{"title":"ANALISIS TEKAN KOMPOSIT LAMINASI KAYU – BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7973-2013","authors":"Kundari Rahmawati, Fajar Danur Isnantyo","doi":"10.20961/IJCEE.V4I2.28122","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<span class=\"fontstyle0\">Kayu mahoni (</span><span class=\"fontstyle2\">Swietenia Mahagoni</span><span class=\"fontstyle0\">) merupakan kayu kelas kuat III dengan berat jenis 0,56<br />sampai dengan 0,72 dan ketahanan kayu mahoni terhadap rayap kayu kering (</span><span class=\"fontstyle2\">Cryptotermes<br />Cynocephalus Light) </span><span class=\"fontstyle0\">termasuk dalam kelas awet kelas III. Sedangkan profil baja ringan<br />adalah jenis profil baja yang memiliki rasio berat dan kekuatan yang tinggi, Oleh karena itu<br />penulis memilih baja ringan sebagai material yang akan dikompositkan dengan kayu sebagai<br />material penahan beban tekan. Pengujian perilaku tekan komposit laminasi kayu-baja ringan<br />dilakukan pemodelan eksperimental benda uji batang komposit dengan skala geometri model<br />pada benda uji adalah skala penuh (</span><span class=\"fontstyle2\">full scale</span><span class=\"fontstyle0\">), dengan jarak antar antar sekrup 200 mm pada<br />setiap sisi badan baja ringannya. Untuk mengetahui perilaku tekan batang komposit tersebut<br />dilakukan pemodelan dengan batang komposit dengan panjang tekuk (L</span><span class=\"fontstyle0\">k</span><span class=\"fontstyle0\">) 200 mm, 300 mm,<br />600 mm, 900 mm dan 1200 mm. Deformasi lateral batang komposit diukur dengan<br />memasangkan LVDT dari arah lateral pada saat pelaksanaan pembebanan. Pola kegagalan<br />batang komposit laminasi kayu-baja ringan juga diamati dalam pengujian ini. Pada setiap<br />panjang tekuk dilakukan tiga kali pengulangan pembebaban. Hasil penelitian ini menunjukan<br />bahwa laminasi kayu mahoni memiliki kapasitas tekan kayu mahoni 5 kali lipat lebih besar<br />jika dibandingkan dengan analisis teori transfomasi tampang yang mengacu pada SNI 7973-<br />2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu. Model keruntuhan batang komposit adalah<br />tekuk pada sayap profil baja ringannya, dan pada badan secara keseluruan model<br />kegagalannya hanya mengalami tekuk global akibat kelangsingan batangnya bukan hancur<br />karena penampang.</span> <br /><br />","PeriodicalId":416376,"journal":{"name":"Indonesian Journal Of Civil Engineering Education","volume":"575 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal Of Civil Engineering Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20961/IJCEE.V4I2.28122","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kayu mahoni (Swietenia Mahagoni) merupakan kayu kelas kuat III dengan berat jenis 0,56 sampai dengan 0,72 dan ketahanan kayu mahoni terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes Cynocephalus Light) termasuk dalam kelas awet kelas III. Sedangkan profil baja ringan adalah jenis profil baja yang memiliki rasio berat dan kekuatan yang tinggi, Oleh karena itu penulis memilih baja ringan sebagai material yang akan dikompositkan dengan kayu sebagai material penahan beban tekan. Pengujian perilaku tekan komposit laminasi kayu-baja ringan dilakukan pemodelan eksperimental benda uji batang komposit dengan skala geometri model pada benda uji adalah skala penuh (full scale), dengan jarak antar antar sekrup 200 mm pada setiap sisi badan baja ringannya. Untuk mengetahui perilaku tekan batang komposit tersebut dilakukan pemodelan dengan batang komposit dengan panjang tekuk (Lk) 200 mm, 300 mm, 600 mm, 900 mm dan 1200 mm. Deformasi lateral batang komposit diukur dengan memasangkan LVDT dari arah lateral pada saat pelaksanaan pembebanan. Pola kegagalan batang komposit laminasi kayu-baja ringan juga diamati dalam pengujian ini. Pada setiap panjang tekuk dilakukan tiga kali pengulangan pembebaban. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa laminasi kayu mahoni memiliki kapasitas tekan kayu mahoni 5 kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan analisis teori transfomasi tampang yang mengacu pada SNI 7973- 2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu. Model keruntuhan batang komposit adalah tekuk pada sayap profil baja ringannya, dan pada badan secara keseluruan model kegagalannya hanya mengalami tekuk global akibat kelangsingan batangnya bukan hancur karena penampang.