Pub Date : 2022-08-30DOI: 10.30996/jpm17.v7i2.6868
Nur Hidayatus Sholihah, Muhtadi Ahmad
Permasalahan mengenai sektor perekonomian yang dialami oleh sebagian besar masyarakat membuat beberapa UMKM yang ada mengalami banyak kendala. Apalagi di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan global yang ada. Seperti pada masyarakat Bronggalan Sawah Rt 08 Rw VIII yang memiliki beberapa kendala dalam pengembangan dan pemasaran produk usahanya. Maka dari itu penulis ingin meningkatkan perekonomian pada warga Bronggalan Sawah salah satunya Cak Ji yang memiliki usaha Tahu Tek. Kendala yang dialami oleh mitra yaitu, metode pemasaran masih menggunakan metode lama dan kurangnya inovasi dalam kemasan atau kualitas produk. Metode yang digunakan oleh penulis adalah dengan memberikan edukasi mengenai digital marketing serta memberikan pendampingan strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran, memberikan inovasi dalam digital marketing, membuat media sosial untuk promosi dan pelatihan penggunakan media sosial bersama pemilik usaha. Hasil dari kegiatan ini membuat mitra menjadi lebih paham bagaimana pentingnya pemasaran produk melalui sosial media di era saat ini dan juga pengembangan produk agar lebih kreatif dan inovatif.
{"title":"PENDAMPINGAN UMKM DALAM PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN PRODUK “TAHU TEK” DI ERA TEKNOLOGI MODERN","authors":"Nur Hidayatus Sholihah, Muhtadi Ahmad","doi":"10.30996/jpm17.v7i2.6868","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v7i2.6868","url":null,"abstract":"Permasalahan mengenai sektor perekonomian yang dialami oleh sebagian besar masyarakat membuat beberapa UMKM yang ada mengalami banyak kendala. Apalagi di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan global yang ada. Seperti pada masyarakat Bronggalan Sawah Rt 08 Rw VIII yang memiliki beberapa kendala dalam pengembangan dan pemasaran produk usahanya. Maka dari itu penulis ingin meningkatkan perekonomian pada warga Bronggalan Sawah salah satunya Cak Ji yang memiliki usaha Tahu Tek. Kendala yang dialami oleh mitra yaitu, metode pemasaran masih menggunakan metode lama dan kurangnya inovasi dalam kemasan atau kualitas produk. Metode yang digunakan oleh penulis adalah dengan memberikan edukasi mengenai digital marketing serta memberikan pendampingan strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran, memberikan inovasi dalam digital marketing, membuat media sosial untuk promosi dan pelatihan penggunakan media sosial bersama pemilik usaha. Hasil dari kegiatan ini membuat mitra menjadi lebih paham bagaimana pentingnya pemasaran produk melalui sosial media di era saat ini dan juga pengembangan produk agar lebih kreatif dan inovatif.","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"223 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130670109","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-30DOI: 10.30996/jpm17.v7i2.6799
Yunita Ismawati Sukunora
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) dilakukan dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi penyebaran Covid 19. Sedangkan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) Individu Berbasis Keilmuan Program Studi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sekaligus mengedukasi pembaca khususnya masyarakat melalui artikel Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Urban Farming di desa Kepuh Kembeng. artikel ini di publikasikan ke akun kompasiana.com untuk dibaca masyarakat agar masyarakat lebih mengetahui bagaimana metode pembudidayaann melalui Urban Farming yang dilakukan oleh mahasiswa di desa Kepuhkembeng. pertanian perkotaanbertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan suatu kawasan dan memiliki multiplier effect on economy . Namun pada faktanya di desa Kepuhkembeng, kegiatan urban farming belum berkembang akibat belum optimalnya peran masyarakat dan kelembagaan setempat sebagai pengelola utama. Untuk itu diperlukan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat agar peran masyarakat menjadi optimal. Sasaran pertama dari penelitian ini adalah potensi dan permalasahan desa Kepuhkembeng untuk kegiatan urban farming menggunakan deskriptif teoritikal. Sasaran kedua adalah penentuan preferensi masyarakat desa KepuhKembeng mengenai urban farming menggunakananalisis faktor konfirmatori (CFA). Sasaran ketiga adalah merumuskan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat Desa kepuhkembeng menggunkan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil akhir dari penelitian ini berupa Arahan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat desa Kepuhkembeng yaitu dikembangkan di lahan swasta. Pada lahan private sebagai fungsi ekonomi dan ketahanan pangan dengan jenis tanaman hidroponik sayuran. Kata Kunci: KKN-DR, Urban Farming, Kepuhkembeng, preferensi masyarakat
