KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Sudirman Pala, Hardianto Rahman, M. Kadir
{"title":"KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL","authors":"Sudirman Pala, Hardianto Rahman, M. Kadir","doi":"10.47435/al-qalam.v2i1.370","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dll. Karena itulah yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada siswa. Pada gilirannya, out-put yang dihasilkan dari sekolah/ universitas tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagamaan dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan lain. Konsep pendidikan Paulo Freire dalam ruang pembelajaran atau interaksi belajar mengajar adalah Paulo Freire sama sekali tidak menginginkan ada perbedaan atau pengklasifikasian status sosial yang akhirnya kemudian memunculkan kaum dominan dan yang didominan yang besar kemungkinan akan melahirkan sebuah  konflik. Jika dikotomi angtara mengajar dengan belajar sampai menyebabkan pihak mengajar tidak mau belajar dari peserta didik yang diajarnya, berarti sebuah ideology dominasi mulai tumbuh. Paulo Freire hadir membawa misi pendidikan kritis namun disisi lain, Paulo Freire tidak akan lupa akan pentinya sebuah perbedaan dan perbedaan itu harus saling menghargai, dan saling memahami. Akhirnya penulis perpendapat inilah salah satu bentuk konsep pendidikan multicultural menurut Paulo Freire. \n  \n  \n \n  \n","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v2i1.370","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dll. Karena itulah yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada siswa. Pada gilirannya, out-put yang dihasilkan dari sekolah/ universitas tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagamaan dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan lain. Konsep pendidikan Paulo Freire dalam ruang pembelajaran atau interaksi belajar mengajar adalah Paulo Freire sama sekali tidak menginginkan ada perbedaan atau pengklasifikasian status sosial yang akhirnya kemudian memunculkan kaum dominan dan yang didominan yang besar kemungkinan akan melahirkan sebuah  konflik. Jika dikotomi angtara mengajar dengan belajar sampai menyebabkan pihak mengajar tidak mau belajar dari peserta didik yang diajarnya, berarti sebuah ideology dominasi mulai tumbuh. Paulo Freire hadir membawa misi pendidikan kritis namun disisi lain, Paulo Freire tidak akan lupa akan pentinya sebuah perbedaan dan perbedaan itu harus saling menghargai, dan saling memahami. Akhirnya penulis perpendapat inilah salah satu bentuk konsep pendidikan multicultural menurut Paulo Freire.      
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
多文化教育提供了一种替代方法,通过应用基于社会多样性的战略和概念,特别是基于种族、文化、语言、宗教、社会地位、性别、能力、年龄等学生的教育概念。因为在多元文化教育中最重要的是,教师或讲师不仅需要掌握并能够教授教授或教授科目的专业知识。不仅如此,教育工作者还必须能够向学生灌输民主、人文主义和多元化等多元文化教育的核心价值观,或者向学生灌输包容性的多样性价值观。反过来,从学校/大学获得的驱逐出境不仅能够胜任其所接受的科学训练,而且能够将不同宗教的价值观应用于理解和珍视其他宗教和信仰的人。保罗•弗雷尔(paul Freire)在学习空间或教学互动中接受教育的概念是,保罗•弗雷尔(paul Freire)不希望社会地位的任何差异或归类,最终导致主导群体和占主导地位的人很可能会产生冲突。如果二分法是通过学习来教学的,导致教学机构拒绝向其指导对象学习,这就意味着主导意识形态的发展。保罗·弗雷尔带着一个关键的教育使命来到这里,但另一方面,保罗·弗雷尔不会忘记这种差异,这种差异必须相互尊重和理解。最后,这篇论文的作者是保罗·弗雷尔(paul Freire)所说的多元文化教育概念的一种形式。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PENINGKATAN NILAI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 9 KABUPATEN SINJAI MINAT BELAJAR HUKUMAN; FITRAH MANUSIA
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1