Pub Date : 2020-06-08DOI: 10.47435/al-qalam.v2i1.370
Sudirman Pala, Hardianto Rahman, M. Kadir
Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dll. Karena itulah yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada siswa. Pada gilirannya, out-put yang dihasilkan dari sekolah/ universitas tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagamaan dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan lain. Konsep pendidikan Paulo Freire dalam ruang pembelajaran atau interaksi belajar mengajar adalah Paulo Freire sama sekali tidak menginginkan ada perbedaan atau pengklasifikasian status sosial yang akhirnya kemudian memunculkan kaum dominan dan yang didominan yang besar kemungkinan akan melahirkan sebuah konflik. Jika dikotomi angtara mengajar dengan belajar sampai menyebabkan pihak mengajar tidak mau belajar dari peserta didik yang diajarnya, berarti sebuah ideology dominasi mulai tumbuh. Paulo Freire hadir membawa misi pendidikan kritis namun disisi lain, Paulo Freire tidak akan lupa akan pentinya sebuah perbedaan dan perbedaan itu harus saling menghargai, dan saling memahami. Akhirnya penulis perpendapat inilah salah satu bentuk konsep pendidikan multicultural menurut Paulo Freire.
{"title":"KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL","authors":"Sudirman Pala, Hardianto Rahman, M. Kadir","doi":"10.47435/al-qalam.v2i1.370","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v2i1.370","url":null,"abstract":"Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dll. Karena itulah yang terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada siswa. Pada gilirannya, out-put yang dihasilkan dari sekolah/ universitas tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagamaan dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan lain. Konsep pendidikan Paulo Freire dalam ruang pembelajaran atau interaksi belajar mengajar adalah Paulo Freire sama sekali tidak menginginkan ada perbedaan atau pengklasifikasian status sosial yang akhirnya kemudian memunculkan kaum dominan dan yang didominan yang besar kemungkinan akan melahirkan sebuah konflik. Jika dikotomi angtara mengajar dengan belajar sampai menyebabkan pihak mengajar tidak mau belajar dari peserta didik yang diajarnya, berarti sebuah ideology dominasi mulai tumbuh. Paulo Freire hadir membawa misi pendidikan kritis namun disisi lain, Paulo Freire tidak akan lupa akan pentinya sebuah perbedaan dan perbedaan itu harus saling menghargai, dan saling memahami. Akhirnya penulis perpendapat inilah salah satu bentuk konsep pendidikan multicultural menurut Paulo Freire. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115334600","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-08DOI: 10.47435/al-qalam.v2i1.365
J. Jamaluddin, Muhammad Judrah, Harmilawati Harmilawati, Laeli Qadrianti
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai kemandirian peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI IPS 2 SMA Negeri 9 Kabupaten Sinjai. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang melibatkan peserta didik kelas XI IPS 2 SMA Negeri 9 Kabupaten Sinjai sebagai subjek. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan angket dengan menggunakan instrumen lembar observasi peserta didik dan lembar angket/respon peserta didik terhadap tindakan yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI IPS 2 SMA Negeri 9 Kabupaten Sinjai, dapat meningkatkan nilai kemandirian peserta didik. Ini dapat diukur berdasarkan hasil observasi dan lembar angket yang diisi pada siklus I dan siklus II, dimana pada siklus I hasil observasi peningkatan nilai kemandirian peserta didik yaitu 49,56%, kemudian pada siklus II observasi peningkatan nilai kemandirian peserta didik yaitu 86,31%. Jadi kemampuan peningkatan nilai kemandirian peserta didik berdasarkan hasil observasi dari siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 36,75%. Adapun hasil lembar angket yang diisi oleh masing-masing peserta didik pada siklus I mencapai rata-rata 68,50%, kemudian pada siklus II hasil lembar angket peserta didik mencapai rata-rata 84,42%. Jadi kemampuan peningkatan nilai kemandirian peserta didik berdasarkan hasil angket dari siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 15,92%. Adanya peningkatan nilai kemandirian peserta didik menunjukkan efektifnya model pembelajaran Advance Organizer digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
