PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI MUSIK DANGDUT DALAM KAMPANYE POLITIK DI KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON

Welly Wihayati, Mahendra Haryo Bharoto
{"title":"PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI MUSIK DANGDUT DALAM KAMPANYE POLITIK DI KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON","authors":"Welly Wihayati, Mahendra Haryo Bharoto","doi":"10.33603/SIGNAL.V9I1.4575","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan musik dangdut kerap ditemukan dalam penyelenggaraan kampanye politik ataupun pesta demokrasi di berbagai daerah Indonesia. Kondisi tersebut sering menimbulkan kericuhan karena mengundang keramaian publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan hambatan masyarakat berkenaan dengan kegiatan tersebut dengan menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif melalui wawancara mendalam dengan pejabat pemerintahan kecamatan dan desa termasuk masyarakat setempat, observasi langsung, dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat persepsi masyarakat seperti rangsangan, reaksi sikap dan perilaku masyarakat berupa sebaran informasi dari mulut ke mulut yang kemudian meluas. Perilaku mengarah pada respon negatif/positif karena masyarakat yang hadir tidak hanya pada kegiatan kampanye namun menonton pertunjukan musik. Mereka secara umum memandang musik dangdut sebagai media hiburan gratis justru lebih tertarik dan antusias dengan sosok artis yang diidolakan dibandingkan figur dari calon legislatif ataupun partai politik pengusungnya. Upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan persepsi masyarakat yang positif yaitu penyelenggara pemerintahan daerah sudah selayaknya dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai substansi dari gelaran pesta demokrasi atau agenda kegiatan politik itu sendiri. Dengan kata lain, fokus pada agenda dan program-program kerja yang ditawarkan. Pertunjukan musik hanya sebagai sarana pendukung yang bersifat menghibur. Jadi, jangan hanya memberikan hiburan yang sifatnya menghibur semata, melainkan juga hiburan yang mengedukasi.Kata Kunci: persepsi masyarakat, musik dangdut, kampanye politik","PeriodicalId":153515,"journal":{"name":"JURNAL SIGNAL","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SIGNAL","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33603/SIGNAL.V9I1.4575","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penggunaan musik dangdut kerap ditemukan dalam penyelenggaraan kampanye politik ataupun pesta demokrasi di berbagai daerah Indonesia. Kondisi tersebut sering menimbulkan kericuhan karena mengundang keramaian publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan hambatan masyarakat berkenaan dengan kegiatan tersebut dengan menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif melalui wawancara mendalam dengan pejabat pemerintahan kecamatan dan desa termasuk masyarakat setempat, observasi langsung, dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat persepsi masyarakat seperti rangsangan, reaksi sikap dan perilaku masyarakat berupa sebaran informasi dari mulut ke mulut yang kemudian meluas. Perilaku mengarah pada respon negatif/positif karena masyarakat yang hadir tidak hanya pada kegiatan kampanye namun menonton pertunjukan musik. Mereka secara umum memandang musik dangdut sebagai media hiburan gratis justru lebih tertarik dan antusias dengan sosok artis yang diidolakan dibandingkan figur dari calon legislatif ataupun partai politik pengusungnya. Upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan persepsi masyarakat yang positif yaitu penyelenggara pemerintahan daerah sudah selayaknya dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai substansi dari gelaran pesta demokrasi atau agenda kegiatan politik itu sendiri. Dengan kata lain, fokus pada agenda dan program-program kerja yang ditawarkan. Pertunjukan musik hanya sebagai sarana pendukung yang bersifat menghibur. Jadi, jangan hanya memberikan hiburan yang sifatnya menghibur semata, melainkan juga hiburan yang mengedukasi.Kata Kunci: persepsi masyarakat, musik dangdut, kampanye politik
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
人们对丹羽音乐的看法是在西雷邦省议会的政治运动中
当当音乐的使用在印尼不同地区的政治活动或民主聚会中很常见。这种情况经常引起公众的骚动。本研究旨在通过对包括当地社区、直接观察和文学研究在内的地区和村庄政府官员进行深入采访,以了解公众对该活动的看法和障碍。这项研究的结果是,公众的感知,如刺激,社会的态度和行为反应,通过口头传播信息,然后传播。因为出席的人不仅参加竞选活动,而且参加音乐演出,所以行为会导致负面的反应。他们通常认为,当当音乐是一种免费的娱乐媒体,对这位受人崇拜的艺术家的形象比对竞选议员或他所在政党的政党更感兴趣和热情。为了创造一个积极的公众观念,即地方政府组织者应该能够更好地理解民主政党的实质或政治活动本身的议程,并作出必要的努力。换句话说,关注所提供的工作计划和程序。音乐表演只是作为支持者的手段是安慰。因此,不仅提供娱乐本身,而且提供娱乐形式。关键词:公众知觉,当当音乐,政治竞选
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
WORD OF MOUTH SEBAGAI KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK HANDMADE ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KOMUNIKASI INTRAPERSONAL MELALUI MEDITASI (STUDI FENOMENOLOGI DI INSTAGRAM @PISHIYOGA) PERILAKU COPY PASTE DALAM WHATSAPP GROUP PERTEMANAN(Studi Etnografi Virtual Tentang Perilaku Copy Paste Dalam Whatsapp Group Pertemanan) KETERAMPILAN KOMUNIKASI BARISTA: ANALISIS PADA “NGOPICIREBON” ANALISIS FENOMENA FEAR OF MISSING OUT SELEBRITI PADA KONSER BLACKPINK JAKARTA DI TWITTER
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1