{"title":"民族民族主义从布哈里祭司、伊本·希班和得米兹的历史背景来看","authors":"Suci Emilia Fitriani, T. Arifin","doi":"10.22373/jpi.v2i2.14188","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The purpose of this research is to find out specifically about nationalism from the perspective of the hadith of Imam Bukhari, Ibnu Hibban, and Tirmidzi. The research method used is a descriptive analytical method that applies a qualitative approach and uses various relevant references as data sources. Data were collected using literature study techniques, which were then analyzed using content analysis techniques. The results of this study indicate that Islam is the first religion to realize the concept of citizenship, including nationalism. The assumption that Islam is not compatible with nationalism and that the value of nationalism has no basis in Islam, either in the Qur'an or Hadith, is incorrect. According to the Hadith that have been researched showing that the Messenger of Allah highly respected the value of nationalism, it is explained that when the Messenger of Allah returned from traveling and SAW the walls of Madinah, he accelerated the pace of his camel. Because of his love for Madinah, he moves the camel when he rides it. In another hadith, it's said that the proof of the love of the Prophet was when he was forced to leave the city of Makkah. The Prophet actually did not want to leave the city of Makkah because he loved the city so much, but he was forced to leave because the people of the city of Makkah were expelled. The Hadith shows that the Prophet was a person who upheld the value of nationalism and had great love for his country.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus mengenai nasionalisme bangsa dalam perspektif Hadits Imam Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analitis dan mengaplikasikan pendekatan kualitatif, serta menggunakan berbagai referensi yang relevan sebagai sumber data. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi literatur yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama pertama yang merealisasikan konsep kewarganegaraan termasuk juga nasionalisme. Anggapan bahwa Islam tidak kompatibel dengan nasionalisme dan nilai nasionalisme tidak memiliki landasan dalam agama Islam baik di dalam Al Qur’an ataupun Al Hadits itu tidak tepat. Menurut Hadits-Hadits yang telah diteliti menunjukkan bahwa Rasulullah sangatlah menjunjung nilai nasionalisme, dijelaskan bahwa ketika Rasulullah kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. Dalam Hadits lainnya dikatakan bahwa bukti kecintaan Rasulullah ketika beliau di paksa meninggalkan kota Makkah Rasulullah sebenarnya tidak ingin meninggalkan kota Makkah karena beliau begitu mencintai kota tersebut akan tetapi beliau terpaksa pergi karena di usir oleh masyarakat kota Makkah. Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan orang yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme serta kecintaan terhadap negerinya begitu besar. ","PeriodicalId":32157,"journal":{"name":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Nasionalisme Bangsa dalam Perspektif Hadits Riwayat Imam Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi\",\"authors\":\"Suci Emilia Fitriani, T. Arifin\",\"doi\":\"10.22373/jpi.v2i2.14188\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The purpose of this research is to find out specifically about nationalism from the perspective of the hadith of Imam Bukhari, Ibnu Hibban, and Tirmidzi. The research method used is a descriptive analytical method that applies a qualitative approach and uses various relevant references as data sources. Data were collected using literature study techniques, which were then analyzed using content analysis techniques. The results of this study indicate that Islam is the first religion to realize the concept of citizenship, including nationalism. The assumption that Islam is not compatible with nationalism and that the value of nationalism has no basis in Islam, either in the Qur'an or Hadith, is incorrect. According to the Hadith that have been researched showing that the Messenger of Allah highly respected the value of nationalism, it is explained that when the Messenger of Allah returned from traveling and SAW the walls of Madinah, he accelerated the pace of his camel. Because of his love for Madinah, he moves the camel when he rides it. In another hadith, it's said that the proof of the love of the Prophet was when he was forced to leave the city of Makkah. The Prophet actually did not want to leave the city of Makkah because he loved the city so much, but he was forced to leave because the people of the city of Makkah were expelled. The Hadith shows that the Prophet was a person who upheld the value of nationalism and had great love for his country.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus mengenai nasionalisme bangsa dalam perspektif Hadits Imam Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analitis dan mengaplikasikan pendekatan kualitatif, serta menggunakan berbagai referensi yang relevan sebagai sumber data. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi literatur yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama pertama yang merealisasikan konsep kewarganegaraan termasuk juga nasionalisme. Anggapan bahwa Islam tidak kompatibel dengan nasionalisme dan nilai nasionalisme tidak memiliki landasan dalam agama Islam baik di dalam Al Qur’an ataupun Al Hadits itu tidak tepat. Menurut Hadits-Hadits yang telah diteliti menunjukkan bahwa Rasulullah sangatlah menjunjung nilai nasionalisme, dijelaskan bahwa ketika Rasulullah kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. Dalam Hadits lainnya dikatakan bahwa bukti kecintaan Rasulullah ketika beliau di paksa meninggalkan kota Makkah Rasulullah sebenarnya tidak ingin meninggalkan kota Makkah karena beliau begitu mencintai kota tersebut akan tetapi beliau terpaksa pergi karena di usir oleh masyarakat kota Makkah. Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan orang yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme serta kecintaan terhadap negerinya begitu besar. \",\"PeriodicalId\":32157,\"journal\":{\"name\":\"Akademika Jurnal Pemikiran Islam\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Akademika Jurnal Pemikiran Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jpi.v2i2.14188\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jpi.v2i2.14188","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究的目的是从伊玛目布哈里、伊布·希班和蒂尔米兹的圣训的角度来具体了解民族主义。使用的研究方法是一种描述性分析方法,采用定性方法,并使用各种相关参考文献作为数据源。使用文献研究技术收集数据,然后使用内容分析技术对数据进行分析。本研究结果表明,伊斯兰教是最早实现公民身份概念的宗教,包括民族主义。认为伊斯兰教与民族主义不相容,民族主义的价值在伊斯兰教中没有基础,无论是古兰经还是圣训,都是不正确的。据研究表明,安拉的使者高度尊重民族主义的价值的圣训,解释说,当安拉的使者从旅行回来,看到麦地那的城墙,他加快了他的骆驼的步伐。因为他对麦地那的爱,他骑骆驼的时候会移动骆驼。在另一篇圣训中,据说先知的爱的证明是他被迫离开麦加城。先知实际上并不想离开麦加城,因为他非常爱这座城市,但他被迫离开,因为麦加城的居民被驱逐了。圣训表明,先知是一个坚持民族主义价值观的人,对他的国家有极大的爱。[摘要]布哈里,伊布·希布班·丹·蒂米齐,民族主义,民族主义,民族主义。Metode Penelitian yang digunakan yitu Metode deskriptif分析dan mengaguakan pendekatan质量,serta menggunakan berbagai参考yang相关和sebagai数量数据。资料:邓安梦古那坎技术研究文献杨克谟甸技术分析邓安梦古那坎技术分析。哈西尔penelitian ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama pertama yang meralisasikan konsep ganegaraan termasuk juga民族主义。Anggapan bahwa Islam tidak kompatibel dengan民族主义dan nilai民族主义tidak memiliki landasan dalam agama Islam . baik di dalam Al quan ataupun Al haditis tidak tepat。menuut Hadits-Hadits yang telah diteliti menunjukkan bahwa rasullah sangatlah menjunjung nilai民族主义,dijelaskan bahwa ketika rasullah kembali dari bepergian, dan melihat dinding- dinah beliau mempercepat laju untanya。Apabila belief menunggangi unta maka belau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan belief pada Madinah。Dalam Hadits lainnya dikatakan bahwa bukti kecintaan Rasulullah ketika beliau di paksa meninggalkan kota Makkah Rasulullah sebenanya titika beliau在meninggalkan kota Makkah, Makkah karena beliau开始menintai kota terseakan tetapi beliau terpaksa pergi karena di usir oleh masyarakat kota Makkah。这句话很简单,但是menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan orang menjunjung tinggi nilai民族主义是一种民族主义,这种民族主义是一种民族主义。
Nasionalisme Bangsa dalam Perspektif Hadits Riwayat Imam Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi
The purpose of this research is to find out specifically about nationalism from the perspective of the hadith of Imam Bukhari, Ibnu Hibban, and Tirmidzi. The research method used is a descriptive analytical method that applies a qualitative approach and uses various relevant references as data sources. Data were collected using literature study techniques, which were then analyzed using content analysis techniques. The results of this study indicate that Islam is the first religion to realize the concept of citizenship, including nationalism. The assumption that Islam is not compatible with nationalism and that the value of nationalism has no basis in Islam, either in the Qur'an or Hadith, is incorrect. According to the Hadith that have been researched showing that the Messenger of Allah highly respected the value of nationalism, it is explained that when the Messenger of Allah returned from traveling and SAW the walls of Madinah, he accelerated the pace of his camel. Because of his love for Madinah, he moves the camel when he rides it. In another hadith, it's said that the proof of the love of the Prophet was when he was forced to leave the city of Makkah. The Prophet actually did not want to leave the city of Makkah because he loved the city so much, but he was forced to leave because the people of the city of Makkah were expelled. The Hadith shows that the Prophet was a person who upheld the value of nationalism and had great love for his country.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus mengenai nasionalisme bangsa dalam perspektif Hadits Imam Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analitis dan mengaplikasikan pendekatan kualitatif, serta menggunakan berbagai referensi yang relevan sebagai sumber data. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi literatur yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama pertama yang merealisasikan konsep kewarganegaraan termasuk juga nasionalisme. Anggapan bahwa Islam tidak kompatibel dengan nasionalisme dan nilai nasionalisme tidak memiliki landasan dalam agama Islam baik di dalam Al Qur’an ataupun Al Hadits itu tidak tepat. Menurut Hadits-Hadits yang telah diteliti menunjukkan bahwa Rasulullah sangatlah menjunjung nilai nasionalisme, dijelaskan bahwa ketika Rasulullah kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. Dalam Hadits lainnya dikatakan bahwa bukti kecintaan Rasulullah ketika beliau di paksa meninggalkan kota Makkah Rasulullah sebenarnya tidak ingin meninggalkan kota Makkah karena beliau begitu mencintai kota tersebut akan tetapi beliau terpaksa pergi karena di usir oleh masyarakat kota Makkah. Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan orang yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme serta kecintaan terhadap negerinya begitu besar.