{"title":"PENINGKATAN NILAI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 9 KABUPATEN SINJAI","authors":"J. Jamaluddin, Muhammad Judrah, Harmilawati Harmilawati, Laeli Qadrianti","doi":"10.47435/al-qalam.v2i1.365","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v2i1.365","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai kemandirian peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI IPS 2 SMA Negeri 9 Kabupaten Sinjai. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang melibatkan peserta didik kelas XI IPS 2 SMA Negeri 9 Kabupaten Sinjai sebagai subjek. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan angket dengan menggunakan instrumen lembar observasi peserta didik dan lembar angket/respon peserta didik terhadap tindakan yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI IPS 2 SMA Negeri 9 Kabupaten Sinjai, dapat meningkatkan nilai kemandirian peserta didik. Ini dapat diukur berdasarkan hasil observasi dan lembar angket yang diisi pada siklus I dan siklus II, dimana pada siklus I hasil observasi peningkatan nilai kemandirian peserta didik yaitu 49,56%, kemudian pada siklus II observasi peningkatan nilai kemandirian peserta didik yaitu 86,31%. Jadi kemampuan peningkatan nilai kemandirian peserta didik berdasarkan hasil observasi dari siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 36,75%. Adapun hasil lembar angket yang diisi oleh masing-masing peserta didik pada siklus I mencapai rata-rata 68,50%, kemudian pada siklus II hasil lembar angket peserta didik mencapai rata-rata 84,42%. Jadi kemampuan peningkatan nilai kemandirian peserta didik berdasarkan hasil angket dari siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 15,92%. Adanya peningkatan nilai kemandirian peserta didik menunjukkan efektifnya model pembelajaran Advance Organizer digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116575830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-22DOI: 10.47435/al-qalam.v8i2.233
Kahar Kahar
Dalam pandangan Islam merupakan dasar dan keunggulan manusia di bandingkan dengan mahluk lainnya atau pembawaan disebut fitrah, yang berasal dari kata ةرطفyang dalam pengertian etimologi yang mengandung pengertian kejadian. Kata tersebut berasala dar kata الفا طر yang bentuk pluralnya fithar yang dapat diartikan cara penciptaan, sifat pembawaan sejak lahir, sifat watak manusia, agama dan sunnah, pecahan atau belahan. Perkembangan manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan bawaan tetapi yang peling terpenting mempengaruhi perkembangan manusia adalah kedua orang tuanya sendiri. Didalam kitab hadis yang disusun oleh para Imam Mazhab terdapat beberapa hadis yang menjelaskan hal tersebut.
{"title":"FITRAH MANUSIA","authors":"Kahar Kahar","doi":"10.47435/al-qalam.v8i2.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v8i2.233","url":null,"abstract":"Dalam pandangan Islam merupakan dasar dan keunggulan manusia di bandingkan dengan mahluk lainnya atau pembawaan disebut fitrah, yang berasal dari kata ةرطفyang dalam pengertian etimologi yang mengandung pengertian kejadian. Kata tersebut berasala dar kata الفا طر yang bentuk pluralnya fithar yang dapat diartikan cara penciptaan, sifat pembawaan sejak lahir, sifat watak manusia, agama dan sunnah, pecahan atau belahan. Perkembangan manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan bawaan tetapi yang peling terpenting mempengaruhi perkembangan manusia adalah kedua orang tuanya sendiri. Didalam kitab hadis yang disusun oleh para Imam Mazhab terdapat beberapa hadis yang menjelaskan hal tersebut.","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130213644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-22DOI: 10.47435/al-qalam.v8i2.234
Muhammad Judrah
Guru mempunyai tugas dan sekaligus tanggung jawab yang besar untuk membawa anak didk selalu berada pada jalur positif dan meninggalkan jalur negatif dalam hidupnya. Setiap saat, ketika menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran, atau ketika berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan bermasyarakat, guru selalu memberikan arahan pada jalur positif tersebut. Islam sebagai agama sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. bahkan dikatakan bahwa pendidikan merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Aktivitas ini pada dasrnya adalah upaya dalam mewujudkan spirit Islam yaitu upaya dalam merealisasikan semangat hidup manusia dalam menghadapi tantangan hidup.
