{"title":"圣战大奖赛Ansor Tegalwangi的意义和行为:社会学知识分析","authors":"Imam Muhajir Putra","doi":"10.22373/jpi.v2i2.15163","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article aims to reveal the meaning of jihad from the view of GP Ansor Tegalwangi and its relation to knowledge and social construction. This article uses a qualitative approach, in which the researcher presents data in a descriptive-analytical form. This study concludes that there are three meanings of jihad from the perspective of GP Ansor Tegalwangi. First, the objective meaning is cultural-institutional jihad resulting from the process of appreciating the verses of the Qur’an by individuals, which then becomes collective knowledge. Second, the expressive meaning can be seen from the individual's perception of the experience of jihad in the organizational sphere. Third, the meaning of the documentary is in the form of an action performed that then became a tradition as a whole. Thus, jihad is not only oriented towards status quo political goals, but jihad is also a concept that leads individuals to a priori knowledge; the meaning of the concept of jihad strongly influences the externalization of jihad. The meaning and implementation of jihad also cannot be separated from the context of society, including its sociological and humanitarian aspects.AbstrakArtikel ini bertujuan mengungkap makna jihad dari pandangan GP Ansor Tegalwangi dan kaitannya dengan pengetahuan dan konstruksi sosial. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana peneliti menyajikan data dalam bentuk deskriptif-analitik. Kajian ini menyimpulkan bahwa ada tiga makna jihad dari sudut pandang GP Ansor Tegalwangi. Pertama, makna objektif adalah jihad kultural-institusional yang dihasilkan dari proses penghayatan ayat-ayat Al-Qur'an oleh individu, yang kemudian menjadi pengetahuan kolektif. Kedua, makna ekspresif dapat dilihat dari persepsi individu terhadap pengalaman jihad dalam lingkup organisasi. Ketiga, makna dokumenter berupa aksi yang dilakukan yang kemudian menjadi tradisi secara keseluruhan. Dengan demikian, jihad tidak hanya berorientasi pada tujuan politik status quo, tetapi jihad juga merupakan konsep yang membawa individu pada pengetahuan apriori; pemaknaan konsep jihad sangat mempengaruhi eksternalisasi jihad. Makna dan implementasi jihad juga tidak lepas dari konteks masyarakat, termasuk aspek sosiologis dan kemanusiaan.","PeriodicalId":32157,"journal":{"name":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","volume":"33 9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Makna dan Perilaku Jihad GP Ansor Tegalwangi: Analisis Sosiologi Pengetahuan\",\"authors\":\"Imam Muhajir Putra\",\"doi\":\"10.22373/jpi.v2i2.15163\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article aims to reveal the meaning of jihad from the view of GP Ansor Tegalwangi and its relation to knowledge and social construction. This article uses a qualitative approach, in which the researcher presents data in a descriptive-analytical form. This study concludes that there are three meanings of jihad from the perspective of GP Ansor Tegalwangi. First, the objective meaning is cultural-institutional jihad resulting from the process of appreciating the verses of the Qur’an by individuals, which then becomes collective knowledge. Second, the expressive meaning can be seen from the individual's perception of the experience of jihad in the organizational sphere. Third, the meaning of the documentary is in the form of an action performed that then became a tradition as a whole. Thus, jihad is not only oriented towards status quo political goals, but jihad is also a concept that leads individuals to a priori knowledge; the meaning of the concept of jihad strongly influences the externalization of jihad. The meaning and implementation of jihad also cannot be separated from the context of society, including its sociological and humanitarian aspects.AbstrakArtikel ini bertujuan mengungkap makna jihad dari pandangan GP Ansor Tegalwangi dan kaitannya dengan pengetahuan dan konstruksi sosial. