{"title":"GELIAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PASCA PEMEKARAN DAERAH","authors":"Diana Pujianty, Puji Wibowo","doi":"10.36087/JRP.V1I2.33","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK Kalimantan Timur terkenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, khususnya yang terkait dengan kehutanan, pertambangan, perikanan dan minyak dan gas. Sejak 2012, provinsi ini telah dibagi menjadi dua wilayah, Kalimantan Timur dengan 10 kabupaten / kota dan provinsi baru, Kalimantan Utara telah mengelola 5 kabupaten/kota. Kinerja Anggaran Daerah (APBD) telah dipengaruhi oleh kebijakan ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis perbandingan mengingat kinerja anggaran daerah dan daerah sebelum dan sesudah ekspansi Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari perspektif APBD provinsi, terdapat perbedaan statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran provinsi. Perbedaan tersebut terutama ditemukan dalam dengan rasio desentralisasi, rasio interdependensi, rasio belanja modal, dan rasio pengeluaran tak terduga. Keempat jenis rasio tersebut menunjukkan performa yang semakin baik pada masa sesudah pemekaran daerah. Studi ini juga menunjukkan hasil bahwa ditinjau dari perspektif APBD kabupaten/kota yang berada dalam wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Timur, tidak terdapat perbedaan kinerja APBD yang signifikan secara statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran. Kata kunci: kinerja APBD, pemekaran daerah, rasio keuangan. ABSTRACT East Kalimantan is well-known as a natural resources-rich region, particularly associated with forestry, mining, fishery and oil and gas. Since 2012, this province has been splited into two regions, East Kalimantan with 10 regencies/municipalities and the new province, North Kalimantan has administered 5 cities. Regional Budget (APBD) performances have been affected by this policy. This research aims to provide comparison analysis in the light of regional and local budget performance before and after East Kalimantan expansion. It is confirmed that from budget province perspective, there were statistically differences between pre-expansion and post-expansion periods. Those differences were associated with decentralization ratio, interdependency ratio, capital expenditure ratio, and unexpected expenditure ratio in East Kalimantan budget. Meanwhile, it has been discovered that there were no statistically differences between pre-expansion era and post-expansion era in terms of budget performances in East Kalimantan’s regencies/municipalities.Keywords: APBD Performance, regional expansion, financial ratio.","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36087/JRP.V1I2.33","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
ABSTRAK Kalimantan Timur terkenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, khususnya yang terkait dengan kehutanan, pertambangan, perikanan dan minyak dan gas. Sejak 2012, provinsi ini telah dibagi menjadi dua wilayah, Kalimantan Timur dengan 10 kabupaten / kota dan provinsi baru, Kalimantan Utara telah mengelola 5 kabupaten/kota. Kinerja Anggaran Daerah (APBD) telah dipengaruhi oleh kebijakan ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis perbandingan mengingat kinerja anggaran daerah dan daerah sebelum dan sesudah ekspansi Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari perspektif APBD provinsi, terdapat perbedaan statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran provinsi. Perbedaan tersebut terutama ditemukan dalam dengan rasio desentralisasi, rasio interdependensi, rasio belanja modal, dan rasio pengeluaran tak terduga. Keempat jenis rasio tersebut menunjukkan performa yang semakin baik pada masa sesudah pemekaran daerah. Studi ini juga menunjukkan hasil bahwa ditinjau dari perspektif APBD kabupaten/kota yang berada dalam wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Timur, tidak terdapat perbedaan kinerja APBD yang signifikan secara statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran. Kata kunci: kinerja APBD, pemekaran daerah, rasio keuangan. ABSTRACT East Kalimantan is well-known as a natural resources-rich region, particularly associated with forestry, mining, fishery and oil and gas. Since 2012, this province has been splited into two regions, East Kalimantan with 10 regencies/municipalities and the new province, North Kalimantan has administered 5 cities. Regional Budget (APBD) performances have been affected by this policy. This research aims to provide comparison analysis in the light of regional and local budget performance before and after East Kalimantan expansion. It is confirmed that from budget province perspective, there were statistically differences between pre-expansion and post-expansion periods. Those differences were associated with decentralization ratio, interdependency ratio, capital expenditure ratio, and unexpected expenditure ratio in East Kalimantan budget. Meanwhile, it has been discovered that there were no statistically differences between pre-expansion era and post-expansion era in terms of budget performances in East Kalimantan’s regencies/municipalities.Keywords: APBD Performance, regional expansion, financial ratio.