{"title":"Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah Dan Perilaku Terhadap Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)","authors":"S. Hariningsih, Aries Prasetyo, Sujangi","doi":"10.36568/gelinkes.v21i2.71","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan bawah ataupun atas dan bisa berdampak pada berbagai penyakit, baik infeksi ringan sampai penyakit berat yang parah, tergantung dari patogen, faktor inang, dan faktor lingkungan. Melalui data yang dihimpun terdapat 4 (empat) juta orang meninggal akibat dari infeksi saluran pernapasan akut, kemudian ketika di perinci didapat infeksi saluran pernapasan ataslah penyebab utamanya dengan menyumbang data 98%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah dan perilaku terhadap kejadian penyakit ISPA di Wilayah Puskesmas Pangkur. Penelitian di sini menggunakan penelitian exposed facto dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini merupakan semua kepala keluarga yang ada pada Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur. Metode penentuan titik sampling dengan fixed disease sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan status penyakit ISPA data Bulan Juni, Juli, Agustus yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur. Hasil penelitian tentang kejadian penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas pangkur menunjukkan bahwa penghitungan resiko prevalensi komponen fisik rumah tehadap kejadian penyakit ISPA sebesar 8,636 dengan nilai r sebesar 0,020. Penghitungan resiko prevalensi perilaku penghuni rumah terhadap kejadian penyakit ISPA sebesar 2,017 dengan nilai r sebesar 0,124. Komponen rumah dan perilaku memiliki besar pengaruh 55,3% terhadap kejadian ISPA. Penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara lingkungan fisik rumah dan perilaku penghuni rumah terhadap kejadian penyakit ISPA. Diharapkan bagi penderita ISPA ada upaya perbaikan lingkungan fisik rumah dan menerapkan perilaku sehat.","PeriodicalId":197363,"journal":{"name":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36568/gelinkes.v21i2.71","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan bawah ataupun atas dan bisa berdampak pada berbagai penyakit, baik infeksi ringan sampai penyakit berat yang parah, tergantung dari patogen, faktor inang, dan faktor lingkungan. Melalui data yang dihimpun terdapat 4 (empat) juta orang meninggal akibat dari infeksi saluran pernapasan akut, kemudian ketika di perinci didapat infeksi saluran pernapasan ataslah penyebab utamanya dengan menyumbang data 98%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah dan perilaku terhadap kejadian penyakit ISPA di Wilayah Puskesmas Pangkur. Penelitian di sini menggunakan penelitian exposed facto dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini merupakan semua kepala keluarga yang ada pada Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur. Metode penentuan titik sampling dengan fixed disease sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan status penyakit ISPA data Bulan Juni, Juli, Agustus yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur. Hasil penelitian tentang kejadian penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas pangkur menunjukkan bahwa penghitungan resiko prevalensi komponen fisik rumah tehadap kejadian penyakit ISPA sebesar 8,636 dengan nilai r sebesar 0,020. Penghitungan resiko prevalensi perilaku penghuni rumah terhadap kejadian penyakit ISPA sebesar 2,017 dengan nilai r sebesar 0,124. Komponen rumah dan perilaku memiliki besar pengaruh 55,3% terhadap kejadian ISPA. Penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara lingkungan fisik rumah dan perilaku penghuni rumah terhadap kejadian penyakit ISPA. Diharapkan bagi penderita ISPA ada upaya perbaikan lingkungan fisik rumah dan menerapkan perilaku sehat.