PENINGKATAN EKONOMI KREATIF DENGAN BAHAN DASAR BUAH MANGROVE MENJADI MINUMAN DAN MAKANAN KHAS DI DESA BANYUURIP, KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK
Didik Trisbiantoro, A. Kusyairi, Sri Oetami Madyowati
{"title":"PENINGKATAN EKONOMI KREATIF DENGAN BAHAN DASAR BUAH MANGROVE MENJADI MINUMAN DAN MAKANAN KHAS DI DESA BANYUURIP, KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK","authors":"Didik Trisbiantoro, A. Kusyairi, Sri Oetami Madyowati","doi":"10.30996/jpm17.v4i2.2881","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Usaha penanaman mangrove sudah mulai sejak 17 tahun lalu, dengan tujuan untukmenghindari abrasi pantai Lama-kelamaan banyak mangrove baru yang tumbuh, yangmenjadikannya seperti sekarang. Menarik minat orang untuk berkunjung.\" Pria yang didapukmenjadi ketua pengelola Taman Wisata Mangrove tersebut menceritakan, destinasi wisatapohon mangrove ini berada di luas lahan sekitar 2 hektare. Dilengkapi fasilitas tiga gazebo danarea jogging track. Di Desa Banyuurip yang tumbuhan mangrove cukup luas, pada saat inibelum banyak yang memanfaatkan buah mangrove untuk diolah menjadi minuman danmakanan khas desa. Dalam menunjang ekonomi pedesaan dengan memberdayakan masyarakatmelalui teknologi pengolahan hasil minuman dan makanan diharapkan dapat menopangkeberadaan BMC sebagai distinasi eco-wisata. Di Desa Banyuurip yang tumbuhan mangrovecukup luas, pada saat ini belum banyak yang memanfaatkan buah mangrove untuk diolahmenjadi minuman (sirup dan Minuman segar) khas desa. Dalam menunjang ekonomi pedesaandengan memberdayakan masyarakat melalui teknologi pengolahan hasil minuman dandiharapkan dapat menopang keberadaan BMC sebagai distinasi eco-wisata.Kata Kunci : Pemberdayaan, distinasi eco-wisata, mangrove, Pengolahan hasil","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v4i2.2881","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Usaha penanaman mangrove sudah mulai sejak 17 tahun lalu, dengan tujuan untukmenghindari abrasi pantai Lama-kelamaan banyak mangrove baru yang tumbuh, yangmenjadikannya seperti sekarang. Menarik minat orang untuk berkunjung." Pria yang didapukmenjadi ketua pengelola Taman Wisata Mangrove tersebut menceritakan, destinasi wisatapohon mangrove ini berada di luas lahan sekitar 2 hektare. Dilengkapi fasilitas tiga gazebo danarea jogging track. Di Desa Banyuurip yang tumbuhan mangrove cukup luas, pada saat inibelum banyak yang memanfaatkan buah mangrove untuk diolah menjadi minuman danmakanan khas desa. Dalam menunjang ekonomi pedesaan dengan memberdayakan masyarakatmelalui teknologi pengolahan hasil minuman dan makanan diharapkan dapat menopangkeberadaan BMC sebagai distinasi eco-wisata. Di Desa Banyuurip yang tumbuhan mangrovecukup luas, pada saat ini belum banyak yang memanfaatkan buah mangrove untuk diolahmenjadi minuman (sirup dan Minuman segar) khas desa. Dalam menunjang ekonomi pedesaandengan memberdayakan masyarakat melalui teknologi pengolahan hasil minuman dandiharapkan dapat menopang keberadaan BMC sebagai distinasi eco-wisata.Kata Kunci : Pemberdayaan, distinasi eco-wisata, mangrove, Pengolahan hasil