{"title":"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS URBAN FARMING DI DESA KEPUHKEMBENG, RT 01/02 KEC. PETERONGAN, KAB. JOMBANG, JAWA TIMUR","authors":"Yunita Ismawati Sukunora","doi":"10.30996/jpm17.v7i2.6799","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v7i2.6799","url":null,"abstract":"Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) dilakukan dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi penyebaran Covid 19. Sedangkan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) Individu Berbasis Keilmuan Program Studi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sekaligus mengedukasi pembaca khususnya masyarakat melalui artikel Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Urban Farming di desa Kepuh Kembeng. artikel ini di publikasikan ke akun kompasiana.com untuk dibaca masyarakat agar masyarakat lebih mengetahui bagaimana metode pembudidayaann melalui Urban Farming yang dilakukan oleh mahasiswa di desa Kepuhkembeng. pertanian perkotaanbertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan suatu kawasan dan memiliki multiplier effect on economy . Namun pada faktanya di desa Kepuhkembeng, kegiatan urban farming belum berkembang akibat belum optimalnya peran masyarakat dan kelembagaan setempat sebagai pengelola utama. Untuk itu diperlukan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat agar peran masyarakat menjadi optimal. Sasaran pertama dari penelitian ini adalah potensi dan permalasahan desa Kepuhkembeng untuk kegiatan urban farming menggunakan deskriptif teoritikal. Sasaran kedua adalah penentuan preferensi masyarakat desa KepuhKembeng mengenai urban farming menggunakananalisis faktor konfirmatori (CFA). Sasaran ketiga adalah merumuskan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat Desa kepuhkembeng menggunkan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil akhir dari penelitian ini berupa Arahan pengembangan urban farming berdasarkan preferensi masyarakat desa Kepuhkembeng yaitu dikembangkan di lahan swasta. Pada lahan private sebagai fungsi ekonomi dan ketahanan pangan dengan jenis tanaman hidroponik sayuran. \u0000Kata Kunci: KKN-DR, Urban Farming, Kepuhkembeng, preferensi masyarakat","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122131408","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-26DOI: 10.30996/jpm17.v7i2.7128
Asmungi Asmungi
Dengan berbekal sebuah mesin bubut, bengkel “Hikmah Teknik” didirikan oleh perorangan/keluarga. Seiring dengan berjalannya waktu, hingga kini telah mempunyai berbagai macam mesin produksi dengan 15 orang karyawan. Sebagaimana banyak UMKM yang lainnya, di bengkel ini juga mempunyai persoalan dengan laporan keuangannya. Realitanya pemilik bengkel sesekali saja membuat laporan keuangan dan dari yang jarang itu laporan yang dibuat tidak mengikuti azas akuntansi Indonesia. Tidak ada pencatatan transaksi keuangan yang memadai, pencatatan sebatas pada uang masuk dan uang keluar, hutang dan piutang. Tidak ada pembeda yang jelas mana harta perusahaan dan mana harta pribadi. Merasa sebagai pemiliki bengkel, pemilik selalu mengambil sebagian keuntungan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Latar belakang pendidikan pemilik bengkel yang tidak memadai menjadi alasan mengapa dia berbuat begitu. Bila hal ini berlangsung terus dikawatirkan ke depan bengkelnya tidak dapat berkemban dengan baik. Pelatihan kali ini berfokus pada bagaimana agar mitra mampu membuat laporan keuangan yang baik dan benar berdasarkan azas akuntansi Indonesia. Dan setelah 30 kali tatap muka pelatihan dilangsungkan, ternyata mitra telah bisa membuat laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia. Belum sempurna memang, tetapi sebagai Langkah awal hasil itu sudah baik. Untuk itu ke depan perlu tindak lanjut pelatihan yang lebih memadai. Kata kunci : bengkel, pelatihan, akuntansi Indonesia, laporan keuangan.
{"title":"PELATIHAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN AZAS AKUNTANSI INDONESIA DI BENGKEL “HIKMAH TEKNIK”","authors":"Asmungi Asmungi","doi":"10.30996/jpm17.v7i2.7128","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v7i2.7128","url":null,"abstract":"Dengan berbekal sebuah mesin bubut, bengkel “Hikmah Teknik” didirikan oleh perorangan/keluarga. Seiring dengan berjalannya waktu, hingga kini telah mempunyai berbagai macam mesin produksi dengan 15 orang karyawan. Sebagaimana banyak UMKM yang lainnya, di bengkel ini juga mempunyai persoalan dengan laporan keuangannya. Realitanya pemilik bengkel sesekali saja membuat laporan keuangan dan dari yang jarang itu laporan yang dibuat tidak mengikuti azas akuntansi Indonesia. Tidak ada pencatatan transaksi keuangan yang memadai, pencatatan sebatas pada uang masuk dan uang keluar, hutang dan piutang. Tidak ada pembeda yang jelas mana harta perusahaan dan mana harta pribadi. Merasa sebagai pemiliki bengkel, pemilik selalu mengambil sebagian keuntungan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Latar belakang pendidikan pemilik bengkel yang tidak memadai menjadi alasan mengapa dia berbuat begitu. Bila hal ini berlangsung terus dikawatirkan ke depan bengkelnya tidak dapat berkemban dengan baik. Pelatihan kali ini berfokus pada bagaimana agar mitra mampu membuat laporan keuangan yang baik dan benar berdasarkan azas akuntansi Indonesia. Dan setelah 30 kali tatap muka pelatihan dilangsungkan, ternyata mitra telah bisa membuat laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia. Belum sempurna memang, tetapi sebagai Langkah awal hasil itu sudah baik. Untuk itu ke depan perlu tindak lanjut pelatihan yang lebih memadai. \u0000Kata kunci : bengkel, pelatihan, akuntansi Indonesia, laporan keuangan.","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132383498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-19DOI: 10.30996/jpm17.v7i2.6972
Muhammad Roisul Basyar, Matnor Aripindi, Bintang Agung Prabowo, Tiara Salsabillah Ulfa, Veirent Elizabeth Agustin, Selfya Rusdyanti Dewi, Munawwaroh Munawwaroh
Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo adalah sebuah desa yang sedang berusaha untuk membangun desa berdasar potensi desa. Kesepakatan menetapkan Desa Plunturan sebagai Desa Wisata Budaya telah dideklarasikan pada bulan Januari 2019. Desa ini memiliki banyak potensi kebudayaan terutama kebudayaan yang berbasis pada Budaya Jawa, desa ini memiliki beberapa kelompok seni pertunjukan yang cukup terkenal yaitu tari Reyog mulai reyog anak-anak, reyog taruna, reyog putri, dan reyog ompong. Selain kesenian di Desa Plunturan ini terdapat pengrajin peralatan kesenian dan UMKM, salah satu dari beberapa pengrajin Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo yaitu pengrajin dadak merak, pengrajin kendang, pengrajin tas kain, pengrajin curug gentong, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Permasalahan terkait UMKM kerajinan di Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dikarenakan beberapa faktor yaitu rendahnya promosi UMKM kerajinan di desa tersebut, pengelolaan kerajinan yang kurang optimal, serta industri kreatif UMKM yang belum mendapatkan perlindungan secara hukum. Divisi UMKM kerajinan melakukan metode pelaksanaan dengan survei awal di lapangan terlebih dahulu, kemudian melakukan pengumpulan data serta identifikasi masalah melalui metode wawancara dengan perangkat desa, observasi dan dilanjutkan dengan pengembangan aspek penunjang untuk peningkatan profil bisnis UMKM di sektor wisata budaya di Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo. Kata Kunci : UMKM, Kerajinan, Plunturan Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo adalah sebuah desa yang sedang berusaha untuk membangun desa berdasar potensi desa. Kesepakatan menetapkan Desa Plunturan sebagai Desa Wisata Budaya telah dideklarasikan pada bulan Januari 2019. Desa ini memiliki banyak potensi kebudayaan terutama kebudayaan yang berbasis pada Budaya Jawa, desa ini memiliki beberapa kelompok seni pertunjukan yang cukup terkenal yaitu tari Reyog mulai reyog anak-anak, reyog taruna, reyog putri, dan reyog ompong. Selain kesenian di Desa Plunturan ini terdapat pengrajin peralatan kesenian dan UMKM, salah satu dari beberapa pengrajin Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo yaitu pengrajin dadak merak, pengrajin kendang, pengrajin tas kain, pengrajin curug gentong, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Permasalahan terkait UMKM kerajinan di Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dikarenakan beberapa faktor yaitu rendahnya promosi UMKM kerajinan di desa tersebut, pengelolaan kerajinan yang kurang optimal, serta industri kreatif UMKM yang belum mendapatkan perlindungan secara hukum. Divisi UMKM kerajinan melakukan metode pelaksanaan dengan survei awal di lapangan terlebih dahulu, kemudian melakukan pengumpulan data serta identifikasi masalah melalui metode wawancara dengan perangkat desa, observasi dan dilanjutkan dengan pengembangan aspek penunjang untuk peningkatan profil bisnis UMKM di sektor wisata budaya di Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo. Kata Kunci : UMKM, Kerajinan, Plunturan
波诺洛戈县普尔普尔邦村是一个试图建立一个基于村庄潜力的村庄的村庄。截至2019年1月,已宣布plplaran村为文化旅游村。这个村庄有很多文化潜力,尤其是以爪哇文化为基础的文化,这个村庄有几个著名的表演艺术团体,即儿童Reyog Reyog、公主Reyog和没有牙的Reyog。除了水电站的艺术,还有艺术和UMKM的工匠,Ponorogo地区的石脑厂工匠之一,即工匠达达克、打手、布匠、工匠和工匠。波诺罗戈摄政普尔邦潘戈地区的UMKM工艺品市场存在这样一个问题,原因有几个因素,即UMKM在该村的商业活动缺乏,缺乏最佳的工艺管理,以及缺乏法律保护的UMKM创意产业。UMKM司首先在实地考察中采用了这种方法,然后通过采访村庄设备、观察和确定问题的方法来收集数据和确定问题,然后在波诺罗戈省(Ponorogo)省的文化旅游部门对UMKM的商业概况进行了有利的发展。关键词:UMKM, effort, plplaran village poorogo区是一个试图建立一个基于村庄潜力的村庄的村庄。截至2019年1月,已宣布plplaran村为文化旅游村。这个村庄有很多文化潜力,尤其是以爪哇文化为基础的文化,这个村庄有几个著名的表演艺术团体,即儿童Reyog Reyog、公主Reyog和没有牙的Reyog。除了艺术村里Plunturan UMKM有工匠艺术和设备,这也是一个从一些乡村工匠Plunturan县波诺罗戈dadak孔雀工匠、匠打工匠布袋,库鲁格桶匠,还有许多其他活动。相关问题Plunturan村街道Pulung县波诺罗戈工艺品UMKM UMKM由于几个因素就是缺乏晋升工艺在这些村庄,有一些不太理想的工艺管理,以及创意产业占未得到法律保护的。做工艺品UMKM部门执行的方法,而不是先在球场上,然后开始做调查数据收集和识别设备村庄,通过面试的方法观察问题和发展方面继续维持UMKM来增强企业简介村里的文化旅游业Plunturan县波诺罗戈。关键词:勤奋,Plunturan UMKM
{"title":"DIGITALISASI MARKETING DALAM PENGUATAN UMKM KERAJINAN DI ERA NEW NORMAL DESA PLUNTURAN KABUPATEN PONOROGO","authors":"Muhammad Roisul Basyar, Matnor Aripindi, Bintang Agung Prabowo, Tiara Salsabillah Ulfa, Veirent Elizabeth Agustin, Selfya Rusdyanti Dewi, Munawwaroh Munawwaroh","doi":"10.30996/jpm17.v7i2.6972","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v7i2.6972","url":null,"abstract":"Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo adalah sebuah desa yang sedang berusaha untuk membangun desa berdasar potensi desa. Kesepakatan menetapkan Desa Plunturan sebagai Desa Wisata Budaya telah dideklarasikan pada bulan Januari 2019. Desa ini memiliki banyak potensi kebudayaan terutama kebudayaan yang berbasis pada Budaya Jawa, desa ini memiliki beberapa kelompok seni pertunjukan yang cukup terkenal yaitu tari Reyog mulai reyog anak-anak, reyog taruna, reyog putri, dan reyog ompong. Selain kesenian di Desa Plunturan ini terdapat pengrajin peralatan kesenian dan UMKM, salah satu dari beberapa pengrajin Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo yaitu pengrajin dadak merak, pengrajin kendang, pengrajin tas kain, pengrajin curug gentong, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Permasalahan terkait UMKM kerajinan di Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dikarenakan beberapa faktor yaitu rendahnya promosi UMKM kerajinan di desa tersebut, pengelolaan kerajinan yang kurang optimal, serta industri kreatif UMKM yang belum mendapatkan perlindungan secara hukum. Divisi UMKM kerajinan melakukan metode pelaksanaan dengan survei awal di lapangan terlebih dahulu, kemudian melakukan pengumpulan data serta identifikasi masalah melalui metode wawancara dengan perangkat desa, observasi dan dilanjutkan dengan pengembangan aspek penunjang untuk peningkatan profil bisnis UMKM di sektor wisata budaya di Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo. \u0000Kata Kunci : UMKM, Kerajinan, Plunturan \u0000Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo adalah sebuah desa yang sedang berusaha untuk membangun desa berdasar potensi desa. Kesepakatan menetapkan Desa Plunturan sebagai Desa Wisata Budaya telah dideklarasikan pada bulan Januari 2019. Desa ini memiliki banyak potensi kebudayaan terutama kebudayaan yang berbasis pada Budaya Jawa, desa ini memiliki beberapa kelompok seni pertunjukan yang cukup terkenal yaitu tari Reyog mulai reyog anak-anak, reyog taruna, reyog putri, dan reyog ompong. Selain kesenian di Desa Plunturan ini terdapat pengrajin peralatan kesenian dan UMKM, salah satu dari beberapa pengrajin Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo yaitu pengrajin dadak merak, pengrajin kendang, pengrajin tas kain, pengrajin curug gentong, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Permasalahan terkait UMKM kerajinan di Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dikarenakan beberapa faktor yaitu rendahnya promosi UMKM kerajinan di desa tersebut, pengelolaan kerajinan yang kurang optimal, serta industri kreatif UMKM yang belum mendapatkan perlindungan secara hukum. Divisi UMKM kerajinan melakukan metode pelaksanaan dengan survei awal di lapangan terlebih dahulu, kemudian melakukan pengumpulan data serta identifikasi masalah melalui metode wawancara dengan perangkat desa, observasi dan dilanjutkan dengan pengembangan aspek penunjang untuk peningkatan profil bisnis UMKM di sektor wisata budaya di Desa Plunturan Kabupaten Ponorogo. \u0000Kata Kunci : UMKM, Kerajinan, Plunturan","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114636037","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-19DOI: 10.30996/jpm17.v7i2.6887
Fanti Nadinia Marini
Abstrak Pulau Jawa yang dihuni lebih dari 60% penduduk Indonesia memiliki gunung api tidak kurang 25 gunung. Di Jawa Timur, salah satu gunung api yang tergolong paling aktif adalah gunung Semeru, yang terletak di dua wilayah yaitu kabupaten Lumajang dan kabupaten Malang. Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 20 Desember 2021. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 433 detik. Permasalahan yang muncul adalah rusaknya pemukiman warga dan kehilangan lahan pemukiman relokasi APG Erupsi Semeru yang berada di desa sumbermujur kecamatan candipuro Kabupaten Lumajang Desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi, dan tata hidup manusia, serta merupakan cerminan budaya zamannya Desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud, Hunian sementara (huntara) adalah tempat tinggal sementara selama korban bencana mengungsi, baik berupa tempat penampungan massal maupun keluarga, atau individual. Tujuan dibangunnya huntara untuk mengamankan pengungsi dengan menjauhkannya dari tempat bencana. Bangunan huntara yang meliputi sarana dan pra sarananya hampir semuanya bersifat non-permanen untuk menekankan fungsinya sebagai tempat tinggal pada masa transisi. Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dipilih karena metode ini sesuai dengan kebutuhan data yang akan diambil di lapangan, yaitu dengan mengumpulkan data-data primer dengan cara observasi ke rumah relokasi APG Semeru, dilakukan pengamatan, dan studi literatur sejenis.Kali ini kami melakukan penelitian dengan NGO yang telah di tentukan, yaitu NGO Banser Begana dan NGO Pramuka Peduli. Kata kunci: Bencana, Erupsi Semeru,Desain,Huntara Abstract The island of Java, which is inhabited by more than 60% of Indonesia's population, has no less than 25 volcanoes. In East Java, one of the most active volcanoes is Mount Semeru, which is located in two areas, namely Lumajang Regency and Malang Regency. Mount Semeru erupted on Monday, December 20, 2021. This eruption was recorded on a seismograph with a maximum amplitude of 11 mm and a duration of 433 seconds. The problems that arise are the destruction of residential areas and the loss of land for the relocation of the Semeru APG relocation located in Sumbermujur Village, Candipuro District, Lumajang Regency. Temporary shelter (huntara) is a temporary residence while disaster victims evacuate, either in the form of mass shelters or families, or individually. The purpose of the temporary shelter was to secure the refugees by keeping them away from the disaster area. The shelter building which includes almost all of its facilities and infrastructure is non-permanent to emphasize its function as a place to live during the transition period. This researcher uses qualitative research methods. The qualitative research method was chosen because this method is in accordance with the needs of the data to be collected in the field, namely b
{"title":"PENDAMPINGAN IAI JAWA TIMUR DAN IAI MALANG UNTUK IMPLEMENTASI DESAIN HUNTARA DIRELOKASI APG SEMERU","authors":"Fanti Nadinia Marini","doi":"10.30996/jpm17.v7i2.6887","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v7i2.6887","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Pulau Jawa yang dihuni lebih dari 60% penduduk Indonesia memiliki gunung api tidak kurang 25 gunung. Di Jawa Timur, salah satu gunung api yang tergolong paling aktif adalah gunung Semeru, yang terletak di dua wilayah yaitu kabupaten Lumajang dan kabupaten Malang. Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 20 Desember 2021. