{"title":"Kekerasan Budaya Pasca 1965 dalam Novel Pulang dan Dari Dalam Kubur","authors":"Aufa Hanifah, Robertus Robet","doi":"10.21009/saskara.021.01","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kekerasan budaya yang tergambar dalam novel Dari dalam Kubur (2020) dan Pulang (2013), keuda novel ini menggambarkan pembantaian massal pasca 1965 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Critical Discourse Analysis. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan studi kepustakaan. Penelitian ini bertumpu pada konsep kekerasan budaya dari Johan Galtung dan kekerasan simbolik Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kedua novel terjadi kekerasan personal dan kekerasan struktural. Untuk melegitimasi dua kekerasan ini, pemerintah Orde Baru menggunakan aspek-aspek budaya seperti ideologi, agama, bahasa, seni dan pengetahuan. Hal tersebut sama dengan prinsip simbolis dalam gagasan Pierre Bourdieu mengenai kekerasan simbolik atau kekerasan tak kasat mata. Penggunaan aspek-aspek budaya tersebut fungsinya untuk mengubah nilai moral dan ideologis masyarakat agar mereka menganggap kekerasan terhadap komunis dan yang di-komunis-kan serta masyarakat etnis Tionghoa adalah normal, bahkan harus dilakukan.","PeriodicalId":332601,"journal":{"name":"Saskara : Indonesian Journal of Society Studies","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Saskara : Indonesian Journal of Society Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21009/saskara.021.01","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kekerasan budaya yang tergambar dalam novel Dari dalam Kubur (2020) dan Pulang (2013), keuda novel ini menggambarkan pembantaian massal pasca 1965 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Critical Discourse Analysis. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan studi kepustakaan. Penelitian ini bertumpu pada konsep kekerasan budaya dari Johan Galtung dan kekerasan simbolik Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kedua novel terjadi kekerasan personal dan kekerasan struktural. Untuk melegitimasi dua kekerasan ini, pemerintah Orde Baru menggunakan aspek-aspek budaya seperti ideologi, agama, bahasa, seni dan pengetahuan. Hal tersebut sama dengan prinsip simbolis dalam gagasan Pierre Bourdieu mengenai kekerasan simbolik atau kekerasan tak kasat mata. Penggunaan aspek-aspek budaya tersebut fungsinya untuk mengubah nilai moral dan ideologis masyarakat agar mereka menganggap kekerasan terhadap komunis dan yang di-komunis-kan serta masyarakat etnis Tionghoa adalah normal, bahkan harus dilakukan.