P. Wirawan, I Nyoman Gede Astina, Komang Ratih Tunjungsari, A. A. Ayu Arun Suwi Arianty, I Gusti Made Sukaarnawa
{"title":"可持续发展的替代旅游发展战略","authors":"P. Wirawan, I Nyoman Gede Astina, Komang Ratih Tunjungsari, A. A. Ayu Arun Suwi Arianty, I Gusti Made Sukaarnawa","doi":"10.25078/pariwisata.v7i2.845","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Wisata alternatif merupakan solusi dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul dari pengembangan wisata massa (mass tourism). Pola motivasi wisatawan sekarang pun sudah mulai bergeser dari wisata massal (mass tourism) ke wisata alternatif (alternative tourism). Salah satu wisata alternatif tersebut adalah budaya mepantigan yang merupakan sebuah kreasi seni dan budaya yang memadukan unsur-unsur seni bela diri, tarian, drama, gamelan, dan harmonisasi antara flora dan fauna di Pondok Mepantigan yang terletak di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Tujuan penelitian ini ingin menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana strategi pengembangan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali; dan (2) Siapa dan apa peran yang dimainkan pihak-pihak dalam membangun strategi pengembangkan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan memerlukan empat pihak yang memegang peran penting: Pertama, peran masyarakat, Kedua, peran pemerintah desa, peran swasta, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Selain itu, pilar pengembangan wisata alternatif mepantingan yang berkelanjutan meliputi: pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, dan pelestarian lingkungan. \n ","PeriodicalId":32045,"journal":{"name":"Religious Jurnal Studi AgamaAgama dan Lintas Budaya","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Strategi Pengembangan Wisata Alternatif Mepantigan Yang Berkelanjutan\",\"authors\":\"P. Wirawan, I Nyoman Gede Astina, Komang Ratih Tunjungsari, A. A. Ayu Arun Suwi Arianty, I Gusti Made Sukaarnawa\",\"doi\":\"10.25078/pariwisata.v7i2.845\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Wisata alternatif merupakan solusi dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul dari pengembangan wisata massa (mass tourism). Pola motivasi wisatawan sekarang pun sudah mulai bergeser dari wisata massal (mass tourism) ke wisata alternatif (alternative tourism). Salah satu wisata alternatif tersebut adalah budaya mepantigan yang merupakan sebuah kreasi seni dan budaya yang memadukan unsur-unsur seni bela diri, tarian, drama, gamelan, dan harmonisasi antara flora dan fauna di Pondok Mepantigan yang terletak di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Tujuan penelitian ini ingin menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana strategi pengembangan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali; dan (2) Siapa dan apa peran yang dimainkan pihak-pihak dalam membangun strategi pengembangkan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan memerlukan empat pihak yang memegang peran penting: Pertama, peran masyarakat, Kedua, peran pemerintah desa, peran swasta, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Selain itu, pilar pengembangan wisata alternatif mepantingan yang berkelanjutan meliputi: pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, dan pelestarian lingkungan. \\n \",\"PeriodicalId\":32045,\"journal\":{\"name\":\"Religious Jurnal Studi AgamaAgama dan Lintas Budaya\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-09-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Religious Jurnal Studi AgamaAgama dan Lintas Budaya\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25078/pariwisata.v7i2.845\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religious Jurnal Studi AgamaAgama dan Lintas Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25078/pariwisata.v7i2.845","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Strategi Pengembangan Wisata Alternatif Mepantigan Yang Berkelanjutan
Wisata alternatif merupakan solusi dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul dari pengembangan wisata massa (mass tourism). Pola motivasi wisatawan sekarang pun sudah mulai bergeser dari wisata massal (mass tourism) ke wisata alternatif (alternative tourism). Salah satu wisata alternatif tersebut adalah budaya mepantigan yang merupakan sebuah kreasi seni dan budaya yang memadukan unsur-unsur seni bela diri, tarian, drama, gamelan, dan harmonisasi antara flora dan fauna di Pondok Mepantigan yang terletak di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Tujuan penelitian ini ingin menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana strategi pengembangan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali; dan (2) Siapa dan apa peran yang dimainkan pihak-pihak dalam membangun strategi pengembangkan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata alternatif mepantigan yang berkelanjutan memerlukan empat pihak yang memegang peran penting: Pertama, peran masyarakat, Kedua, peran pemerintah desa, peran swasta, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Selain itu, pilar pengembangan wisata alternatif mepantingan yang berkelanjutan meliputi: pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, dan pelestarian lingkungan.