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 433 detik. Permasalahan yang muncul adalah rusaknya pemukiman warga dan kehilangan lahan pemukiman relokasi APG Erupsi Semeru yang berada di desa sumbermujur kecamatan candipuro Kabupaten Lumajang Desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi, dan tata hidup manusia, serta merupakan cerminan budaya zamannya Desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud, Hunian sementara (huntara) adalah tempat tinggal sementara selama korban bencana mengungsi, baik berupa tempat penampungan massal maupun keluarga, atau individual. Tujuan dibangunnya huntara untuk mengamankan pengungsi dengan menjauhkannya dari tempat bencana. Bangunan huntara yang meliputi sarana dan pra sarananya hampir semuanya bersifat non-permanen untuk menekankan fungsinya sebagai tempat tinggal pada masa transisi. Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dipilih karena metode ini sesuai dengan kebutuhan data yang akan diambil di lapangan, yaitu dengan mengumpulkan data-data primer dengan cara observasi ke rumah relokasi APG Semeru, dilakukan pengamatan, dan studi literatur sejenis.Kali ini kami melakukan penelitian dengan NGO yang telah di tentukan, yaitu NGO Banser Begana dan NGO Pramuka Peduli. \u0000Kata kunci: Bencana, Erupsi Semeru,Desain,Huntara \u0000Abstract \u0000The island of Java, which is inhabited by more than 60% of Indonesia's population, has no less than 25 volcanoes. In East Java, one of the most active volcanoes is Mount Semeru, which is located in two areas, namely Lumajang Regency and Malang Regency. Mount Semeru erupted on Monday, December 20, 2021. This eruption was recorded on a seismograph with a maximum amplitude of 11 mm and a duration of 433 seconds. The problems that arise are the destruction of residential areas and the loss of land for the relocation of the Semeru APG relocation located in Sumbermujur Village, Candipuro District, Lumajang Regency. Temporary shelter (huntara) is a temporary residence while disaster victims evacuate, either in the form of mass shelters or families, or individually. The purpose of the temporary shelter was to secure the refugees by keeping them away from the disaster area. The shelter building which includes almost all of its facilities and infrastructure is non-permanent to emphasize its function as a place to live during the transition period. This researcher uses qualitative research methods. The qualitative research method was chosen because this method is in accordance with the needs of the data to be collected in the field, namely b","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125751464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-14DOI: 10.30996/jpm17.v6i02.6315
Yurie Salsabilla Annoralia, Dika Arfita Nur Karim, Febby Rahmatullah Kermatigo
Desa Simoketawang sebagai salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, memiliki beberapa potensi desa, salah satunya yaitu terdapatnya satu area destinasi wisata Kampung Kelengkeng. Dalam upaya meningkatkan potensi wisata kampung kelengkeng, dianggap perlu untuk mengolah buah kelengkeng yang semula hanya di jual mentah dalam bentuk buah utuh, kemudian dapat dijual dalam berbagai bentuk olahan, salah satunya dalam bentuk olahan sirup kelengkeng. Melihat uraian diatas, maka permasalahan yang dapat ditarik yaitu (1) Bagaimanakah cara pengolahan sirup buah kelengkeng yang tepat, (2) Bagaimanakah cara agar sirup buah kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik. HIMARSITA melalui program WIRA DESA 2021, melaksanakan pelatihan dan sosialisasi tentang cara pengolahan buah kelengkeng menjadi olahan sirup kelengkeng. Tujuan kegiatan ini untuk membantu meningkatkan potensi besar yang ada pada desa Simoketawang serta diharapankan mampu memberi manfaat untuk terjalinnya mitra dari perguruan tinggi, proses publikasi potensi desa, serta terbentuknya unit usaha baru melalui olahan makanan khususnya adalah olahan sirup buah kelengkeng. Kesimpulan yang dapat diambil pada kegiatan ini adalah, sebagai berikut: (1) Proses pengolahan buah kelengkeng menjadi sirup kelengkeng, melalui beberapa proses yaitu: tahap persiapan alat dan bahan, tahap pelaksanaan (penghancuran, perebusan, pemasakan, penyaringan) dan tahap penyelesaian (pengemasan, pelebelan). (2) Agar sirup kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik, maka pada proses pengolahan: menggunakan buah kelengkeng segar dengan daging buah yang tebal, biji kecil, berair, dan beraroma, menggunakan gula pasir berwarna putih dan bersih agar tidak mempengaruhi warna asli buah yang akan dijadikan sirup, menggunakan air yang tidak memiliki warna, rasa, dan bau, pembuatan sirup kelengkeng harus menggunakan alat-alat yang steril agar tidak berjamur dan botol kemasan harus bebas hama, kering, dan tidak berbau.Kata kunci: Sirup, Kelengkeng, Simoketawang
{"title":"Pengolahan Buah Kelengkeng Menjadi Sirup Kelengkeng Dalam Upaya Mengembangkan Potensi Wisata Kampung Kelengkeng Simoketawang Sidoarjo","authors":"Yurie Salsabilla Annoralia, Dika Arfita Nur Karim, Febby Rahmatullah Kermatigo","doi":"10.30996/jpm17.v6i02.6315","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v6i02.6315","url":null,"abstract":"Desa Simoketawang sebagai salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, memiliki beberapa potensi desa, salah satunya yaitu terdapatnya satu area destinasi wisata Kampung Kelengkeng. Dalam upaya meningkatkan potensi wisata kampung kelengkeng, dianggap perlu untuk mengolah buah kelengkeng yang semula hanya di jual mentah dalam bentuk buah utuh, kemudian dapat dijual dalam berbagai bentuk olahan, salah satunya dalam bentuk olahan sirup kelengkeng. Melihat uraian diatas, maka permasalahan yang dapat ditarik yaitu (1) Bagaimanakah cara pengolahan sirup buah kelengkeng yang tepat, (2) Bagaimanakah cara agar sirup buah kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik. HIMARSITA melalui program WIRA DESA 2021, melaksanakan pelatihan dan sosialisasi tentang cara pengolahan buah kelengkeng menjadi olahan sirup kelengkeng. Tujuan kegiatan ini untuk membantu meningkatkan potensi besar yang ada pada desa Simoketawang serta diharapankan mampu memberi manfaat untuk terjalinnya mitra dari perguruan tinggi, proses publikasi potensi desa, serta terbentuknya unit usaha baru melalui olahan makanan khususnya adalah olahan sirup buah kelengkeng. Kesimpulan yang dapat diambil pada kegiatan ini adalah, sebagai berikut: (1) Proses pengolahan buah kelengkeng menjadi sirup kelengkeng, melalui beberapa proses yaitu: tahap persiapan alat dan bahan, tahap pelaksanaan (penghancuran, perebusan, pemasakan, penyaringan) dan tahap penyelesaian (pengemasan, pelebelan). (2) Agar sirup kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik, maka pada proses pengolahan: menggunakan buah kelengkeng segar dengan daging buah yang tebal, biji kecil, berair, dan beraroma, menggunakan gula pasir berwarna putih dan bersih agar tidak mempengaruhi warna asli buah yang akan dijadikan sirup, menggunakan air yang tidak memiliki warna, rasa, dan bau, pembuatan sirup kelengkeng harus menggunakan alat-alat yang steril agar tidak berjamur dan botol kemasan harus bebas hama, kering, dan tidak berbau.Kata kunci: Sirup, Kelengkeng, Simoketawang","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122331183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-14DOI: 10.30996/jpm17.v6i02.6320
Ibk. Bayangkara, IB. Cempena, IA Sri Brahmayanti
Pengabdian ini bertujuan untuk mendampingi mitra dalampenyusunan Uraian Pekerjaan (job description) untuk seluruh fungsi dan karyawan yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut dalam operasional perusahaan. Untuk mencapai efektivitasnya, pendampingan menggunakan pendekatan : i) brainstorming, ii) penyusunan draft, iii) pembahasan draft pada setiap Divisi, iv) harmonisasi draft antar divisi dan v) finalisasi penyusunan uraian dan persyaratan pekerjaan. Pada setiap tahapan, setiap karyawan diarahkan untuk berperan aktif dalam menggambarkan aktivitas yang telah dilaksanakan saat ini, tanggung jawab dan kewenangan yang dibutuhkan agar mereka bisa melaksanakan pekerjaan tersebut dengan hasil terbaik. Struktur uraian pekerjaan menggunakan format : identitas jabatan, organisasi yang menaungi jabatan tersebut dan hubungan organisasinya, tujuan jabatan, Tugas, Tanggung jawab, wewenang, laporan yang harus dibuat dan frekuensi pelaporannya. Selama 3 semeseter masa pendampingan, Pengabdian kepada Masyarakat ini, telah mampu memotivasi dan mendampingi penyusunan uraian pekerjaan pada seluruh Divisi yang terdapat pada PT Graha Sarana Gresik.Kata kunci : pengabdian, pendampingan, uraian pekerjaan, persyaratan pekerjaan
{"title":"PENDAMPINGAN PENYUSUNAN URAIAN (JOB DESCRIPTION) DAN PERSYARATAN PEKERJAAN (JOB SPECIFICATION) PADA PT. GRAHA SARANA GRESIK","authors":"Ibk. Bayangkara, IB. Cempena, IA Sri Brahmayanti","doi":"10.30996/jpm17.v6i02.6320","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v6i02.6320","url":null,"abstract":"Pengabdian ini bertujuan untuk mendampingi mitra dalampenyusunan Uraian Pekerjaan (job description) untuk seluruh fungsi dan karyawan yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut dalam operasional perusahaan. Untuk mencapai efektivitasnya, pendampingan menggunakan pendekatan : i) brainstorming, ii) penyusunan draft, iii) pembahasan draft pada setiap Divisi, iv) harmonisasi draft antar divisi dan v) finalisasi penyusunan uraian dan persyaratan pekerjaan. Pada setiap tahapan, setiap karyawan diarahkan untuk berperan aktif dalam menggambarkan aktivitas yang telah dilaksanakan saat ini, tanggung jawab dan kewenangan yang dibutuhkan agar mereka bisa melaksanakan pekerjaan tersebut dengan hasil terbaik. Struktur uraian pekerjaan menggunakan format : identitas jabatan, organisasi yang menaungi jabatan tersebut dan hubungan organisasinya, tujuan jabatan, Tugas, Tanggung jawab, wewenang, laporan yang harus dibuat dan frekuensi pelaporannya. Selama 3 semeseter masa pendampingan, Pengabdian kepada Masyarakat ini, telah mampu memotivasi dan mendampingi penyusunan uraian pekerjaan pada seluruh Divisi yang terdapat pada PT Graha Sarana Gresik.Kata kunci : pengabdian, pendampingan, uraian pekerjaan, persyaratan pekerjaan","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122533317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-14DOI: 10.30996/jpm17.v6i02.6321
Yurie Salsabilla Annoralia, Dika Arfita Nur Karim, Febby Rahmatullah Kermatigo
Desa Simoketawang sebagai salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, memiliki beberapa potensi desa, salah satunya yaitu terdapatnya satu area destinasi wisata Kampung Kelengkeng. Dalam upaya meningkatkan potensi wisata kampung kelengkeng, dianggap perlu untuk mengolah buah kelengkeng yang semula hanya di jual mentah dalam bentuk buah utuh, kemudian dapat dijual dalam berbagai bentuk olahan, salah satunya dalam bentuk olahan sirup kelengkeng. Melihat uraian diatas, maka permasalahan yang dapat ditarik yaitu (1) Bagaimanakah cara pengolahan sirup buah kelengkeng yang tepat, (2) Bagaimanakah cara agar sirup buah kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik. HIMARSITA melalui program WIRA DESA 2021, melaksanakan pelatihan dan sosialisasi tentang cara pengolahan buah kelengkeng menjadi olahan sirup kelengkeng. Tujuan kegiatan ini untuk membantu meningkatkan potensi besar yang ada pada desa Simoketawang serta diharapankan