Penggunaan Alat Pengukur Hemoglobin di Puskesmas, Polindes dan Pustu

Mukhlissul Faatih, Kambang Sariadji, Ida Susanti, Ratih Rinendya Putri, Frans Dany, U. Nikmah
{"title":"Penggunaan Alat Pengukur Hemoglobin di Puskesmas, Polindes dan Pustu","authors":"Mukhlissul Faatih, Kambang Sariadji, Ida Susanti, Ratih Rinendya Putri, Frans Dany, U. Nikmah","doi":"10.22435/jpppk.v1i1.8046","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nMenurut RIFASKES 2011, secara nasional, persentase Puskesmas yang mempunyai Hb Sahli adalah 46,3%, sisanya tidak mempunyai atau menggunakan alat pengukur hemoglobin lainnya. Persentase Puskesmas yang memiliki Hb Sahli dan digunakan pada pelayanan KIA adalah sebanyak 37,7% namun belum dapat dikonfirmasi dengan akurat berapa banyak penggunaan alat pengukur Hb POCT di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Tujuan studi ini untuk mendapatkan gambaran kelayakan pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode Hb Sahli, POCT hemoglobin atau metode lainnya yang sesuai di fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas, Polindes dan Pustu. Desain studi ini adalah deskriptif kualitatif dengan konfirmasi data melalui wawancara dengan tenaga kesehatan bidan di lapangan, Pustu, Polindes dan Puskesmas terpilih di kab Bantul, Bogor dan Kota Pangkalpinang. Studi ini juga melakukan studi literatur baik dari buku, jurnal, artikel internet dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan alat pemeriksa Hemoglobin. Hasil studi ini menunjukkan bahwa di Puskesmas yang diwawancara, umumnya menyediakan alat pemeriksa Hb Hematology Analyzer (HA), Cyanmeth Spectrofotometer dan Hb Sahli. Meskipun metode HA gratis, tetapi hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu saja. Metode spektrofotometer digunakan di Puskesmas sepanjang bahan habis pakai untuk pemeriksaan masih tersedia. Umumnya Puskesmas menggunakan metode Sahli, dan kalaupun menggunakan metode lain, akan kembali menggunakan Sahli, karena metode lain tidak dapat digunakaan dengan berbagai alasan dan kendala di Puskesmas. Pada Puskesmas Pembantu dan Polindes umumnya pemeriksaan Hb dirujuk ke Puskesmas pusat/induk (kecamatan) dan tidak ada ‘laboratorium’ pembantu di Pustu/ Polindes/ Poskesdes. \nAbstract \nAccording to RIFASKES 2011, nationally, the percentage of Puskesmas that has Hb Sahli is 46.3%, the rest do not have or use other hemoglobin measuring devices. Percentage of Puskesmas which have Hb Sahli and used in KIA service is 37,7%. It’s unconfirmed with accurate data on how much the use of POCT HB measuring devices in health care facilities in Indonesia. The purpose of this study was to obtain a feasibility of hemoglobin measuring using Hb Sahli method, POCT hemoglobin or other suitable methods at Puskesmas, Polindes and Pustu have chosen from Bantul, Bogor and Pangkalpinang. The design of this study is descriptive qualitative with confirmation of data through interviews with midwife health personnel in the Pustu, Polindes and Puskesmas. The study also conducts literature studies from books, journals, internet articles and legal documents relating to the use of the Hemoglobin meter. The results of this study indicate that in the Puskesmas interviewed, generally provide Hb Hematology Analyzer (HA), Cyanmeth Spectrofotometer and Hb Sahli. Although the HA method is free of charge, it is only done in certain cases. Spectrophotometer method used in Puskesmas as long as consumables is still available. Generally Puskesmas use Sahli method, and if using other method, it will return to Sahli, because other method can not be used for various reasons and constraints in Puskesmas. In Pustu and Polindes, Hb measurement is generally referred to the Puskesmas (subdistrict) and there is no ‘laboratory’ in Pustu / Polindes / Poskesdes.","PeriodicalId":170797,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-09-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"13","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jpppk.v1i1.8046","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 13

