{"title":"Perkawinan Ekologis: Kearifan Lokal Mitigasi Bencana Pada Komunitas Tengger","authors":"Nur Hadi","doi":"10.32734/lwsa.v2i1.617","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractThis research is related to the local wisdom of the Tengger community in disaster prevention. This research uses a qualitative approach. Data was collected through observation and in-depth interviews, and processed descriptively-analytically. The research objectives are to (1) describe and analyze marital traditions in the Tengger community; (2) describe and analyze disaster mitigation contained in the marriage tradition in the Tengger community. The results showed that: (1) The Tengger Community had already carried out a form of sociological marriage, which in fact was also an ecological marriage. Sociologically in the marriage two human children meet to establish a new family. But here also met the economic capital of the new family, in the form of moor plots (the local community calls the term tegil, as a legacy from their respective families; (2) Social marriage in the Tengger community, which is also in the form of ecological marriage, is a form of wisdom in local communities in facing the potential risks of natural and social disasters.In the Tengger vegetable farming community, the risk of crop failure is caused by two natural disasters: landslides, due to the sharp slope of the land and the ash of the Semeru and Bromo volcanoes. time and can overwrite existing moor plots Ownership of plots that become diverse and randomly distributed in agricultural areas as a result of the Ecological Marriage, becomes a catalyst for them so as not to fail miserably in farming, because not all of the tegal areas they have been struck down by disaster. \n \nPenelitian ini terkait kearifan lokal komunitas Tengger dalam pencegahan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara mendalam, serta diolah secara deskriptif-analitik. Tujuan penelitian adalah untuk (1) mendeskripsikan dan menganalisis tradisi perkawinan pada komunitas Tengger; (2) mendeskripsikan dan menganalisis mitigasi bencana yang terekandung dalam tradisi perkawinan pada komunitas Tengger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Komunitas Tengger sudah melaksanakan bentuk perkawinan sosiologis, yang sesungguhnya adalah juga perkawinan ekologis. Secara sosiologis dalam perkawinan tersebut dua anak manusia bertemu untuk mendirikan sebuah keluarga baru. Namun disini juga bertemu modal ekonomi dari keluarga baru tersebut, berupa petak-petak tegalan (komunitas setempat menyebut dengan istilah tegil, sebagai warisan dari keluarga masing-masing; (2) Perkawinan sosial pada komunitas Tengger, yang juga berupa perkawinan ekologis, adalah bentuk kearifan lokal mereka dalam menghadapi resiko bencana alam dan sosial yang berpotensi terjadi. Pada komunitas petani sayur Tengger, resiko kegagalan panen disebabkan dua bencana alam: longsor, karena tingkat kemiringan lahan yang tajam dan abu gunung berapi Semeru dan Bromo. Kedua resiko bencana itu bisa datang setiap waktu dan bisa menimpa petak-petak tegalan yang ada. Kepemilikan petak-petak yang menjadi beragam dan terdistribusi secara acak di areal pertanian akibat dari Perkawinan Ekologis tersebut, menjadi katalisator bagi mereka agar tidak sampai gagal total dalam bertani, karena tidak seluruh areal tegal yang mereka miliki tertimpa bencana.","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.617","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
AbstractThis research is related to the local wisdom of the Tengger community in disaster prevention. This research uses a qualitative approach. Data was collected through observation and in-depth interviews, and processed descriptively-analytically. The research objectives are to (1) describe and analyze marital traditions in the Tengger community; (2) describe and analyze disaster mitigation contained in the marriage tradition in the Tengger community. The results showed that: (1) The Tengger Community had already carried out a form of sociological marriage, which in fact was also an ecological marriage. Sociologically in the marriage two human children meet to establish a new family. But here also met the economic capital of the new family, in the form of moor plots (the local community calls the term tegil, as a legacy from their respective families; (2) Social marriage in the Tengger community, which is also in the form of ecological marriage, is a form of wisdom in local communities in facing the potential risks of natural and social disasters.In the Tengger vegetable farming community, the risk of crop failure is caused by two natural disasters: landslides, due to the sharp slope of the land and the ash of the Semeru and Bromo volcanoes. time and can overwrite existing moor plots Ownership of plots that become diverse and randomly distributed in agricultural areas as a result of the Ecological Marriage, becomes a catalyst for them so as not to fail miserably in farming, because not all of the tegal areas they have been struck down by disaster.
