{"title":"Surat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022 dalam Perspektif Islam Wasathiyah: Analisis Fungsi Toa, dan Pendapat Ulama","authors":"Alam An Shori","doi":"10.22373/jpi.v3i1.16933","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Minister of Religious Affairs Circular Letter No. 05/2022 regarding guidelines for the use of loudspeakers in mosques and prayer rooms has attracted attention from various groups, including representatives of the people. This study aims to: (1) Understand the definition of \"syiar\" (Islamic propagation) and the function of loudspeakers as a means of syiar; (2) Understand the opinions of scholars in assessing the circular letter regarding the volume guidelines for loudspeakers; (3) Understand the perspective of \"Wasathiyah\" (moderation) in evaluating the circular letter regarding the volume guidelines for loudspeakers. The regulation of loudspeaker volume aims to create a sense of comfort for all segments of society. \"Islam Wasathiyah\" is considered an appropriate solution to address the challenges faced by Muslims, particularly regarding tolerance among different religious communities and within the same religious community. The research method used is descriptive qualitative with the technique of reading and note-taking as the data collection method. The main data sources include the Minister of Religious Affairs Circular Letter No. 05/2022, relevant journals, and related news articles. Data processing involves several stages, including data reduction, data presentation, and verification. The findings include: (1) \"Siyar\" is the activity of manifesting symbols of Islam, and loudspeakers are currently considered as instruments of syiar used for the call to prayer, \"iqamah,\" and other religious activities. (2) Scholars from the Indonesian Council of Ulema (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), and Muhammadiyah agree that regulating the volume of loudspeakers is crucial to create mutual comfort. (3) The Minister of Religious Affairs Circular Letter No. 05/2022 reflects the values of \"Wasathiyah\" in the effort to achieve consensus and diversity in the use of loudspeakers.AbstrakSurat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara masjid dan musala telah menuai sorotan dari berbagai kalangan, termasuk para wakil rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui definisi tentang syiar dan fungsi TOA sebagai alat syiar; (2) Mengetahui pendapat para ulama dalam menilai surat edaran tentang pedoman volume pengeras suara; (3) Mengetahui perspektif wasathiyah dalam menilai surat edaran tentang pedoman volume pengeras suara. Pengaturan volume pengeras suara bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman bagi semua kalangan. Islam Wasathiyah dipandang sebagai solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan umat Islam terkait toleransi antar umat beragama dan seagama. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik baca dan catat sebagai teknik pengumpulan data. Sumber data utama adalah Surat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022, jurnal-jurnal sebagai kajian terdahulu, dan berita-berita terkait. Pengolahan data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Adapun hasil antara lain (1) Syiar merupakan kegiatan menampakkan simbol-simbol agama Islam, sedangkan TOA saat ini dianggap sebagai alat syiar yang digunakan untuk azan, iqamah, dan kegiatan keagamaan lainnya. (2) Para ulama dari MUI, NU, dan Muhammadiyah sepakat bahwa pengaturan volume pengeras suara sangat penting untuk menciptakan kenyamanan bersama. (3) Surat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022 mencerminkan nilai-nilai wasathiyah dalam upaya mencapai kesepakatan dan keberagaman penggunaan pengeras suara.","PeriodicalId":32157,"journal":{"name":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","volume":"71 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Akademika Jurnal Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jpi.v3i1.16933","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