mampu memberi manfaat untuk terjalinnya mitra dari perguruan tinggi, proses publikasi potensi desa, serta terbentuknya unit usaha baru melalui olahan makanan khususnya adalah olahan sirup buah kelengkeng. Kesimpulan yang dapat diambil pada kegiatan ini adalah, sebagai berikut: (1) Proses pengolahan buah kelengkeng menjadi sirup kelengkeng, melalui beberapa proses yaitu: tahap persiapan alat dan bahan, tahap pelaksanaan (penghancuran, perebusan, pemasakan, penyaringan) dan tahap penyelesaian (pengemasan, pelebelan). (2) Agar sirup kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik, maka pada proses pengolahan: menggunakan buah kelengkeng segar dengan daging buah yang tebal, biji kecil, berair, dan beraroma, menggunakan gula pasir berwarna putih dan bersih agar tidak mempengaruhi warna asli buah yang akan dijadikan sirup, menggunakan air yang tidak memiliki warna, rasa, dan bau, pembuatan sirup kelengkeng harus menggunakan alat-alat yang steril agar tidak berjamur dan botol kemasan harus bebas hama, kering, dan tidak berbau.Kata kunci: Sirup, Kelengkeng, Simoketawang
{"title":"Pengolahan Buah Kelengkeng Menjadi Sirup Kelengkeng Dalam Upaya Mengembangkan Potensi Wisata Kampung Kelengkeng Simoketawang Sidoarjo","authors":"Yurie Salsabilla Annoralia, Dika Arfita Nur Karim, Febby Rahmatullah Kermatigo","doi":"10.30996/jpm17.v6i02.6321","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v6i02.6321","url":null,"abstract":"Desa Simoketawang sebagai salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, memiliki beberapa potensi desa, salah satunya yaitu terdapatnya satu area destinasi wisata Kampung Kelengkeng. Dalam upaya meningkatkan potensi wisata kampung kelengkeng, dianggap perlu untuk mengolah buah kelengkeng yang semula hanya di jual mentah dalam bentuk buah utuh, kemudian dapat dijual dalam berbagai bentuk olahan, salah satunya dalam bentuk olahan sirup kelengkeng. Melihat uraian diatas, maka permasalahan yang dapat ditarik yaitu (1) Bagaimanakah cara pengolahan sirup buah kelengkeng yang tepat, (2) Bagaimanakah cara agar sirup buah kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik. HIMARSITA melalui program WIRA DESA 2021, melaksanakan pelatihan dan sosialisasi tentang cara pengolahan buah kelengkeng menjadi olahan sirup kelengkeng. Tujuan kegiatan ini untuk membantu meningkatkan potensi besar yang ada pada desa Simoketawang serta diharapankan mampu memberi manfaat untuk terjalinnya mitra dari perguruan tinggi, proses publikasi potensi desa, serta terbentuknya unit usaha baru melalui olahan makanan khususnya adalah olahan sirup buah kelengkeng. Kesimpulan yang dapat diambil pada kegiatan ini adalah, sebagai berikut: (1) Proses pengolahan buah kelengkeng menjadi sirup kelengkeng, melalui beberapa proses yaitu: tahap persiapan alat dan bahan, tahap pelaksanaan (penghancuran, perebusan, pemasakan, penyaringan) dan tahap penyelesaian (pengemasan, pelebelan). (2) Agar sirup kelengkeng memiliki kualitas mutu yang baik, maka pada proses pengolahan: menggunakan buah kelengkeng segar dengan daging buah yang tebal, biji kecil, berair, dan beraroma, menggunakan gula pasir berwarna putih dan bersih agar tidak mempengaruhi warna asli buah yang akan dijadikan sirup, menggunakan air yang tidak memiliki warna, rasa, dan bau, pembuatan sirup kelengkeng harus menggunakan alat-alat yang steril agar tidak berjamur dan botol kemasan harus bebas hama, kering, dan tidak berbau.Kata kunci: Sirup, Kelengkeng, Simoketawang","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"448 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116516793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-14DOI: 10.30996/jpm17.v6i02.6314
Bagoes Soenarjanto, A. Darmawan, Tri Yuliyanti
Kabupaten Tuban merupakan pintu masuk ke Jawa Timur. Kabupaten ini berada dalam cekungan wilayah utara dan menjadi lintas strategis antara Semarang dan Surabaya dimana Kabupaten ini memiliki 328 desa/kelurahan. Yang memiliki luas 1839,9 Km2 serta memiliki 20 Kecamatan. Kecamatan Palang adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Tuban yang memiliki 19 desa /kelurahan serta memiliki luas 72,70 Km2 atau 3,95 % dari luas Kabupaten TubanDesa - desa sebagai unit pemerintahan terkecil memiliki peran strategis dalam kemajuan kesejahteraan masyarakatnya. Aktivitas pemerintahan dan efektifitas pelayanan aparatur desa tergantung dari tingkat perkembangan dan kemajuan tehnologi informasi dan komunikasi yang ada di dalam masyarakat desa itu sendiri. Untuk mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satu program yang dapat dilakukan oleh pemerintahan desa yaitu melalui peningkatan kualitas administrasi pemerintahan.Persoalan utama yang dihadapi oleh banyak pemerintahan desa di berbagai tempat adalah kurangnya kemampuan untuk mengakses informasi dan peningkatan kualitas pelayanan akibat kurangnya Jaringan WIFI, Server yang up to date dan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan dapat berkontribusi dalam mengatasi persoalan tersebut melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan maupun penyelenggaraan FGD (focus group discussion)..Oleh karenanya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ikut serta memberikan bantuan berupa penyuluhan dan pendampingan guna peningkatan kualitas admistrasi pemerintahan desa melalui program ABDIMAS. Sebagai langkah pertama yaitu dilakukan kegiatan FGD untuk memetakan persoalan yang dihadapi dalam upaya mencari solusi yang terbaik. Selanjutnya dilakukan kegiatan pendampingan terhadap perangkat desa sesuai dengan tugasnya masing-masing.