{"title":"HUKUMAN;","authors":"Muhammad Judrah","doi":"10.47435/al-qalam.v8i2.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v8i2.234","url":null,"abstract":"Guru mempunyai tugas dan sekaligus tanggung jawab yang besar untuk membawa anak didk selalu berada pada jalur positif dan meninggalkan jalur negatif dalam hidupnya. Setiap saat, ketika menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran, atau ketika berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan bermasyarakat, guru selalu memberikan arahan pada jalur positif tersebut. Islam sebagai agama sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. bahkan dikatakan bahwa pendidikan merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Aktivitas ini pada dasrnya adalah upaya dalam mewujudkan spirit Islam yaitu upaya dalam merealisasikan semangat hidup manusia dalam menghadapi tantangan hidup.","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124355196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-22DOI: 10.47435/al-qalam.v8i2.232
Jamaluddin Jamaluddin
Minat belajar siswa bukan hanya dipengaruhi dari dalam diri siswa, akan tetapi dipengaruhi pula oleh guru. Peranan guru dalam pendidikan dan pembelajaran merupakan sentral dalam upaya peningkatan minat, kemampuan, dan prestasi siswa. Oleh karena itu, guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran harusberusaha meningkatkan kualitasnya, karena berhasil atau tidaknya proses pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan dan keprofesionalan guru. Gambaran minat belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yakni adanya keinginan, harapan maupun target-target yang hendak dicapai oleh siswa, sehingga muncul minat yang kuat untuk melakukan sesuatu, termasuk dalam melakukan aktivitas pembelajaran PAI. Dengan demikian upaya dan peran guru dalam mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya, guru melakukan pengelolaan kelas dengan baik, membuka dan menutup pembelajaran dengan benar dan efektif, menerapkan metode belajar yang bervariasi, serta penggunaan media belajar dengan tepat.
{"title":"MINAT BELAJAR","authors":"Jamaluddin Jamaluddin","doi":"10.47435/al-qalam.v8i2.232","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v8i2.232","url":null,"abstract":"Minat belajar siswa bukan hanya dipengaruhi dari dalam diri siswa, akan tetapi dipengaruhi pula oleh guru. Peranan guru dalam pendidikan dan pembelajaran merupakan sentral dalam upaya peningkatan minat, kemampuan, dan prestasi siswa. Oleh karena itu, guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran harusberusaha meningkatkan kualitasnya, karena berhasil atau tidaknya proses pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan dan keprofesionalan guru. Gambaran minat belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yakni adanya keinginan, harapan maupun target-target yang hendak dicapai oleh siswa, sehingga muncul minat yang kuat untuk melakukan sesuatu, termasuk dalam melakukan aktivitas pembelajaran PAI. Dengan demikian upaya dan peran guru dalam mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya, guru melakukan pengelolaan kelas dengan baik, membuka dan menutup pembelajaran dengan benar dan efektif, menerapkan metode belajar yang bervariasi, serta penggunaan media belajar dengan tepat.","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"8 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116815111","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-22DOI: 10.47435/al-qalam.v8i2.231
Hardianto Rahman
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sistem pendidikan di Negara Denmark, untuk membandingkan sistem pendidikan di Denmark dengan sistem pendidikan di Indonesiadan mencari dan mendiskusikan system pendidikan Denmark yang dapat di adopsi dalam system pendidikan Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu: metode kritis, , metode dialektis dan metode skolastik. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan. Penulis berusaha mencari data-data, teori-teori yang berkaitan dengan persoalan yang diangkat dalam berbagai literature atau referensi yang ditemukan penulis kemudian dibandingkan dengan menggunakan metode tersebut di atas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pendidikan di Denmak dijiwai oleh prinsip prinsip dasar yang berlaku dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Denmak seperti kebebasan berpendapat, self-control, persamaan serta saling mempercayai dan menghargai satu sama lain; (2) Pendidikan di Denmark mengandung banyak sisi positif yang berguna bagi perkembangan mahasiswa baik dari sisi akademis mauapun non-akademis. Sisi positif ini dirasa masih jauh lebih banyak daripada sisi negatifnya
{"title":"SEJARAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN DENMARK DENGAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA","authors":"Hardianto Rahman","doi":"10.47435/al-qalam.v8i2.231","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v8i2.231","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sistem pendidikan di Negara Denmark, untuk membandingkan sistem pendidikan di Denmark dengan sistem pendidikan di Indonesiadan mencari dan mendiskusikan system pendidikan Denmark yang dapat di adopsi dalam system pendidikan Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu: metode kritis, , metode dialektis dan metode skolastik. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan. Penulis berusaha mencari data-data, teori-teori yang berkaitan dengan persoalan yang diangkat dalam berbagai literature atau referensi yang ditemukan penulis kemudian dibandingkan dengan menggunakan metode tersebut di atas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pendidikan di Denmak dijiwai oleh prinsip prinsip dasar yang berlaku dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Denmak seperti kebebasan berpendapat, self-control, persamaan serta saling mempercayai dan menghargai satu sama lain; (2) Pendidikan di Denmark mengandung banyak sisi positif yang berguna bagi perkembangan mahasiswa baik dari sisi akademis mauapun non-akademis. Sisi positif ini dirasa masih jauh lebih banyak daripada sisi negatifnya","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130585627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-15DOI: 10.47435/al-qalam.v6i2.175
Burhanuddin Burhanuddin
Sikap atau praktek Nepotisme dalam arti mengutamakan seseorang atau kelompok tertentu untuk mendapatkan bagian, apakah hadiah atau jabatan telah terjadi sejak zaman Nabi Saw.Praktek itu ternyata berlanjut dari generasi ke generasi berikutnya. Sejak Nabi Saw wafat (632 M) kaum Anshar menuntut untuk dipilih dan diangkat menjadi khalifah, karena pada masa hidup Nabi Saw merekalah yang banyak membantu Nabi Saw, baik dalam keadaan aman maupun dalam keadaan genting. Pada sisi lain, kaum muhajirin juga meminta untuk dipilih dan diangkat untuk menjai khalifah dengan mencalonkan Abu Bakar sebagai pilihan tunggal yang terbaik.Demikian gambaran umum sikap sahabat Nabi Saw, mereka pada awalnya juga tetap mementingkan sikap nepotisme.