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana peneliti menyajikan data dalam bentuk deskriptif-analitik. Kajian ini menyimpulkan bahwa ada tiga makna jihad dari sudut pandang GP Ansor Tegalwangi. Pertama, makna objektif adalah jihad kultural-institusional yang dihasilkan dari proses penghayatan ayat-ayat Al-Qur'an oleh individu, yang kemudian menjadi pengetahuan kolektif. Kedua, makna ekspresif dapat dilihat dari persepsi individu terhadap pengalaman jihad dalam lingkup organisasi. Ketiga, makna dokumenter berupa aksi yang dilakukan yang kemudian menjadi tradisi secara keseluruhan. Dengan demikian, jihad tidak hanya berorientasi pada tujuan politik status quo, tetapi jihad juga merupakan konsep yang membawa individu pada pengetahuan apriori; pemaknaan konsep jihad sangat mempengaruhi eksternalisasi jihad. Makna dan implementasi jihad juga tidak lepas dari konteks masyarakat, termasuk aspek sosiologis dan kemanusiaan.\",\"PeriodicalId\":32157,\"journal\":{\"name\":\"Akademika Jurnal Pemikiran Islam\",\"volume\":\"33 9 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Akademika Jurnal Pemikiran Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jpi.v2i2.15163\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jpi.v2i2.15163","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
本文旨在从GP Ansor Tegalwangi的视角揭示圣战的意义及其与知识和社会建构的关系。这篇文章使用定性的方法,其中研究人员提出的数据在描述分析的形式。本研究从GP Ansor Tegalwangi的角度得出圣战的三种含义。首先,客观意义是文化制度上的圣战,这是由个人欣赏古兰经经文的过程产生的,然后成为集体知识。第二,表达意义可以从个人在组织领域对圣战经验的感知中看出。第三,纪录片的意义在于表演的动作的形式,然后成为一个整体的传统。因此,圣战不仅是针对现状的政治目标,而且也是一个将个人引向先验知识的概念;圣战概念的含义强烈地影响着圣战的外化。圣战的意义和实施也不能脱离社会背景,包括其社会学和人道主义方面。[摘要]artikel ini bertujuan mengungkap makna jihad dari pandangan GP Ansor Tegalwangi dan kaitannya dengan pengetahuan dan konstruksi social。Artikel ini menggunakan pendekatan quality, dimana peneliti menyajikan数据dalam bentuk数据分析。Kajian ini menypulkkan bahwa ada tiga makna jihad dari sudut pandang GP Ansor Tegalwangi。Pertama, makna objektif adalah jihad文化机构yang dihasilkan dari proses penghayatan ayat-ayat al- quuran oleh个人,yang kemudian menjadi pengetahuan kolektif。Kedua, makna表示:“我认为这是一种民主主义,是一种个人主义,而不是一种组织主义。”Ketiga, makna文献中心berupa aksi yang dilakukan yang kemudian menjadi tradisi secara keseluruhan。Dengan demikian,圣战有些hanya berorientasi篇tujuan政治现状,tetapi圣战轭merupakan konsep杨membawa最篇pengetahuan推测的;Pemaknaan konsep jihad sangat mempengaruhi eksternalisasi jihad。Makna dan implementasi jihad juga tidak lepas dari konteks masyarakat, termasuk口语生理学家dan kemanusian。
Makna dan Perilaku Jihad GP Ansor Tegalwangi: Analisis Sosiologi Pengetahuan
This article aims to reveal the meaning of jihad from the view of GP Ansor Tegalwangi and its relation to knowledge and social construction. This article uses a qualitative approach, in which the researcher presents data in a descriptive-analytical form. This study concludes that there are three meanings of jihad from the perspective of GP Ansor Tegalwangi. First, the objective meaning is cultural-institutional jihad resulting from the process of appreciating the verses of the Qur’an by individuals, which then becomes collective knowledge. Second, the expressive meaning can be seen from the individual's perception of the experience of jihad in the organizational sphere. Third, the meaning of the documentary is in the form of an action performed that then became a tradition as a whole. Thus, jihad is not only oriented towards status quo political goals, but jihad is also a concept that leads individuals to a priori knowledge; the meaning of the concept of jihad strongly influences the externalization of jihad. The meaning and implementation of jihad also cannot be separated from the context of society, including its sociological and humanitarian aspects.AbstrakArtikel ini bertujuan mengungkap makna jihad dari pandangan GP Ansor Tegalwangi dan kaitannya dengan pengetahuan dan konstruksi sosial. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana peneliti menyajikan data dalam bentuk deskriptif-analitik. Kajian ini menyimpulkan bahwa ada tiga makna jihad dari sudut pandang GP Ansor Tegalwangi. Pertama, makna objektif adalah jihad kultural-institusional yang dihasilkan dari proses penghayatan ayat-ayat Al-Qur'an oleh individu, yang kemudian menjadi pengetahuan kolektif. Kedua, makna ekspresif dapat dilihat dari persepsi individu terhadap pengalaman jihad dalam lingkup organisasi. Ketiga, makna dokumenter berupa aksi yang dilakukan yang kemudian menjadi tradisi secara keseluruhan. Dengan demikian, jihad tidak hanya berorientasi pada tujuan politik status quo, tetapi jihad juga merupakan konsep yang membawa individu pada pengetahuan apriori; pemaknaan konsep jihad sangat mempengaruhi eksternalisasi jihad. Makna dan implementasi jihad juga tidak lepas dari konteks masyarakat, termasuk aspek sosiologis dan kemanusiaan.