{"title":"PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN PENINGKATAN KUALITAS ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN PADA TAHUN 2021 (Bidang Peningkatan Aplikasi Komputer di desa Gesikharjo dan desa Kradenan)","authors":"Bagoes Soenarjanto, A. Darmawan, Tri Yuliyanti","doi":"10.30996/jpm17.v6i02.6314","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v6i02.6314","url":null,"abstract":"Kabupaten Tuban merupakan pintu masuk ke Jawa Timur. Kabupaten ini berada dalam cekungan wilayah utara dan menjadi lintas strategis antara Semarang dan Surabaya dimana Kabupaten ini memiliki 328 desa/kelurahan. Yang memiliki luas 1839,9 Km2 serta memiliki 20 Kecamatan. Kecamatan Palang adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Tuban yang memiliki 19 desa /kelurahan serta memiliki luas 72,70 Km2 atau 3,95 % dari luas Kabupaten TubanDesa - desa sebagai unit pemerintahan terkecil memiliki peran strategis dalam kemajuan kesejahteraan masyarakatnya. Aktivitas pemerintahan dan efektifitas pelayanan aparatur desa tergantung dari tingkat perkembangan dan kemajuan tehnologi informasi dan komunikasi yang ada di dalam masyarakat desa itu sendiri. Untuk mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satu program yang dapat dilakukan oleh pemerintahan desa yaitu melalui peningkatan kualitas administrasi pemerintahan.Persoalan utama yang dihadapi oleh banyak pemerintahan desa di berbagai tempat adalah kurangnya kemampuan untuk mengakses informasi dan peningkatan kualitas pelayanan akibat kurangnya Jaringan WIFI, Server yang up to date dan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan dapat berkontribusi dalam mengatasi persoalan tersebut melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan maupun penyelenggaraan FGD (focus group discussion)..Oleh karenanya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ikut serta memberikan bantuan berupa penyuluhan dan pendampingan guna peningkatan kualitas admistrasi pemerintahan desa melalui program ABDIMAS. Sebagai langkah pertama yaitu dilakukan kegiatan FGD untuk memetakan persoalan yang dihadapi dalam upaya mencari solusi yang terbaik. Selanjutnya dilakukan kegiatan pendampingan terhadap perangkat desa sesuai dengan tugasnya masing-masing.","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132399180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wisata Kampoeng Kelengkeng merupakan salah satu destinasi wisata yang saat ini tengah berkembang di kabupaten Sidoarjo, kecamatan Wonoayu, desa Simoketawang. Melihat potensi besar yang ada pada desa Simoketawang, maka kami berencana untuk turut membantu dalam pengembangannya, salah satunya dengan mengembangkan usaha UMKM setempat yang dapat menghasilkan suatu produk kerajinan dari pemanfaatan olahan yang ada pada pohon kelengkeng. Bahan dasar olahan kelengkeng ini dinilai cukup efektif guna mengurangi sampah organik yang banyakdihasilkan oleh pohon kelengkeng terutama pada daun. Para pengelola kebun terbiasa untuk membakar daun sehingga menimbulkan polusi udara. Melihat kondisi seperti ini, kami berupaya untukmenjadikan daun tersebut menjadi produk kerajinan dan dapat diberdayakan guna menambah nilai jual serta sebagai cindera mata Wisata Kampoeng Kelengkeng. Dalam pelaksanaan program ini terdapat tiga tahapan yang dilaksanakan yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap evaluasi. Adapun pelaksanaan kegiatan ini sudah berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
{"title":"PENGEMBANGAN POTENSI WISATA KAMPOENG KELENGKENG MELALUI PEMBERDAYAAN USAHA PRODUK CINDERA MATA DARI OLAHAN DAUN KELENGKENG","authors":"Camelia Putri Agustin, Windy Fitria Kermatigo, Febby Rahmatulla Masruchin","doi":"10.30996/jpm17.v6i02.6317","DOIUrl":"https://doi.org/10.30996/jpm17.v6i02.6317","url":null,"abstract":"Wisata Kampoeng Kelengkeng merupakan salah satu destinasi wisata yang saat ini tengah berkembang di kabupaten Sidoarjo, kecamatan Wonoayu, desa Simoketawang. Melihat potensi besar yang ada pada desa Simoketawang, maka kami berencana untuk turut membantu dalam pengembangannya, salah satunya dengan mengembangkan usaha UMKM setempat yang dapat menghasilkan suatu produk kerajinan dari pemanfaatan olahan yang ada pada pohon kelengkeng. Bahan dasar olahan kelengkeng ini dinilai cukup efektif guna mengurangi sampah organik yang banyakdihasilkan oleh pohon kelengkeng terutama pada daun. Para pengelola kebun terbiasa untuk membakar daun sehingga menimbulkan polusi udara. Melihat kondisi seperti ini, kami berupaya untukmenjadikan daun tersebut menjadi produk kerajinan dan dapat diberdayakan guna menambah nilai jual serta sebagai cindera mata Wisata Kampoeng Kelengkeng. Dalam pelaksanaan program ini terdapat tiga tahapan yang dilaksanakan yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap evaluasi. Adapun pelaksanaan kegiatan ini sudah berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.","PeriodicalId":212647,"journal":{"name":"JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117118480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}