{"title":"SIKAP NEPOTISME","authors":"Burhanuddin Burhanuddin","doi":"10.47435/al-qalam.v6i2.175","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v6i2.175","url":null,"abstract":"Sikap atau praktek Nepotisme dalam arti mengutamakan seseorang atau kelompok tertentu untuk mendapatkan bagian, apakah hadiah atau jabatan telah terjadi sejak zaman Nabi Saw.Praktek itu ternyata berlanjut dari generasi ke generasi berikutnya. Sejak Nabi Saw wafat (632 M) kaum Anshar menuntut untuk dipilih dan diangkat menjadi khalifah, karena pada masa hidup Nabi Saw merekalah yang banyak membantu Nabi Saw, baik dalam keadaan aman maupun dalam keadaan genting. Pada sisi lain, kaum muhajirin juga meminta untuk dipilih dan diangkat untuk menjai khalifah dengan mencalonkan Abu Bakar sebagai pilihan tunggal yang terbaik.Demikian gambaran umum sikap sahabat Nabi Saw, mereka pada awalnya juga tetap mementingkan sikap nepotisme.","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"293 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127559036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-14DOI: 10.47435/al-qalam.v6i2.168
Muhammad Yunus Anis
Orientalis jika ditinjau dari segi telaah epistemologis, maka “pure Science” atau agama sebagai obyek penelitian merupakan landasan yang dilakukan Barat (Orientalis) dalam mengkaji Islam dengan menggunkan beberapa metode pendekatan yaitu pendekatan historisme, pendekatan fenomenologi, dan Pendekatan teologi. Orientalis Jika ditinjau dari segi telaah aksiologis, maka dibalik kajian mereka terhadap Islam ada motivasi atau tujuan tertentu yang ingin mereka capai. Motivasi tersebut adalah Motivasi agama yaitu Penyebaran agama Kristen, Motivasi imperialisme yaitu menguasai dunia timur atau Islam meliputi kekayaan alamnya (bisnis) dan pengaruh politiknya, dan motivasi ilmiah yaitu mengkaji Islam dengan melihat Islam sebagai obyek studi ilmiah. Orientalis juga bisa dikenali melalui Obyek kajian mereka, yaitu Orientalis yang mengkaji al-Qur’an dan orientalis yang mengkaji Hadis, sorotan analisis mereka lebih tertuju pada sejarah kodifikasinya dan fakta-fakta sejarah yang dianggap menyertai teks tersebut, tanpa memperhatikan esensi dan praktek kaum muslimin. Eksistensi hasil penelitian, kajian, dan analisi para orientalis menimbulkan reaksi yang berbeda pula bagi “kaum intelektual Muslim”, ada yang menentang dan ada pula netral walaupun mereka tahu bahwa banyak kesimpulan orientalis tidak benar. Yang jelas mereka mengkaji Islam dengan memakai Metodedologi, hemat penulis inilah bagian terpenting yang perlu ditangkap oleh kaum terpelajar muslim.
