{"title":"HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI SILANG DENGAN PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI","authors":"I. Sari, Dhona Afriza, Masra Roesnoer","doi":"10.33854/jbd.v1i1.49","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Infeksi silang menjadi perhatian utama bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya. Dokter gigi dan tenaga kesehatan gigi beresiko berkontak dengan mikroorganisme patogen pada saat merawat pasien, diantaranya termasuk HIV, Virus hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), virus herpes simplex tipe 1 dan 2, Mycobacterium tuberkulosis,dan lain-lain. Kurangnya pengetahuan tentang potensi infeksi yang dibawa saliva dan darah serta mengabaikan perlindungan diri dapat membahayakan petugas kesehatan gigi dan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang infeksi silang dengan penatalaksanaan pencegahan infeksi pada mahasiswa kepaniteraan klinik FKG Baiturrahmah. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dan sampel adalah mahasiswa kepaniteraan klinik FKG Baiturrahmah. Jumlah sampel adalah 154 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel secara acak. Pengumpulan data dilakukan pengamatan dengan mengisi formulir pengamatan dan pengisian kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada sebanyak 69 (86,3%) mereka yang berpengetahuan tinggi melakukan penatalaksanaan pencegahan infeksi dengan baik, sedangkan yang rendah sebanyak 18 (24,3 %) yang melakukan penatalaksanaan pencegahan infeksi dengan tidak baik. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,141 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaaan proporsi kejadian kategori pengetahuan dengan penatalaksanaan atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penatalaksanaan pencegahan infeksi.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33854/jbd.v1i1.49","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Infeksi silang menjadi perhatian utama bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya. Dokter gigi dan tenaga kesehatan gigi beresiko berkontak dengan mikroorganisme patogen pada saat merawat pasien, diantaranya termasuk HIV, Virus hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), virus herpes simplex tipe 1 dan 2, Mycobacterium tuberkulosis,dan lain-lain. Kurangnya pengetahuan tentang potensi infeksi yang dibawa saliva dan darah serta mengabaikan perlindungan diri dapat membahayakan petugas kesehatan gigi dan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang infeksi silang dengan penatalaksanaan pencegahan infeksi pada mahasiswa kepaniteraan klinik FKG Baiturrahmah. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dan sampel adalah mahasiswa kepaniteraan klinik FKG Baiturrahmah. Jumlah sampel adalah 154 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel secara acak. Pengumpulan data dilakukan pengamatan dengan mengisi formulir pengamatan dan pengisian kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada sebanyak 69 (86,3%) mereka yang berpengetahuan tinggi melakukan penatalaksanaan pencegahan infeksi dengan baik, sedangkan yang rendah sebanyak 18 (24,3 %) yang melakukan penatalaksanaan pencegahan infeksi dengan tidak baik. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,141 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaaan proporsi kejadian kategori pengetahuan dengan penatalaksanaan atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penatalaksanaan pencegahan infeksi.