Penelitian ini terkait kearifan lokal komunitas Tengger dalam pencegahan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara mendalam, serta diolah secara deskriptif-analitik. Tujuan penelitian adalah untuk (1) mendeskripsikan dan menganalisis tradisi perkawinan pada komunitas Tengger; (2) mendeskripsikan dan menganalisis mitigasi bencana yang terekandung dalam tradisi perkawinan pada komunitas Tengger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Komunitas Tengger sudah melaksanakan bentuk perkawinan sosiologis, yang sesungguhnya adalah juga perkawinan ekologis. Secara sosiologis dalam perkawinan tersebut dua anak manusia bertemu untuk mendirikan sebuah keluarga baru. Namun disini juga bertemu modal ekonomi dari keluarga baru tersebut, berupa petak-petak tegalan (komunitas setempat menyebut dengan istilah tegil, sebagai warisan dari keluarga masing-masing; (2) Perkawinan sosial pada komunitas Tengger, yang juga berupa perkawinan ekologis, adalah bentuk kearifan lokal mereka dalam menghadapi resiko bencana alam dan sosial yang berpotensi terjadi. Pada komunitas petani sayur Tengger, resiko kegagalan panen disebabkan dua bencana alam: longsor, karena tingkat kemiringan lahan yang tajam dan abu gunung berapi Semeru dan Bromo. Kedua resiko bencana itu bisa datang setiap waktu dan bisa menimpa petak-petak tegalan yang ada. Kepemilikan petak-petak yang menjadi beragam dan terdistribusi secara acak di areal pertanian akibat dari Perkawinan Ekologis tersebut, menjadi katalisator bagi mereka agar tidak sampai gagal total dalam bertani, karena tidak seluruh areal tegal yang mereka miliki tertimpa bencana.
摘要本研究涉及腾格里社区在防灾方面的地方智慧。本研究采用定性方法。通过观察和深度访谈收集数据,并进行描述性分析处理。研究目的是:(1)描述和分析腾格里社区的婚姻传统;(2)描述和分析腾格里族婚姻传统中所包含的减灾内容。结果表明:(1)腾格里社区已经实行了一种社会婚姻形式,实际上也是一种生态婚姻。从社会学的角度来看,在婚姻中,两个人类的孩子相遇,建立了一个新的家庭。但这里也有新家庭的经济资本,以沼地的形式出现(当地社区称之为tegil,作为各自家庭的遗产;(2)腾格里社区的社会婚姻,也是生态婚姻的形式,是当地社区在面对自然和社会灾害潜在风险时的一种智慧形式。在腾格里蔬菜种植社区,作物歉收的风险是由两种自然灾害造成的:由于土地的陡坡和塞默鲁火山和布罗莫火山的火山灰造成的山体滑坡。由于生态婚姻,土地的所有权在农业地区变得多样化和随机分布,成为他们的催化剂,使他们不会在农业中惨败,因为并非所有的合法地区都遭到了灾难的打击。Penelitian ini terkait kearifan当地的komunitas Tengger dalam penegahan ben加纳。Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitati。数据的双重普普性和多重普普性是一种观测方法,是一种分析方法。(1)中国农业农业发展与发展(1);(2)中国经济的发展与发展,中国经济的发展与发展,中国经济的发展。Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) Komunitas Tengger sudah melaksanakan bentuk perkawinan社会学,yang sesungguhnya adalah juga perkawinan生态学。四川大学生理学系的dalam perkawinan博士说:“我认为这是一个很好的例子。”Namun disini juga bertemu modal ekonomi dari keluarga baru tersebut, berupa petake -petak tegalan (komunitas setemat menyebut dengan istilah tegil, sebagai warisan dari keluarga masing-masing);(2) Perkawinan social pada komunitas Tengger, yang juga berupa Perkawinan ekologi, adalah bentuk kearifan local mereka dalam menghadapi resiko bencana alam和social yang berpotensi terjadi。我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国,我们的祖国。Kedua resiko bencani bisa datang setiap waktu dan bisa menimpa petak-petak tegalan yang ada。Kepemilikan petak-petak yang menjadi beragam danterdistribusi secara acak di areal pertanian akibat dari Perkawinan Ekologis tersebut, menjadi catalisator bagi mereka agar tidak sampai gagal total dalam bertani, karena tidak seluruh areal gal yang mereka miliki tertimpa benana。