Abstract

Abstrak Menurut RIFASKES 2011, secara nasional, persentase Puskesmas yang mempunyai Hb Sahli adalah 46,3%, sisanya tidak mempunyai atau menggunakan alat pengukur hemoglobin lainnya. Persentase Puskesmas yang memiliki Hb Sahli dan digunakan pada pelayanan KIA adalah sebanyak 37,7% namun belum dapat dikonfirmasi dengan akurat berapa banyak penggunaan alat pengukur Hb POCT di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Tujuan studi ini untuk mendapatkan gambaran kelayakan pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode Hb Sahli, POCT hemoglobin atau metode lainnya yang sesuai di fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas, Polindes dan Pustu. Desain studi ini adalah deskriptif kualitatif dengan konfirmasi data melalui wawancara dengan tenaga kesehatan bidan di lapangan, Pustu, Polindes dan Puskesmas terpilih di kab Bantul, Bogor dan Kota Pangkalpinang. Studi ini juga melakukan studi literatur baik dari buku, jurnal, artikel internet dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan alat pemeriksa Hemoglobin. Hasil studi ini menunjukkan bahwa di Puskesmas yang diwawancara, umumnya menyediakan alat pemeriksa Hb Hematology Analyzer (HA), Cyanmeth Spectrofotometer dan Hb Sahli. Meskipun metode HA gratis, tetapi hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu saja. Metode spektrofotometer digunakan di Puskesmas sepanjang bahan habis pakai untuk pemeriksaan masih tersedia. Umumnya Puskesmas menggunakan metode Sahli, dan kalaupun menggunakan metode lain, akan kembali menggunakan Sahli, karena metode lain tidak dapat digunakaan dengan berbagai alasan dan kendala di Puskesmas. Pada Puskesmas Pembantu dan Polindes umumnya pemeriksaan Hb dirujuk ke Puskesmas pusat/induk (kecamatan) dan tidak ada ‘laboratorium’ pembantu di Pustu/ Polindes/ Poskesdes. Abstract According to RIFASKES 2011, nationally, the percentage of Puskesmas that has Hb Sahli is 46.3%, the rest do not have or use other hemoglobin measuring devices. Percentage of Puskesmas which have Hb Sahli and used in KIA service is 37,7%. It’s unconfirmed with accurate data on how much the use of POCT HB measuring devices in health care facilities in Indonesia. The purpose of this study was to obtain a feasibility of hemoglobin measuring using Hb Sahli method, POCT hemoglobin or other suitable methods at Puskesmas, Polindes and Pustu have chosen from Bantul, Bogor and Pangkalpinang. The design of this study is descriptive qualitative with confirmation of data through interviews with midwife health personnel in the Pustu, Polindes and Puskesmas. The study also conducts literature studies from books, journals, internet articles and legal documents relating to the use of the Hemoglobin meter. The results of this study indicate that in the Puskesmas interviewed, generally provide Hb Hematology Analyzer (HA), Cyanmeth Spectrofotometer and Hb Sahli. Although the HA method is free of charge, it is only done in certain cases. Spectrophotometer method used in Puskesmas as long as consumables is still available. Generally Puskesmas use Sahli method, and if using other method, it will return to Sahli, because other method can not be used for various reasons and constraints in Puskesmas. In Pustu and Polindes, Hb measurement is generally referred to the Puskesmas (subdistrict) and there is no ‘laboratory’ in Pustu / Polindes / Poskesdes.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Puskesmas、多项式和Pustu的血红蛋白仪表的使用
根据2011年的RIFASKES,全国而言,患hbsahli的Puskesmas百分比为46.3%,其余的没有或使用其他血红蛋白测量设备。拥有Hb Sahli并用于KIA服务的Puskesmas百分比为37.7%,但无法准确确定在印尼卫生保健设施中使用Hb POCT仪表的数量。本研究的目的是用Hb Sahli、POCT血红蛋白或其他健康服务设施中的适当方法来获得血红蛋白检验的可行性。该研究的设计是一种定性的描述描述,通过采访野战助产士、普斯图、多斯多斯和普斯马斯在kab班、茂物和基层市选择的医疗保健人员来确定数据。该研究还研究了与血红蛋白检测器的使用相关的书籍、日记、网络文章和立法法规。研究结果表明,在接受采访的Puskesmas中,对Hb血液学分析(HA)、cyan冰毒光谱仪和Hb Sahli的检查通常是必要的。虽然HA方法是免费的,但只在特定情况下使用。Puskesmas使用的光谱仪是根据用于测试的废弃材料使用的。一般诊所Sahli方法,即使使用另一种方法,使用Sahli会回来,因为没有其他方法可以在诊所digunakaan各种原因和障碍。在辅助Puskesmas和多项式中,通常的Hb检查是指中央Puskesmas /母脉/多项式/ Poskesdes中没有辅助“实验室”。根据2011年RIFASKES的根据,国籍,已经Hb Sahli是46.3%的脓包的间隔,其余的没有使用其他血红蛋白填充缺陷。曾在KIA服务部使用的Hb Sahli和used的Puskesmas的Percentage是377%。关于POCT HB在卫生保健设施中使用的工具数量的计算不足,目前还没有确定。这项研究的目的是用Hb Sahli method、pullsmas、多糖和pustuds来培养血红蛋白的功能。这项研究的设计描述描述了通过测试与伴侣健康、多项式和阴部的交叉数据验证的可行性。研究人员还从书本、新闻、互联网文章和法律文件与血红蛋白计的使用有关。这项研究的结果是在医院接受采访时进行的,通常是提供Hb血液学分析(HA)、cyan冰毒光谱仪和Hb Sahli。虽然哈的方法没有充电,但它只在certain cases中完成。美国本土高光计的治疗方法目前仍是可行的。普通的Puskesmas用Sahli的方法,如果用其他的方法,它会回到Sahli,因为其他的方法不会用在不同的季节和会议上。在pustus和poldes中,Hb的测量通常指的是Puskesmas (sub扇区),在pustudes / poldes / Poskesdes中没有“实验室”。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Status Vaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guérin) dan Angka Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak di Indonesia Kepuasan Orangtua Pasien Terhadap Pelayanan di Bangsal Anak Sebagai Salah Satu Indikator Keberhasilan Pelayanan RSUP Sanglah di Denpasar Faktor Risiko COVID-19 sebagai Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masyarakat di Provinsi DI Yogyakarta Evaluasi Faktor-faktor Pengelolaan Vaksin di Puskesmas dan Praktek Mandiri Bidan di Kabupaten Lampung Timur
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1