{"title":"Gambaran Kualitas Hidup Pasien dengan Keluhan Dispepsia yang Diberi Perawatan dengan Jamu (Data Registri Jamu 2014-2018)","authors":"T. Lestari, Nita Prihartini, Delima Delima","doi":"10.22435/jpppk.v4i2.3769","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nRegistri jamu merupakan sistem pencatatan pelayanan kesehatan menggunakan jamu atau herbal berbasis web yang dikembangkan oleh Balitbangkes. Artikel ini bertujuan mengetahui gambaran kualitas hidup pasien dengan keluhan dispepsia yang diberi jamu oleh dokter praktik jamu. Desain penelitian Registri Jamu yaitu potong lintang. Data dikumpulkan dari data rekam medik 186 pasien dispepsia yang berobat pada 64 dokter yang termasuk dalam jejaring dokter praktik jamu di 10 provinsi di Indonesia tahun 2014—2018. Data diekstrak dari sistem pencatatan Registri Jamu dan dianalisis secara deskriptif. Kualitas hidup dinilai menggunakan instrumen kualitas hidup 4 dimensi (8 pertanyaan) dan skala Nepean khusus dispepsia. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar pasien dispepsia yang berobat pada dokter praktik jamu adalah perempuan, usia 45—64 tahun, pendidikan tamat perguruan tinggi, pekerjaan wiraswasta, berobat pada fasyankes klinik, berada di provinsi Jawa Tengah. Enam gejala umum dispepsia terbanyak yaitu: tidak nafsu makan, lemah/letih, sulit tidur, nyeri ulu hati, demam, dan pucat. Kualitas hidup pasien dengan keluhan dispepsia yang diberi perawatan dengan jamu oleh dokter praktik jamu cenderung rmeningkat seiring dengan bertambahnya frekuensi waktu kunjungan. \nKata kunci: dispepsia, registri jamu, kualitas hidup \nAbstract \nJamu Registry is a web-based health service recording system developed by Balitbangkes. This article aims to describe the quality of life of patients with dyspepsia treated with jamu by doctors. Research on Jamu Registry was a cross-sectional study. Data was collected from medical record of 186 dyspepsia patients treated by 64 doctors prescribing herbal medicine in their services in 10 provinces in Indonesia from 2014—2018. This data was extracted from the Jamu Registry recording system and analyzed descriptively. The quality of life was assessed using 4 dimensions (8 items) quality of life questionnaire and Nepean scale for dyspepsia. The results showed dyspepsia patients in this study were mostly female, aged 45—64 years, highly educated, worked as an entrepreneur, sought treatment at clinical health facility, located in Central Java province. The six common symptoms of dyspepsia recorded were: lack of appetite, weakness / fatigue, sleep disorders, heartburn, fever and pallor. The quality of life of patients with dyspepsia who were given jamu by the herbal medicine practitioner tended to increase along with the frequency of visit. \nKeywords: dyspepsia, herbal medicine registry, quality of life","PeriodicalId":170797,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jpppk.v4i2.3769","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak
Registri jamu merupakan sistem pencatatan pelayanan kesehatan menggunakan jamu atau herbal berbasis web yang dikembangkan oleh Balitbangkes. Artikel ini bertujuan mengetahui gambaran kualitas hidup pasien dengan keluhan dispepsia yang diberi jamu oleh dokter praktik jamu. Desain penelitian Registri Jamu yaitu potong lintang. Data dikumpulkan dari data rekam medik 186 pasien dispepsia yang berobat pada 64 dokter yang termasuk dalam jejaring dokter praktik jamu di 10 provinsi di Indonesia tahun 2014—2018. Data diekstrak dari sistem pencatatan Registri Jamu dan dianalisis secara deskriptif. Kualitas hidup dinilai menggunakan instrumen kualitas hidup 4 dimensi (8 pertanyaan) dan skala Nepean khusus dispepsia. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar pasien dispepsia yang berobat pada dokter praktik jamu adalah perempuan, usia 45—64 tahun, pendidikan tamat perguruan tinggi, pekerjaan wiraswasta, berobat pada fasyankes klinik, berada di provinsi Jawa Tengah. Enam gejala umum dispepsia terbanyak yaitu: tidak nafsu makan, lemah/letih, sulit tidur, nyeri ulu hati, demam, dan pucat. Kualitas hidup pasien dengan keluhan dispepsia yang diberi perawatan dengan jamu oleh dokter praktik jamu cenderung rmeningkat seiring dengan bertambahnya frekuensi waktu kunjungan.
Kata kunci: dispepsia, registri jamu, kualitas hidup
Abstract
Jamu Registry is a web-based health service recording system developed by Balitbangkes. This article aims to describe the quality of life of patients with dyspepsia treated with jamu by doctors. Research on Jamu Registry was a cross-sectional study. Data was collected from medical record of 186 dyspepsia patients treated by 64 doctors prescribing herbal medicine in their services in 10 provinces in Indonesia from 2014—2018. This data was extracted from the Jamu Registry recording system and analyzed descriptively. The quality of life was assessed using 4 dimensions (8 items) quality of life questionnaire and Nepean scale for dyspepsia. The results showed dyspepsia patients in this study were mostly female, aged 45—64 years, highly educated, worked as an entrepreneur, sought treatment at clinical health facility, located in Central Java province. The six common symptoms of dyspepsia recorded were: lack of appetite, weakness / fatigue, sleep disorders, heartburn, fever and pallor. The quality of life of patients with dyspepsia who were given jamu by the herbal medicine practitioner tended to increase along with the frequency of visit.
Keywords: dyspepsia, herbal medicine registry, quality of life