Risqi Ekanti Ayuningtyas Palupi, B. Purwanto, S. Sutriyono
{"title":"Analisis Kecemasan pada Proses Keterampilan Berbicara Peserta Didik Tingkat I pada Mata Kuliah Bahasa Inggris","authors":"Risqi Ekanti Ayuningtyas Palupi, B. Purwanto, S. Sutriyono","doi":"10.24269/dpp.v10i2.5235","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK Bahasa menghabiskan bidang umum utama untuk komunikasi, oleh karena itu penting bahwa keterampilan komunikasi mengambil bagian dalam belajar bahasa. Berbicara adalah bagian dari pelajaran bahasa Inggris baik di tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi pada saat ini. Perkembangan dan percepatan teknologi juga menuntut semua orang untuk bisa berkomunikasi dan berbahasa internasional, dalam hal ini Bahasa Inggris dengan baik dan lancar. Namun, untuk membuat peserta didik berbicara dalam bahasa Inggris tidak selalu mudah dan mungkin ada beberapa alasan berbeda mengapa hal ini terjadi. Salah satu alasan yang mungkin adalah kecemasan berbicara dan pengaruhnya terhadap pemerolehan bahasa kedua, dalam hal ini Bahasa Inggris. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kecemasan berbicara peserta didik ketika mereka berada di sesi berbicara pada saat pembelajaran Bahasa Inggris. Studi ini terutama didasarkan pada hasil wawancara dan observasi pada mahasiswa tingkat 1, Program Studi DVI Manajemen Penanggulangan Bencana dan DVI Bisnis Digital, Politeknik Akbara Surakarta. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun akademik 2021/2022. Dari hasil penelitian ini, dapat dipaparkan bahwa kecemasan berbicara dapat menghambat peserta didik untuk berani berbicara dan pada akhirnya memberikan efek negatif pada keterampilan lisan. Studi ini juga menunjukkan bahwa kecemasan berbicara bukanlah masalah yang diprioritaskan di sekolah, alasannya bisa jadi kecemasan berbicara tidak dilihat sebagai masalah dalam pengajaran bahasa karena dapat dianggap sebagai kesulitan sosial. Untuk mendorong berbicara di kelas, penting untuk mengupayakan suasana yang menyenangkan di mana setiap peserta didik dapat merasa santai dan termotivasi untuk berkomunikasi secara lisan.","PeriodicalId":178230,"journal":{"name":"Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24269/dpp.v10i2.5235","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
ABSTRAK Bahasa menghabiskan bidang umum utama untuk komunikasi, oleh karena itu penting bahwa keterampilan komunikasi mengambil bagian dalam belajar bahasa. Berbicara adalah bagian dari pelajaran bahasa Inggris baik di tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi pada saat ini. Perkembangan dan percepatan teknologi juga menuntut semua orang untuk bisa berkomunikasi dan berbahasa internasional, dalam hal ini Bahasa Inggris dengan baik dan lancar. Namun, untuk membuat peserta didik berbicara dalam bahasa Inggris tidak selalu mudah dan mungkin ada beberapa alasan berbeda mengapa hal ini terjadi. Salah satu alasan yang mungkin adalah kecemasan berbicara dan pengaruhnya terhadap pemerolehan bahasa kedua, dalam hal ini Bahasa Inggris. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kecemasan berbicara peserta didik ketika mereka berada di sesi berbicara pada saat pembelajaran Bahasa Inggris. Studi ini terutama didasarkan pada hasil wawancara dan observasi pada mahasiswa tingkat 1, Program Studi DVI Manajemen Penanggulangan Bencana dan DVI Bisnis Digital, Politeknik Akbara Surakarta. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun akademik 2021/2022. Dari hasil penelitian ini, dapat dipaparkan bahwa kecemasan berbicara dapat menghambat peserta didik untuk berani berbicara dan pada akhirnya memberikan efek negatif pada keterampilan lisan. Studi ini juga menunjukkan bahwa kecemasan berbicara bukanlah masalah yang diprioritaskan di sekolah, alasannya bisa jadi kecemasan berbicara tidak dilihat sebagai masalah dalam pengajaran bahasa karena dapat dianggap sebagai kesulitan sosial. Untuk mendorong berbicara di kelas, penting untuk mengupayakan suasana yang menyenangkan di mana setiap peserta didik dapat merasa santai dan termotivasi untuk berkomunikasi secara lisan.