dengan al-Kurdi. Sedangkan di level aksiologi, Ouzon bertujuan agar manusia menggunakan akal sehatnya untuk tidak tunduk pada teks yang dianggap sakral namun diskriminatif. Di sisi lain, kritik al-Kurdi bukan sekedar meluruskan kesalahan-kesalahan Ouzon. Lebih dari itu, dia berharap hadis tidak terus berkurang jumlahnya karena selalu menjadi bahan kritik para pemikir modern.[The Study of Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari: Philosophical-Critical Analysis of al-Kurdi Criticim’s on Ouzon. Although known as the most correct book after the Qur'an, and is the most valid hadith book, Shahih al-Bukhari is not free from criticism. One of the thinkers who is massive in criticizing the Book is Zakaria Ouzon, who writen his thoughts in a work entitled Jinayah al-Bukhari. And, it was Marwan al-Kurdi through his al-Jinayah ‘ala al-Bukhari who later gave a counter criticism of Ouzon's work. This study aims to see the thoughts of al-Kurdi in his work al-Jinayah ‘ala al-Bukhari and the difference with Ouzon who criticized Shahih al-Bukhari. By applying the ontology, epistemology, and axiology approaches in analyzing, this study found several fundamental differences that caused the two to be very different in looking at the traditions. At the level of ontology, both have different definitions and understandings of some important concepts in the study of hadith. Both are also different at the epistemological level, where Ouzon prefers rationality to naṣ, which is the opposite of al-Kurdi. And at the level of axiology, Ouzon aims that humans use their mind to not submit to religious texts, even that are sacred, but are discriminatory. On the other hand, al-Kurdi's criticism is not just correcting Ouzon's mistakes. He hopes that no more decreasing the number of hadiths because they have always been the subject of criticism by modern thinkers.]","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"STUDI KITAB AL-JINAYAH ‘ALA AL-BUKHARI: Analisis Filosofis-Kritis Kritik Marwan Al-Kurdi Terhadap Zakaria Ouzon\",\"authors\":\"Taufik Kurahman\",\"doi\":\"10.21043/riwayah.v7i2.10158\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Meskipun dianggap sebagai kitab yang paling benar setelah al-Qur'an, dan merupakan kitab hadis paling sahih, Shahih al-Bukhari tidaklah terlepas dari berbagai kritik. Salah satu pemikir yang masif mengkritik kitab tersebut adalah Zakaria Ouzon, dimana pemikirannya dituangkan dalam sebuah karya yang berjudul Jinayah al-Bukhari. Namun, adalah Marwan al-Kurdi melalui karyanya Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari yang kemudian memberikan kritik balasan terhadap karya Ouzon tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemikiran al-Kurdi dalam karyanya Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari serta perbedaannya dengan Ouzon yang melakukan kritik terhadap Sahih al-Bukhari. Dengan menggunakan pendekatan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam menganalisis, penelitian ini menemukan beberapa perbedaan mendasar yang menyebabkan keduanya sangat berbeda dalam memandang hadis. Pada tingkat ontologi, keduanya memiliki definisi dan pemahaman yang berbeda terhadap beberapa konsep penting dalam studi hadis. Keduanya juga berbeda pada tataran epistemologis, di mana Ouzon lebih mengutamakan rasionalitas daripada nas, yang berkebalikan dengan al-Kurdi. Sedangkan di level aksiologi, Ouzon bertujuan agar manusia menggunakan akal sehatnya untuk tidak tunduk pada teks yang dianggap sakral namun diskriminatif. Di sisi lain, kritik al-Kurdi bukan sekedar meluruskan kesalahan-kesalahan Ouzon. Lebih dari itu, dia berharap hadis tidak terus berkurang jumlahnya karena selalu menjadi bahan kritik para pemikir modern.[The Study of Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari: Philosophical-Critical Analysis of al-Kurdi Criticim’s on Ouzon. Although known as the most correct book after the Qur'an, and is the most valid hadith book, Shahih al-Bukhari is not free from criticism. One of the thinkers who is massive in criticizing the Book is Zakaria Ouzon, who writen his thoughts in a work entitled Jinayah al-Bukhari. And, it was Marwan al-Kurdi through his al-Jinayah ‘ala al-Bukhari who later gave a counter criticism of Ouzon's work. This study aims to see the thoughts of al-Kurdi in his work al-Jinayah ‘ala al-Bukhari and the difference with Ouzon who criticized Shahih al-Bukhari. By applying the ontology, epistemology, and axiology approaches in analyzing, this study found several fundamental differences that caused the two to be very different in looking at the traditions. At the level of ontology, both have different definitions and understandings of some important concepts in the study of hadith. Both are also different at the epistemological level, where Ouzon prefers rationality to naṣ, which is the opposite of al-Kurdi. And at the level of axiology, Ouzon aims that humans use their mind to not submit to religious texts, even that are sacred, but are discriminatory. On the other hand, al-Kurdi's criticism is not just correcting Ouzon's mistakes. He hopes that no more decreasing the number of hadiths because they have always been the subject of criticism by modern thinkers.]\",\"PeriodicalId\":31822,\"journal\":{\"name\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21043/riwayah.v7i2.10158\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v7i2.10158","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
