Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Teori Jhon Dewey Pasca Pandemi Covid 2019 Pada Materi Fungsi Kelas XI Ma Darul Aitam Jerowaru
{"title":"Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Teori Jhon Dewey Pasca Pandemi Covid 2019 Pada Materi Fungsi Kelas XI Ma Darul Aitam Jerowaru","authors":"H. Abdullah, Ita Chairun Nissa, S. Sanapiah","doi":"10.33394/mpm.v10i2.6529","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah mastematis siswa MA Darul Aitam berdasrkan teori John Dewey dalam menyelesaikan soal fungsi. Adapun jenis penelitian yang dinggunakan dalam penelitian ini adalah dpenelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh hasil, bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berada dalam kategori rendah. Didukung oleh hasil penelitian bahwa separuh dari jumlah siswa kelas XI MIPA kemampuan pemecahan masalahnya masih rendah dilihat dari hasil tes 28 siswa ditinjau dari teori John Dewey. Adapun siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori sedang yang diperoleh 9 siswa. Sedangkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tinggi terdapat 5 siswa. Adapun persentasenya bahwa siswa dengan kategori tinggi terdapat 17%, kategori sedang terdapat 33%, dan kategori rendah terdapat 50%. Jadi siswa kelas XI MIPA dengan berkemampuan rendah terdapat 14 siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau berdasarkan teori John Dewey masih kurang baik. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditemukan data bahwa siswa XI MIPA dalam menyelesaikan soal fungsi, terdapat siswa yang menguraikan jawaban sejalan dengan langkah pemecahan masalah menurut John Dewey dan terdapat pula siswa yang menguraikan jawaban tidak sejalan dengan langkah pemecahan masalah menurut John Dewey. Wawancara yang dilakukan kepada 6 siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian, bertujuan untuk menemukan data yang intensif berdasarkan kemampuan pemecahan masalah. Untuk kelancaran proses wawancara, peneliti memilih siswa yang mudah berkomunikasi.","PeriodicalId":109037,"journal":{"name":"Media Pendidikan Matematika","volume":"231 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Pendidikan Matematika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33394/mpm.v10i2.6529","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah mastematis siswa MA Darul Aitam berdasrkan teori John Dewey dalam menyelesaikan soal fungsi. Adapun jenis penelitian yang dinggunakan dalam penelitian ini adalah dpenelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh hasil, bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berada dalam kategori rendah. Didukung oleh hasil penelitian bahwa separuh dari jumlah siswa kelas XI MIPA kemampuan pemecahan masalahnya masih rendah dilihat dari hasil tes 28 siswa ditinjau dari teori John Dewey. Adapun siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori sedang yang diperoleh 9 siswa. Sedangkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tinggi terdapat 5 siswa. Adapun persentasenya bahwa siswa dengan kategori tinggi terdapat 17%, kategori sedang terdapat 33%, dan kategori rendah terdapat 50%. Jadi siswa kelas XI MIPA dengan berkemampuan rendah terdapat 14 siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau berdasarkan teori John Dewey masih kurang baik. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditemukan data bahwa siswa XI MIPA dalam menyelesaikan soal fungsi, terdapat siswa yang menguraikan jawaban sejalan dengan langkah pemecahan masalah menurut John Dewey dan terdapat pula siswa yang menguraikan jawaban tidak sejalan dengan langkah pemecahan masalah menurut John Dewey. Wawancara yang dilakukan kepada 6 siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian, bertujuan untuk menemukan data yang intensif berdasarkan kemampuan pemecahan masalah. Untuk kelancaran proses wawancara, peneliti memilih siswa yang mudah berkomunikasi.