Sri Idaiani, I. Yunita, Dwi Hapsari Tjandrarini, Lely Indrawati, Ika Darmayanti, Nunik Kusumawardani, Rofingatul Mubasyiroh
{"title":"Prevalensi Psikosis di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018","authors":"Sri Idaiani, I. Yunita, Dwi Hapsari Tjandrarini, Lely Indrawati, Ika Darmayanti, Nunik Kusumawardani, Rofingatul Mubasyiroh","doi":"10.22435/jpppk.v3i1.1882","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nPsikosis adalah gangguan jiwa yang memiliki prevalensi kecil dibandingkan gangguan jiwa lainnya tetapi mempunyai beban penyakit yang cukup tinggi. Tujuan analisis ini adalah untuk memperoleh prevalensi psikosis pada penduduk Indonesia secara nasional, per provinsi dan melihat sebaran psikosis antara perkotaan, perdesaan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Analisis ini merupakan analisis lanjut Riskesdas dilaksanakan di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota pada bulan Juli 2018. Jumlah blok sensus 29.824 dengan respon rate 99,41%, jumlah rumah tangga dikunjungi dan diwawancara 282.654 dengan respon rate 95,58%. Enumerator bertanya kepada kepala keluarga atau yang mewakilinya mengenai adakah anggota rumah tangga (ART) di rumah tersebut yang pernah atau sedang mengalami gangguan jiwa psikosis dan berapa banyak jumlahnya. Analisis dilakukan dengan perangkat statistik SPSS versi 22 dengan metode complex sample. Berdasarkan Riskesdas 2018, didapatkan estimasi prevalensi orang yang pernah menderita psikosis di Indonesia sebesar 1,8 per 1000 penduduk. Prevalensi antar provinsi berkisar 0.9 sampai 3.5 per 1000 penduduk. Prevalensi psikosis lebih tinggi di perdesaan dibandingkan di perkotaan (p=0,099). \nKata kunci: Riskesdas 2018, psikosis, prevalensi \nAbstract \nPsychosis is a mental disorder that has a small prevalence compared to other mental disorders but it has a fairly high burden of disease. The purpose of this analysis is to obtain the national, provincial prevalence of psychosis and to compare the prevalence between urban and rural regions in Indonesia based on Basic Health Research (Riskesdas) 2018. This is an advance analysis. Riskesdas was implemented in July 2018 in 34 provinces and 514 regencies/cities. A total of 29,824 census blocks with a response rate of 99.41%, as many as 282.654 households visited and interviewed with a response rate of 95.58%. The enumerator interviewed the head of the family or his representative regarding the existence of household members (ART) in the house who had or were experiencing psychosis and how many of them. The analysis was carried out with SPSS version 22 using the complex sample method. Based on Riskesdas 2018, an estimated prevalence of people who have suffered psychosis in Indonesia is 1.8 per 1000 population. The prevalence between provinces ranges from 0.9 to 3.5 per 1000 population. The prevalence is higher in rural than urban area (p=0.099). \nKeywords: Riskesdas 2018, psychosis, prevalence","PeriodicalId":170797,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.1882","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
Abstract
Abstrak
Psikosis adalah gangguan jiwa yang memiliki prevalensi kecil dibandingkan gangguan jiwa lainnya tetapi mempunyai beban penyakit yang cukup tinggi. Tujuan analisis ini adalah untuk memperoleh prevalensi psikosis pada penduduk Indonesia secara nasional, per provinsi dan melihat sebaran psikosis antara perkotaan, perdesaan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Analisis ini merupakan analisis lanjut Riskesdas dilaksanakan di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota pada bulan Juli 2018. Jumlah blok sensus 29.824 dengan respon rate 99,41%, jumlah rumah tangga dikunjungi dan diwawancara 282.654 dengan respon rate 95,58%. Enumerator bertanya kepada kepala keluarga atau yang mewakilinya mengenai adakah anggota rumah tangga (ART) di rumah tersebut yang pernah atau sedang mengalami gangguan jiwa psikosis dan berapa banyak jumlahnya. Analisis dilakukan dengan perangkat statistik SPSS versi 22 dengan metode complex sample. Berdasarkan Riskesdas 2018, didapatkan estimasi prevalensi orang yang pernah menderita psikosis di Indonesia sebesar 1,8 per 1000 penduduk. Prevalensi antar provinsi berkisar 0.9 sampai 3.5 per 1000 penduduk. Prevalensi psikosis lebih tinggi di perdesaan dibandingkan di perkotaan (p=0,099).
Kata kunci: Riskesdas 2018, psikosis, prevalensi
Abstract
Psychosis is a mental disorder that has a small prevalence compared to other mental disorders but it has a fairly high burden of disease. The purpose of this analysis is to obtain the national, provincial prevalence of psychosis and to compare the prevalence between urban and rural regions in Indonesia based on Basic Health Research (Riskesdas) 2018. This is an advance analysis. Riskesdas was implemented in July 2018 in 34 provinces and 514 regencies/cities. A total of 29,824 census blocks with a response rate of 99.41%, as many as 282.654 households visited and interviewed with a response rate of 95.58%. The enumerator interviewed the head of the family or his representative regarding the existence of household members (ART) in the house who had or were experiencing psychosis and how many of them. The analysis was carried out with SPSS version 22 using the complex sample method. Based on Riskesdas 2018, an estimated prevalence of people who have suffered psychosis in Indonesia is 1.8 per 1000 population. The prevalence between provinces ranges from 0.9 to 3.5 per 1000 population. The prevalence is higher in rural than urban area (p=0.099).
Keywords: Riskesdas 2018, psychosis, prevalence