尽管它被认为是自《古兰经》以来最正确的书,也是最具讽刺意味的圣训,但沙希赫·阿尔布哈里并没有受到很多批评。最伟大的思想家之一是扎卡里亚·乌松(Zakaria Ouzon),他的思想集中在一部名为《金达达·阿布哈里》(jindad al-Bukhari)的作品中。然而,有一天,马尔万·阿尔-库尔德人通过他的著作《Al-Jinayah al- bukka》对Ouzon的作品进行了反击。这项研究的目的是在al- jindad ' ala al-Bukhari的作品中看到库尔德人的想法,以及Ouzon对Sahih al-Bukhari进行批评的想法。通过本体学、认识学和行动学的分析方法,这项研究发现了一些根本性上的差异,这些差异导致对圣训的看法截然不同。在本体学的层面上,它们对圣训研究中的一些重要概念有不同的定义和理解。他们在认识论上也有很大的不同,在认识论上,Ouzon更重视理性,而不是与库尔德人相反的nas。至于行动论,Ouzon的目标是让人们用他们的常识来不遵守被认为是神圣但具有歧视性的文本。另一方面,库尔德人的批评不仅仅是纠正Ouzon的错误。更重要的是,他希望圣训不要继续减少,因为圣训一直是现代思想家的批评对象。[al- jindad ' ala al-Bukhari的研究:哲学对库尔德critical Analysis Criticim在Ouzon。虽然我们知道,在古兰经之后,这本书是最正确的书,它是最有效的圣典,认为谁如此严重地批评了这本书是Zakaria Ouzon,他把自己的想法写在了一篇关于al-Bukhari的论文中。后来,有一天,马尔万·阿尔-布通过他的al- jindad ' ala - buks给了一个关于Ouzon工作的计数器。这项研究表明,在他的工作中,al- jindad al- bukday的思想与Ouzon who criticized Shahih al- bukday的思想不同。根据分析学、认识论和公理的评估,这项研究发现了导致两人在传统中截然不同的基本差异。在本体论的层面上,他们都有不同的定义和对圣训研究中一些重要的概念的理解。也都是不同的at the epistemological层面,哪里Ouzon prefers rationality naṣ,该是al-Kurdi之相反。在公理的层面上,人类用他们的思想不向宗教文本屈服,即使这是神圣的,但却被谴责。另一方面,库尔德人的critcism不只是纠正Ouzon的错误。他希望听众不要再因为他们总是被现代思想所批判
STUDI KITAB AL-JINAYAH ‘ALA AL-BUKHARI: Analisis Filosofis-Kritis Kritik Marwan Al-Kurdi Terhadap Zakaria Ouzon
Meskipun dianggap sebagai kitab yang paling benar setelah al-Qur'an, dan merupakan kitab hadis paling sahih, Shahih al-Bukhari tidaklah terlepas dari berbagai kritik. Salah satu pemikir yang masif mengkritik kitab tersebut adalah Zakaria Ouzon, dimana pemikirannya dituangkan dalam sebuah karya yang berjudul Jinayah al-Bukhari. Namun, adalah Marwan al-Kurdi melalui karyanya Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari yang kemudian memberikan kritik balasan terhadap karya Ouzon tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemikiran al-Kurdi dalam karyanya Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari serta perbedaannya dengan Ouzon yang melakukan kritik terhadap Sahih al-Bukhari. Dengan menggunakan pendekatan ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam menganalisis, penelitian ini menemukan beberapa perbedaan mendasar yang menyebabkan keduanya sangat berbeda dalam memandang hadis. Pada tingkat ontologi, keduanya memiliki definisi dan pemahaman yang berbeda terhadap beberapa konsep penting dalam studi hadis. Keduanya juga berbeda pada tataran epistemologis, di mana Ouzon lebih mengutamakan rasionalitas daripada nas, yang berkebalikan dengan al-Kurdi. Sedangkan di level aksiologi, Ouzon bertujuan agar manusia menggunakan akal sehatnya untuk tidak tunduk pada teks yang dianggap sakral namun diskriminatif. Di sisi lain, kritik al-Kurdi bukan sekedar meluruskan kesalahan-kesalahan Ouzon. Lebih dari itu, dia berharap hadis tidak terus berkurang jumlahnya karena selalu menjadi bahan kritik para pemikir modern.[The Study of Al-Jinayah ‘ala al-Bukhari: Philosophical-Critical Analysis of al-Kurdi Criticim’s on Ouzon. Although known as the most correct book after the Qur'an, and is the most valid hadith book, Shahih al-Bukhari is not free from criticism. One of the thinkers who is massive in criticizing the Book is Zakaria Ouzon, who writen his thoughts in a work entitled Jinayah al-Bukhari. And, it was Marwan al-Kurdi through his al-Jinayah ‘ala al-Bukhari who later gave a counter criticism of Ouzon's work. This study aims to see the thoughts of al-Kurdi in his work al-Jinayah ‘ala al-Bukhari and the difference with Ouzon who criticized Shahih al-Bukhari. By applying the ontology, epistemology, and axiology approaches in analyzing, this study found several fundamental differences that caused the two to be very different in looking at the traditions. At the level of ontology, both have different definitions and understandings of some important concepts in the study of hadith. Both are also different at the epistemological level, where Ouzon prefers rationality to naṣ, which is the opposite of al-Kurdi. And at the level of axiology, Ouzon aims that humans use their mind to not submit to religious texts, even that are sacred, but are discriminatory. On the other hand, al-Kurdi's criticism is not just correcting Ouzon's mistakes. He hopes that no more decreasing the number of hadiths because they have always been the subject of criticism by modern thinkers.]