Pendanaan Program Imunisasi Dasar di 71 Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2013-2014

Anni Yulianti, Endang Indriasih
{"title":"Pendanaan Program Imunisasi Dasar di 71 Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2013-2014","authors":"Anni Yulianti, Endang Indriasih","doi":"10.22435/jpppk.v2i2.128","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nImunisasi adalah suatu intervensi kesehatan yang hemat biaya dan efektif untuk mencegah penderitaan akibat penyakit, kelumpuhan dan kematian. Dukungan pendanaan diharapkan mampu meningkatkan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).Tulisan ini merupakan hasil analisis data Riset Pembiayaan Kesehatan (RPK) di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2015. Metode District Health Account (DHA) digunakan untuk menghitung pendanaan program imunisasi dasar di kabupaten/kota pada tahun 2013-2014 menurut sumber dan alokasi anggaran. Hasil analisis menunjukkan anggaran imunisasi dasar di 71 kabupaten/kota berkisar 0,10%–2,3% dari APBD Kesehatan Tahun 2013, dengan disparitas yang cukup lebar. Sumber utama pendanaan program imunisasi di kabupaten/kota adalah PAD, DAU, dekonsentrasi (Dekon) dan BOK atau masih tergantung dari dana transfer pusat. Pendanaan imunisasi nasional pada tahun 2014 meningkat secara bermakna mencapai sekitar 2,6 kali lipat dari tahun 2013. Pendanaan program imunisasi sekitar 90% didanai dari APBN, sisanya dari donor (terbesar dari GAVI). Komponen terbesar alokasi secara nasional adalah untuk pengadaan vaksin, pengenalan vaksin baru dan investasi. Sementara alokasi di kabupaten/kota (dana pendamping) sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan dan kurang dari 8% untuk surveilans dan pelatihan. Daerah dengan kapasitas fiskal tinggi tidak berarti memiliki anggaran imunisasi yang besar atau cakupan IDL yang tinggi. Direkomendasikan untuk mempertahankan kebijakan pendanaan imunisasi yang berbiaya tinggi (vaksin, kulkas vaksin, cold room) bersifat sentralistik dari APBN, sedangkan provinsi dan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk pelatihan, distribusi, vaksin carier beserta bahan habis pakai dan injection kit. Perlu crash program khusus dengan tambahan dana pendamping (operasional) dari APBN bagi kabupaten/kota yang tidak pernah berhasil mencapai IDL 80%. Perlu dikembangkan alternatif sumber pembiayaan untuk pendanaan imunisasi di kabupaten/kota, misalnya melalui dana kapitasi dan sektor swasta. Puskesmas harus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan perencanaan dan belanja anggaran imunisasi yang efektif. \nKata kunci: imunisasi, pembiayaan, District Health Account \nAbstract \nImmunization is an effective and efficient health intervention to prevent severe illness, disability and child deaths. Funding support is important in order to achieve targeted universal child immunization (UCI) at high coverage. An Analysis of 2015’s National Survey on Health Financing in the Implementation of National Health Insurance (JKN) was conducted by using District Health Account method to figure out the sources and budget allocation on routine immunization programs in 71 districts / cities in 2013-2014. The results shows that the routine Immunization budget varies from 0.10% to 2.3% of the 2013 APBD (district budget), with a wide disparity. The main sources of funding for immunization programs in districts/cities are PAD, DAU, Dekon and BOK, which were still depend on central transfer funds (APBN). National immunization funding in 2014 increased significantly by 2.6x from 2013. Sources for the routine immunization program was around 90% funded by APBN (central budget), the rest from donors (GAVI, WHO, Unicef). At national level, funding allocation was mostly for vaccines procurement, introduction of new vaccines and