{"title":"Kejadian stunting pada anak umur 1-5 tahun di Desa Rantau Panjang Hilir","authors":"Bayu Purnama Atmaja, Nita Rahayu, Muhdinor Muhdinor","doi":"10.22435/jhecds.v6i2.3667","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Stunting (dwarfism) is a condition in which toddlers have less length or height compared to their age. The purpose of this study was to determine the effect of the factors that cause stunting in children aged 1-5 years. This type of research is quantitative research with a cross sectional approach. Data was collected by measuring height, questionnaire and semi-quantitative Food Frequency Quetionnaire sheets. Data analysis was performed using the chi-square test and logistic regression. From the research results, it was found that the independent variable that most influenced the occurrence of stunting in children was the family socio-economic factor variable with a p value = 0.002 (p <0.05) and a value of R = 0.439. The conclusion of this study suggested that the active role of the government, especially health workers, to tackle the incidence of stunting in children. In addition, it is hoped that the community will adopt a balanced nutrition diet and receive proper education to improve welfare. \n \nStunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor yang menjadi penyebab stunting pada anak umur 1-5 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, wawacara kuesioner dan lembar Food Frequency Quetionnaire semi kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistic. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel independen yang paling mempengaruhi terjadinya stunting pada anak adalah variabel faktor sosial ekonomi keluarga dengan nilai p value = 0,002 (p<0,05) dan nilai R= 0,439. Kesimpulan dari penelitian ini disarankan agar peran aktif pemerintah khususnya petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian stunting pada anak. Selain itu, diharapkan masyarakat untuk menerapkan pola makan gizi seimbang dan mendapatakan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan. \n ","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jhecds.v6i2.3667","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract: Stunting (dwarfism) is a condition in which toddlers have less length or height compared to their age. The purpose of this study was to determine the effect of the factors that cause stunting in children aged 1-5 years. This type of research is quantitative research with a cross sectional approach. Data was collected by measuring height, questionnaire and semi-quantitative Food Frequency Quetionnaire sheets. Data analysis was performed using the chi-square test and logistic regression. From the research results, it was found that the independent variable that most influenced the occurrence of stunting in children was the family socio-economic factor variable with a p value = 0.002 (p <0.05) and a value of R = 0.439. The conclusion of this study suggested that the active role of the government, especially health workers, to tackle the incidence of stunting in children. In addition, it is hoped that the community will adopt a balanced nutrition diet and receive proper education to improve welfare.
Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor yang menjadi penyebab stunting pada anak umur 1-5 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, wawacara kuesioner dan lembar Food Frequency Quetionnaire semi kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistic. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel independen yang paling mempengaruhi terjadinya stunting pada anak adalah variabel faktor sosial ekonomi keluarga dengan nilai p value = 0,002 (p<0,05) dan nilai R= 0,439. Kesimpulan dari penelitian ini disarankan agar peran aktif pemerintah khususnya petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian stunting pada anak. Selain itu, diharapkan masyarakat untuk menerapkan pola makan gizi seimbang dan mendapatakan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan.
摘要:发育迟缓(侏儒症)是幼儿的身高或长度低于其年龄的一种症状。本研究的目的是确定导致1-5岁儿童发育迟缓的因素的影响。这种类型的研究是采用横断面方法的定量研究。通过身高测量、问卷调查和半定量食物频率问卷收集数据。数据分析采用卡方检验和logistic回归。从研究结果中发现,对儿童发育迟缓发生影响最大的自变量为家庭社会经济因素变量,p值= 0.002 (p <0.05), R值= 0.439。这项研究的结论表明,政府,特别是卫生工作者应发挥积极作用,解决儿童发育迟缓的问题。此外,我们希望市民能采取均衡营养的饮食,并接受适当的教育,以改善福利。发育迟缓merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur。Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari factor - factor for yang menjadi penyebab发育不良,pakadanakumur 1-5 tahun。Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan横截面。半定量的食物频率调查问卷。分析数据采用卡方单回归逻辑分析。dalhail penelitian didapatkan bahwa变量独立yangpaling mempengaruhi terjadinya发育不良pada anak adalah变量因子社会经济keluarga dengan nilai p值= 0.002 (p< 0.05),但nilai R= 0.0439。当你的孩子们发育迟缓的时候,你的孩子们就会被吓到。Selain itu, diharapkan, masyarakat, untuk, menerapkan, polan, makan, gizi, seimbang, dan, mendapatakan, pendidikan, yang, layak, untuk, meningkatkan, kesejahteraan。