宗教事务部长关于清真寺和祈祷室使用扬声器的指导方针的第05/2022号通函引起了包括人民代表在内的各团体的注意。本研究旨在:(1)了解“伊斯兰传播”(syiar)的定义以及扬声器作为伊斯兰传播手段的功能;(2)了解学者对有关扬声器音量准则的通函的评价意见;(3)理解“Wasathiyah”(适度)在评估关于扬声器音量指南的通函中的观点。调节扬声器音量的目的是为社会各阶层创造一种舒适感。“伊斯兰Wasathiyah”被认为是解决穆斯林所面临挑战的适当解决办法,特别是在不同宗教团体之间和同一宗教团体内部的容忍方面。本研究采用描述性定性研究方法,资料收集采用阅读法和笔记法。主要数据来源为宗教事务部长通函第05/2022号、相关期刊、相关新闻文章。数据处理包括几个阶段,包括数据简化、数据表示和验证。研究结果包括:(1)“Siyar”是表现伊斯兰教象征的活动,扬声器目前被认为是用于呼吁祈祷,“iqamah”和其他宗教活动的syiar工具。(2)印尼乌里玛理事会(MUI)、伊斯兰教士联合会(NU)和穆罕默迪亚(Muhammadiyah)的学者一致认为,调节扬声器的音量对创造相互舒适至关重要。(3)宗教事务部长第05/2022号通函反映了“Wasathiyah”的价值观,即努力在扬声器的使用上达成共识和多样性。【摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文摘要】【中文】【中文】【中文】【中文】【中文】【中文】【中文】【中文】【中文】【中文】【中文】Penelitian ini bertujuan untuk:(1) Mengetahui definisi tentang syiar danfunsi TOA sebagai alat syiar;(2) Mengetahui pendapat para ulama dalam menilai surat edaran tentang pedoman volume pengeras suara;(3)孟格塔辉透视法:水与水之间的关系,水与水之间的关系。pengeras suara bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman bagi semua kalangan。伊斯兰教:Wasathiyah dipandang sebagai solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan umat伊斯兰教:terkait tolersis antar umat beragama dan seagama。方法杨迪库纳坎adalaldeskripf质量登登登市的技术数据,并在北京的技术数据,企鹅。夏季数据utama adalah Surat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022, journal - journal sebagai kajian terdahulu, dan berita-berita terkait。蓬蓬拉罕数据dilakukan melalui tahap reduksi数据,彭亚健数据,丹验证kasi。(1)伊斯兰教的象征符号。(1)伊斯兰教的象征符号。(2)伊斯兰教的象征符号。(2) Para ulama dari MUI, NU, dan Muhammadiyah sepakat bahwa pengaturan volume pengeras suara sangat penting untuk menciptakan kenyamanan bersama。(3)腊月5日(农历新年)2022年五月二十一日(农历新年五月二十一日)
Surat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022 dalam Perspektif Islam Wasathiyah: Analisis Fungsi Toa, dan Pendapat Ulama
The Minister of Religious Affairs Circular Letter No. 05/2022 regarding guidelines for the use of loudspeakers in mosques and prayer rooms has attracted attention from various groups, including representatives of the people. This study aims to: (1) Understand the definition of "syiar" (Islamic propagation) and the function of loudspeakers as a means of syiar; (2) Understand the opinions of scholars in assessing the circular letter regarding the volume guidelines for loudspeakers; (3) Understand the perspective of "Wasathiyah" (moderation) in evaluating the circular letter regarding the volume guidelines for loudspeakers. The regulation of loudspeaker volume aims to create a sense of comfort for all segments of society. "Islam Wasathiyah" is considered an appropriate solution to address the challenges faced by Muslims, particularly regarding tolerance among different religious communities and within the same religious community. The research method used is descriptive qualitative with the technique of reading and note-taking as the data collection method. The main data sources include the Minister of Religious Affairs Circular Letter No. 05/2022, relevant journals, and related news articles. Data processing involves several stages, including data reduction, data presentation, and verification. The findings include: (1) "Siyar" is the activity of manifesting symbols of Islam, and loudspeakers are currently considered as instruments of syiar used for the call to prayer, "iqamah," and other religious activities. (2) Scholars from the Indonesian Council of Ulema (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), and Muhammadiyah agree that regulating the volume of loudspeakers is crucial to create mutual comfort. (3) The Minister of Religious Affairs Circular Letter No. 05/2022 reflects the values of "Wasathiyah" in the effort to achieve consensus and diversity in the use of loudspeakers.AbstrakSurat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara masjid dan musala telah menuai sorotan dari berbagai kalangan, termasuk para wakil rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui definisi tentang syiar dan fungsi TOA sebagai alat syiar; (2) Mengetahui pendapat para ulama dalam menilai surat edaran tentang pedoman volume pengeras suara; (3) Mengetahui perspektif wasathiyah dalam menilai surat edaran tentang pedoman volume pengeras suara. Pengaturan volume pengeras suara bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman bagi semua kalangan. Islam Wasathiyah dipandang sebagai solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan umat Islam terkait toleransi antar umat beragama dan seagama. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik baca dan catat sebagai teknik pengumpulan data. Sumber data utama adalah Surat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022, jurnal-jurnal sebagai kajian terdahulu, dan berita-berita terkait. Pengolahan data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Adapun hasil antara lain (1) Syiar merupakan kegiatan menampakkan simbol-simbol agama Islam, sedangkan TOA saat ini dianggap sebagai alat syiar yang digunakan untuk azan, iqamah, dan kegiatan keagamaan lainnya. (2) Para ulama dari MUI, NU, dan Muhammadiyah sepakat bahwa pengaturan volume pengeras suara sangat penting untuk menciptakan kenyamanan bersama. (3) Surat Edaran Menag Nomor 05 Tahun 2022 mencerminkan nilai-nilai wasathiyah dalam upaya mencapai kesepakatan dan keberagaman penggunaan pengeras suara.