investments. While, allocations in districts / cities was mostly used for service delivery and less than 8% for surveillance and training. District/city with high fiscal capacity doesn’t significantly having a large immunization budget or high coverage. It is recommended to maintain centralistic mechanism on immunization funding for high-cost components (vaccine, vaccine refrigerator, cold room) by APBN; while the Province and District / City provide a budget for training, distribution, vaccines carrier along with consumables gods and injection kits adjusted by fiscal capacity and service demands. Special crash programs need to carry out with additional accompaniment fund source from the provincial or district budget for targeted areas which never reached 80% coverage. Other funding resources should be widely explored to examine alternatives budget, such as capitation (JKN), private fund. Puskesmas competency also should be improved on budget planning and effective purchasing. \nKeywords: immunization, financing, District Health Account","PeriodicalId":170797,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","volume":"58 29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.128","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Abstrak Imunisasi adalah suatu intervensi kesehatan yang hemat biaya dan efektif untuk mencegah penderitaan akibat penyakit, kelumpuhan dan kematian. Dukungan pendanaan diharapkan mampu meningkatkan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).Tulisan ini merupakan hasil analisis data Riset Pembiayaan Kesehatan (RPK) di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2015. Metode District Health Account (DHA) digunakan untuk menghitung pendanaan program imunisasi dasar di kabupaten/kota pada tahun 2013-2014 menurut sumber dan alokasi anggaran. Hasil analisis menunjukkan anggaran imunisasi dasar di 71 kabupaten/kota berkisar 0,10%–2,3% dari APBD Kesehatan Tahun 2013, dengan disparitas yang cukup lebar. Sumber utama pendanaan program imunisasi di kabupaten/kota adalah PAD, DAU, dekonsentrasi (Dekon) dan BOK atau masih tergantung dari dana transfer pusat. Pendanaan imunisasi nasional pada tahun 2014 meningkat secara bermakna mencapai sekitar 2,6 kali lipat dari tahun 2013. Pendanaan program imunisasi sekitar 90% didanai dari APBN, sisanya dari donor (terbesar dari GAVI). Komponen terbesar alokasi secara nasional adalah untuk pengadaan vaksin, pengenalan vaksin baru dan investasi. Sementara alokasi di kabupaten/kota (dana pendamping) sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan dan kurang dari 8% untuk surveilans dan pelatihan. Daerah dengan kapasitas fiskal tinggi tidak berarti memiliki anggaran imunisasi yang besar atau cakupan IDL yang tinggi. Direkomendasikan untuk mempertahankan kebijakan pendanaan imunisasi yang berbiaya tinggi (vaksin, kulkas vaksin, cold room) bersifat sentralistik dari APBN, sedangkan provinsi dan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk pelatihan, distribusi, vaksin carier beserta bahan habis pakai dan injection kit. Perlu crash program khusus dengan tambahan dana pendamping (operasional) dari APBN bagi kabupaten/kota yang tidak pernah berhasil mencapai IDL 80%. Perlu dikembangkan alternatif sumber pembiayaan untuk pendanaan imunisasi di kabupaten/kota, misalnya melalui dana kapitasi dan sektor swasta. Puskesmas harus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan perencanaan dan belanja anggaran imunisasi yang efektif. Kata kunci: imunisasi, pembiayaan, District Health Account Abstract Immunization is an effective and efficient health intervention to prevent severe illness, disability and child deaths. Funding support is important in order to achieve targeted universal child immunization (UCI) at high coverage. An Analysis of 2015’s National