{"title":"Analisis Pandangan Abdul Moqsith Ghazali dan Hamid Fahmy Zarkasyi terhadap Pluralisme Agama dalam Penafsiran Ayat-Ayat Al-Quran","authors":"Fauzan Hidayatullah","doi":"10.22373/jpi.v3i1.16858","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The issue of religious pluralism continues to resonate in the millennial era. In this context, Abdul Moqsith Ghazali and Hamid Fahmy Zarkasyi are two contemporary figures whose perspectives and interpretations of Quranic verses related to religious pluralism are relevant for further examination. The aim of this research is to analyze the views of both figures on religious pluralism and their interpretations of verses regarding the salvation of religious communities found in Surah Al-Baqarah [2]:62 and Surah Al-Maidah [5]:69. This study employs a library research method, utilizing primary data from Abdul Moqsith Ghazali's work, \"Argumen Pluralisme Agama\" (Arguments for Religious Pluralism), and Hamid Fahmi Zarkasyi's works, \"Misykat\" and \"Pluralisme Agama\" (Religious Pluralism). Secondary data includes Tafsir literature and other relevant sources.. The findings of this research indicate that, in terms of interpretation, Hamid's perspective is more comprehensive and objective. However, within the context of interreligious harmony, Abdul Moqsith's viewpoint is more contextual and better aligned with the realities of society.bergaung hingga era millennial saat ini. Dalam konteks ini, Abdul Moqsith Ghazali dan Hamid Fahmy Zarkasyi merupakan dua tokoh kontemporer yang relevan untuk dikaji pandangan dan penafsiran mereka terhadap ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan pluralisme agama. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pandangan kedua tokoh tersebut terhadap pluralisme agama dan penafsiran mereka terhadap ayat-ayat tentang keselamatan umat beragama yang terdapat pada QS. Al-Baqarah [2]:62 dan QS. Al-Maidah [5]:69. Metode penelitian menggunakan studi kepustakaan dengan data primer berupa karya Abdul Moqsith Ghazali: \"Argumen Pluralisme Agama\" dan karya Hamid Fahmi Zarkasyi: \"Misykat\" dan \"Pluralisme Agama\". Data sekunder yang digunakan meliputi kitab tafsir dan sumber-sumber relevan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi penafsiran, pandangan Hamid lebih komprehensif dan objektif. Namun, dalam konteks kerukunan umat beragama, pendapat Abdul Moqsith lebih kontekstual dan lebih dapat diterima oleh realitas masyarakat.","PeriodicalId":32157,"journal":{"name":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jpi.v3i1.16858","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
宗教多元化的问题在千禧年继续引起共鸣。在这种背景下,Abdul Moqsith Ghazali和Hamid Fahmy Zarkasyi是两位当代人物,他们对与宗教多元化有关的古兰经经文的观点和解释值得进一步研究。本研究的目的是分析这两位人物对宗教多元化的看法,以及他们对《巴卡拉章》[2]:62和《迈达章》[5]:69中有关宗教团体得救的经文的解释。本研究采用了图书馆研究方法,利用了Abdul Moqsith Ghazali的著作“Argumen Pluralisme Agama”(宗教多元主义的论点)和Hamid Fahmi Zarkasyi的著作“Misykat”和“Pluralisme Agama”(宗教多元主义)的主要数据。二手资料包括Tafsir文献和其他相关来源。本研究结果表明,哈米德的视角在解读上更为全面和客观。然而,在宗教间和谐的背景下,Abdul Moqsith的观点更符合背景,更符合社会现实。伯乐兴嘉时代的千禧一代。达拉姆·康泰克斯尼,阿卜杜勒·穆克西斯·加扎利,哈米德·法赫米·扎卡西尼·康泰克斯尼,阿卜杜尔·穆克西尼,哈米德·法赫米·扎卡西尼·康泰克斯尼,阿卜杜尔·康泰克斯尼,哈米德·法赫米·扎卡西尼·康泰克斯尼,哈米德·法赫米·扎卡西尼。Tujuan penelitian ini adalah menganalis pandangan kedua tokoh terh,但terhadap pluralism agama,但penafsiran mereka, terhadap ayat-ayat tentenang keselamatan umat beragama yang terdapat pagada QS。中华医学杂志[2]:62丹。Al-Maidah[5]: 69。Metode penelitian menggunakan study kepusstakan dengan data primer berupa karya Abdul Moqsith Ghazali:“Argumen Pluralisme Agama”dan karya Hamid Fahmi Zarkasyi:“Misykat”dan Pluralisme Agama”。数据检索隶属于杨迪古纳坎meliputi,数据检索隶属于杨迪古纳坎meliputi,数据检索隶属于杨迪古纳坎meliputi。哈西尔·佩内利安·梅农·朱克坎·巴瓦达里·佩内利安,潘丹甘·哈米德·莱比赫,理解他的目标。Namun, dalam konteks kerukunan umat beragama, pendapat Abdul Moqsith lebih kontekstual dan lebih dapat diterima oleh realitas masyarakat。
Analisis Pandangan Abdul Moqsith Ghazali dan Hamid Fahmy Zarkasyi terhadap Pluralisme Agama dalam Penafsiran Ayat-Ayat Al-Quran
The issue of religious pluralism continues to resonate in the millennial era. In this context, Abdul Moqsith Ghazali and Hamid Fahmy Zarkasyi are two contemporary figures whose perspectives and interpretations of Quranic verses related to religious pluralism are relevant for further examination. The aim of this research is to analyze the views of both figures on religious pluralism and their interpretations of verses regarding the salvation of religious communities found in Surah Al-Baqarah [2]:62 and Surah Al-Maidah [5]:69. This study employs a library research method, utilizing primary data from Abdul Moqsith Ghazali's work, "Argumen Pluralisme Agama" (Arguments for Religious Pluralism), and Hamid Fahmi Zarkasyi's works, "Misykat" and "Pluralisme Agama" (Religious Pluralism). Secondary data includes Tafsir literature and other relevant sources.. The findings of this research indicate that, in terms of interpretation, Hamid's perspective is more comprehensive and objective. However, within the context of interreligious harmony, Abdul Moqsith's viewpoint is more contextual and better aligned with the realities of society.bergaung hingga era millennial saat ini. Dalam konteks ini, Abdul Moqsith Ghazali dan Hamid Fahmy Zarkasyi merupakan dua tokoh kontemporer yang relevan untuk dikaji pandangan dan penafsiran mereka terhadap ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan pluralisme agama. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pandangan kedua tokoh tersebut terhadap pluralisme agama dan penafsiran mereka terhadap ayat-ayat tentang keselamatan umat beragama yang terdapat pada QS. Al-Baqarah [2]:62 dan QS. Al-Maidah [5]:69. Metode penelitian menggunakan studi kepustakaan dengan data primer berupa karya Abdul Moqsith Ghazali: "Argumen Pluralisme Agama" dan karya Hamid Fahmi Zarkasyi: "Misykat" dan "Pluralisme Agama". Data sekunder yang digunakan meliputi kitab tafsir dan sumber-sumber relevan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi penafsiran, pandangan Hamid lebih komprehensif dan objektif. Namun, dalam konteks kerukunan umat beragama, pendapat Abdul Moqsith lebih kontekstual dan lebih dapat diterima oleh realitas masyarakat.