{"title":"TUJUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF HADIS NABI SAW","authors":"Muhammad Yunus Anis","doi":"10.47435/al-qalam.v6i2.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v6i2.168","url":null,"abstract":"Orientalis jika ditinjau dari segi telaah epistemologis, maka “pure Science” atau agama sebagai obyek penelitian merupakan landasan yang dilakukan Barat (Orientalis) dalam mengkaji Islam dengan menggunkan beberapa metode pendekatan yaitu pendekatan historisme, pendekatan fenomenologi, dan Pendekatan teologi. Orientalis Jika ditinjau dari segi telaah aksiologis, maka dibalik kajian mereka terhadap Islam ada motivasi atau tujuan tertentu yang ingin mereka capai. Motivasi tersebut adalah Motivasi agama yaitu Penyebaran agama Kristen, Motivasi imperialisme yaitu menguasai dunia timur atau Islam meliputi kekayaan alamnya (bisnis) dan pengaruh politiknya, dan motivasi ilmiah yaitu mengkaji Islam dengan melihat Islam sebagai obyek studi ilmiah. Orientalis juga bisa dikenali melalui Obyek kajian mereka, yaitu Orientalis yang mengkaji al-Qur’an dan orientalis yang mengkaji Hadis, sorotan analisis mereka lebih tertuju pada sejarah kodifikasinya dan fakta-fakta sejarah yang dianggap menyertai teks tersebut, tanpa memperhatikan esensi dan praktek kaum muslimin. Eksistensi hasil penelitian, kajian, dan analisi para orientalis menimbulkan reaksi yang berbeda pula bagi “kaum intelektual Muslim”, ada yang menentang dan ada pula netral walaupun mereka tahu bahwa banyak kesimpulan orientalis tidak benar. Yang jelas mereka mengkaji Islam dengan memakai Metodedologi, hemat penulis inilah bagian terpenting yang perlu ditangkap oleh kaum terpelajar muslim.","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129561382","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-14DOI: 10.47435/al-qalam.v6i2.163
Andi Makmur
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada generasi muda untuk melestarikan nilai-nilai yang lebih baik. Dengan demikian, pola pendidikan pun berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Hanya saja, pada sepanjang perjalanan pendidikan mengalami problematika yang semakin kpmpleks ; termasuk pendidikan Islam. Problematika pendidikan Islam adalah menjawab tantangan peradaban yang semakin berkembang yang ditandai dengan munculnya masa yang disebutkan oleh Harold G. Shane sebagai masa depan sosio, masa depan tekno, dan masa depan bio. Sampai satu dasawarsa terakhir dunia pendidikan Islam belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat, fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, sehingga pendidikan Islam dituntut memperbaiki manajemen penyelenggarannya
{"title":"PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Andi Makmur","doi":"10.47435/al-qalam.v6i2.163","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v6i2.163","url":null,"abstract":"Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada generasi muda untuk melestarikan nilai-nilai yang lebih baik. Dengan demikian, pola pendidikan pun berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Hanya saja, pada sepanjang perjalanan pendidikan mengalami problematika yang semakin kpmpleks ; termasuk pendidikan Islam. Problematika pendidikan Islam adalah menjawab tantangan peradaban yang semakin berkembang yang ditandai dengan munculnya masa yang disebutkan oleh Harold G. Shane sebagai masa depan sosio, masa depan tekno, dan masa depan bio. Sampai satu dasawarsa terakhir dunia pendidikan Islam belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat, fenomena itu ditandai dari rendahnya mutu lulusan, sehingga pendidikan Islam dituntut memperbaiki manajemen penyelenggarannya","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"203 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124558624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-14DOI: 10.47435/al-qalam.v6i2.169
M. Zulkarnain
Education in the view of society is cultural inheritance from generation to generation, and the view of the individual is self-development potential and capabilities. Then, what about the purpose of education in the view of Prophetic traditions? to answer these questions, this paper attempted to study it using tahliliy method that begins with exploring the process takhrij al-hadith, hadith validity, analysis and understanding the text of hadith. The conclusion of hadith about the purpose of education has been narrated by al-Bukhariy, Muslim, Abu Dawud , al-Tirmidziy and Ibn Majah with a valid sanad. The Hadith is instructive that the filofosofis, education aims for people to get to know him so that it can perform tasks on earth Caliphate properly. Therefore, with the knowledge one can easily work righteousness that can easily also deliver them to heaven Allah
{"title":"TUJUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF HADIS NABI SAW","authors":"M. Zulkarnain","doi":"10.47435/al-qalam.v6i2.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.47435/al-qalam.v6i2.169","url":null,"abstract":"Education in the view of society is cultural inheritance from generation to generation, and the view of the individual is self-development potential and capabilities. Then, what about the purpose of education in the view of Prophetic traditions? to answer these questions, this paper attempted to study it using tahliliy method that begins with exploring the process takhrij al-hadith, hadith validity, analysis and understanding the text of hadith. The conclusion of hadith about the purpose of education has been narrated by al-Bukhariy, Muslim, Abu Dawud , al-Tirmidziy and Ibn Majah with a valid sanad. The Hadith is instructive that the filofosofis, education aims for people to get to know him so that it can perform tasks on earth Caliphate properly. Therefore, with the knowledge one can easily work righteousness that can easily also deliver them to heaven Allah","PeriodicalId":393909,"journal":{"name":"Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124506780","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}