Survey on Health Financing in the Implementation of National Health Insurance (JKN) was conducted by using District Health Account method to figure out the sources and budget allocation on routine immunization programs in 71 districts / cities in 2013-2014. The results shows that the routine Immunization budget varies from 0.10% to 2.3% of the 2013 APBD (district budget), with a wide disparity. The main sources of funding for immunization programs in districts/cities are PAD, DAU, Dekon and BOK, which were still depend on central transfer funds (APBN). National immunization funding in 2014 increased significantly by 2.6x from 2013. Sources for the routine immunization program was around 90% funded by APBN (central budget), the rest from donors (GAVI, WHO, Unicef). At national level, funding allocation was mostly for vaccines procurement, introduction of new vaccines and investments. While, allocations in districts / cities was mostly used for service delivery and less than 8% for surveillance and training. District/city with high fiscal capacity doesn’t significantly having a large immunization budget or high coverage. It is recommended to maintain centralistic mechanism on immunization funding for high-cost components (vaccine, vaccine refrigerator, cold room) by APBN; while the Province and District / City provide a budget for training, distribution, vaccines carrier along with consumables gods and injection kits adjusted by fiscal capacity and service demands. Special crash programs need to carry out with additional accompaniment fund source from the provincial or district budget for targeted areas which never reached 80% coverage. Other funding resources should be widely explored to examine alternatives budget, such as capitation (JKN), private fund. Puskesmas competency also should be improved on budget planning and effective purchasing. Keywords: immunization, financing, District Health Account
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
抽象的免疫是一种成本效益和有效的医疗干预,以防止疾病、瘫痪和死亡的痛苦。预计资金支持将增加全面免疫覆盖(IDL)。这篇文章是研究数据分析卫生融资(RPK)在2015年全国医疗保险(JKN)时代。根据预算来源和拨款,地区卫生帐户(DHA)方法于2013-2014年用于计算区域/城市的基础免疫计划资金。71个县基本分析的结果显示免疫预算/城市0,10%不等——2,3%从2013年,健康城市资金支付足够宽的差距。该地区免疫项目的主要资金来源是PAD、DAU、Dekon和BOK,或者仍然依赖中央转移资金。2014年全国免疫资金上升有意义地大约自2013年的2.6倍。免疫计划的资金约90%来自APBN,其余大部分来自GAVI。全国最大的分配是组件的采购和投资的新疫苗,疫苗识别。而区区(拨款)的大部分用于服务活动,而监视和培训不足8%。高财政能力地区并不意味着有大量的免疫预算或覆盖范围。建议维持成本高昂的免疫资助政策(疫苗、疫苗冰箱、冷室)是APBN的中心,而省政府和地区/城市为培训、分发、carier疫苗以及注射器和注射器设备提供预算。它需要一个带有APBN额外资金的特别项目,为一个从未成功到达IDL 80%的地区/城市提供资金。需要发展通过毛细血管基金和私营部门为区里/城市的免疫融资的替代来源。儿童卫生组织必须提高和提高有效的免疫计划和预算。关键词:免疫、融资、地区卫生帐户限制限制是一种有效和有效的健康干预,以防止严重疾病、残疾和儿童死亡。支持至关重要的是,在高安全措施中实现普遍免疫的孩子目标。2015年的国家健康金融调查(JKN)是由2011 -2014年71个地区的卫生帐户方法处的资源和预算预算批准的。据推测,2013年APBD的预算从0.10%到2.3%不等,有广泛的差距。分配/城市的主要资金是PAD、DAU、Dekon和BOK,它们仍然依赖于中央转账(APBN)。2014年国家免疫基金急剧增加routine immunizproject的Sources由APBN(中央预算)、剩余的donors (GAVI,世卫组织,联合国儿童基金会)提供大约90%的资金。在国家层面,资金分配主要是针对新vaccines和投资的介绍。然而,分配/城市的差异主要用于服务,而进行监视和培训的不到8%。高程财政或高额覆盖地区似乎没有重大限制。由APBN推荐,以最基本的免疫机制为高端公司提供资金;至于各省和地区提供的培训、分配、输油管道和注射器辅助工具,则由检察官管理局提供。特别崩溃项目需要与各省或地区预算的addition accompment fund进行合作,这些资金从未实现80%的覆盖区域。另一个资金来源应该是widely探索examine的替代资金,such as capitation, private fund。Puskesmas比赛还应该影响预算计划和有效追求。关键词:免疫,财务,地区健康帐户
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Status Vaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guérin) dan Angka Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak di Indonesia Kepuasan Orangtua Pasien Terhadap Pelayanan di Bangsal Anak Sebagai Salah Satu Indikator Keberhasilan Pelayanan RSUP Sanglah di Denpasar Faktor Risiko COVID-19 sebagai Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masyarakat di Provinsi DI Yogyakarta Evaluasi Faktor-faktor Pengelolaan Vaksin di Puskesmas dan Praktek Mandiri Bidan di Kabupaten Lampung Timur
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1