Alda Resyifa Ardelia, Lusia Permata Sari Hartanti, Dian Trihastuti
{"title":"Manajemen Risiko pada Kegiatan Supply Chain PT X menggunakan fuzzy HOR","authors":"Alda Resyifa Ardelia, Lusia Permata Sari Hartanti, Dian Trihastuti","doi":"10.33005/waluyojatmiko.v15i1.18","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pabrik Gula X merupakan salah satu unit usaha milik PT XYZ yang memiliki hasil produk utama Gula Kristal Putih (GKP). Pada suatu kegiatan supply chain mempunyai masing-masing risiko yang dapat memberikan dampak terganggunya aktivitas supply chain sehingga tidak dapat berjalan sesuai target. Hal itu juga yang dihadapi PG X dimana belum ada identifikasi dan mitigasi risiko yang terstruktur dan komprehensif mengenai supply chain sehingga menyebabkan kapasitas giling dari tahun ke tahun belum pernah mencapai target yang telah ditetapkan. Maka dari itu, perlu adanya suatu manajemen risiko yang tepat pada supply chain atau yang sering dikenal dengan Supply Chain Risk Management (SCRM). Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang paling berisiko dan dapat memberikan solusi/usulan strategi mitigasi dalam menangani risiko tersebut. Pada penelitian ini menggunakan metode House of Risk (HoR) yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko disepanjang rantai pasok. Pengolahan dengan HOR ini dibagi menjadi 2 fase, yakni fase pertama bertujuan untuk memperoleh urutan prioritas dari sumber risiko yang akan diberi tindakan penanganan dan fase kedua yaitu mendapatkan prioritas aksi mitigasi risiko. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan menggunakan metode logika fuzzy dalam pengolahannya. Hal ini karena logika fuzzy mempunyai tingkat toleransi terhadap suatu informasi yang bersifat samar, tidak akurat dan ambigu. Dengan kata lain dapat merepresentasikan hal yang mengandung ketidakpastian. Dari hasil penelitian tedapat 42 kejadian risiko (risk agent) dan 16 penyebab risiko (risk event) yang berhasil teridentifikasi. Terdapat 11 strategi mitigasi sebagai usulan yang dapat dilakukan dalam menangani 9 risk agent prioritas. Dari hasil yang didapat dari penelitian ini tentunya diharapkan dapat menjadi rekomendasi solusi ataupun perbaikan untuk kegiatan supply chain PG X kedepannya.","PeriodicalId":228863,"journal":{"name":"WALUYO JATMIKO PROCEEDING","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"WALUYO JATMIKO PROCEEDING","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33005/waluyojatmiko.v15i1.18","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pabrik Gula X merupakan salah satu unit usaha milik PT XYZ yang memiliki hasil produk utama Gula Kristal Putih (GKP). Pada suatu kegiatan supply chain mempunyai masing-masing risiko yang dapat memberikan dampak terganggunya aktivitas supply chain sehingga tidak dapat berjalan sesuai target. Hal itu juga yang dihadapi PG X dimana belum ada identifikasi dan mitigasi risiko yang terstruktur dan komprehensif mengenai supply chain sehingga menyebabkan kapasitas giling dari tahun ke tahun belum pernah mencapai target yang telah ditetapkan. Maka dari itu, perlu adanya suatu manajemen risiko yang tepat pada supply chain atau yang sering dikenal dengan Supply Chain Risk Management (SCRM). Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang paling berisiko dan dapat memberikan solusi/usulan strategi mitigasi dalam menangani risiko tersebut. Pada penelitian ini menggunakan metode House of Risk (HoR) yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko disepanjang rantai pasok. Pengolahan dengan HOR ini dibagi menjadi 2 fase, yakni fase pertama bertujuan untuk memperoleh urutan prioritas dari sumber risiko yang akan diberi tindakan penanganan dan fase kedua yaitu mendapatkan prioritas aksi mitigasi risiko. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan menggunakan metode logika fuzzy dalam pengolahannya. Hal ini karena logika fuzzy mempunyai tingkat toleransi terhadap suatu informasi yang bersifat samar, tidak akurat dan ambigu. Dengan kata lain dapat merepresentasikan hal yang mengandung ketidakpastian. Dari hasil penelitian tedapat 42 kejadian risiko (risk agent) dan 16 penyebab risiko (risk event) yang berhasil teridentifikasi. Terdapat 11 strategi mitigasi sebagai usulan yang dapat dilakukan dalam menangani 9 risk agent prioritas. Dari hasil yang didapat dari penelitian ini tentunya diharapkan dapat menjadi rekomendasi solusi ataupun perbaikan untuk kegiatan supply chain PG X kedepannya.