Perlindungan Hak atas Kesehatan Melalui Kebijakan Pengendalian Tembakau

Yeni Rosdianti
{"title":"Perlindungan Hak atas Kesehatan Melalui Kebijakan Pengendalian Tembakau","authors":"Yeni Rosdianti","doi":"10.58823/jham.v8i8.72","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Konsumsi rokok  di Indonesia  terus  mengalami  peningkatan yang  signifikan dari tahun  1995  sampai  dengan 2010.  Peningkatan prevalensi  perokok  dewasa  pada tahun  1995  mencapai  53,4% laki-laki dan 1,7%  perempuan. Selama kurun waktu 15  tahun,   perokok  dewasa  laki-laki meningkat menjadi  65,9% dan  perempuan menjadi  4,2%. Peningkatan konsumsi  rokok  ini merupakan salah  satu  penyebab kematian  meningkat pesat  di dunia  saat  ini.  Indonesia  merupakan negara  ketiga dengan jumlah perokok tertinggi di dunia, setelah Cina dan India, dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia yaitu 36,1% (GATS 2011). Di Indonesia, tingkat produksi rokok  pada  tahun  2010  telah  mencapai  260  miliar batang, dan  di tahun  2011 bahkan telah mencapai 270 miliar batang. Sementara jumlah penduduk di Indonesia adalah berkisar 230 juta jiwa. Dalam data Riskesdas 2010 perokok pasif perempuan sebanyak  62 juta, dan laki-laki sebanyak  30 juta sehingga  terdapat 92 juta perokok pasif di Indonesia. Dan sebanyak 11,4 juta anak usia 0-4 tahun terpapar asap rokok. Sedangkan pada  data  GATS 2011  menunjukkan jumlah  perokok  pasif sebanyak 133,3  juta terpapar asap rokok di rumah.Dari informasi  di atas,  maka  upaya  pengendalian penggunaan tembakau sangat diperlukan guna menurunkan jumlah perokok dan mencegah masyarakat dari kecanduan kebiasaan  merokok,  sehingga  mereka  terhindar  dari penyakit-penyakit yang  sangat   membahayakan.  Pengendalian tembakau  juga  merupakan bentuk pelaksanaan kewajiban  negara  dalam  melindungi  kesehatan warga  negara  untuk mendapatkan standar  kesehatan tertinggi yang dapat  dijangkau sebagaimana disebutkan  dalam  Komentar   Umum  No.14  Kovenan  hak  ekonomi,   sosial  dan budaya,  khususnya  mengenai hak atas kesehatan.","PeriodicalId":404941,"journal":{"name":"Jurnal Hak Asasi Manusia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2013-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Hak Asasi Manusia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58823/jham.v8i8.72","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Konsumsi rokok  di Indonesia  terus  mengalami  peningkatan yang  signifikan dari tahun  1995  sampai  dengan 2010.  Peningkatan prevalensi  perokok  dewasa  pada tahun  1995  mencapai  53,4% laki-laki dan 1,7%  perempuan. Selama kurun waktu 15  tahun,   perokok  dewasa  laki-laki meningkat menjadi  65,9% dan  perempuan menjadi  4,2%. Peningkatan konsumsi  rokok  ini merupakan salah  satu  penyebab kematian  meningkat pesat  di dunia  saat  ini.  Indonesia  merupakan negara  ketiga dengan jumlah perokok tertinggi di dunia, setelah Cina dan India, dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia yaitu 36,1% (GATS 2011). Di Indonesia, tingkat produksi rokok  pada  tahun  2010  telah  mencapai  260  miliar batang, dan  di tahun  2011 bahkan telah mencapai 270 miliar batang. Sementara jumlah penduduk di Indonesia adalah berkisar 230 juta jiwa. Dalam data Riskesdas 2010 perokok pasif perempuan sebanyak  62 juta, dan laki-laki sebanyak  30 juta sehingga  terdapat 92 juta perokok pasif di Indonesia. Dan sebanyak 11,4 juta anak usia 0-4 tahun terpapar asap rokok. Sedangkan pada  data  GATS 2011  menunjukkan jumlah  perokok  pasif sebanyak 133,3  juta terpapar asap rokok di rumah.Dari informasi  di atas,  maka  upaya  pengendalian penggunaan tembakau sangat diperlukan guna menurunkan jumlah perokok dan mencegah masyarakat dari kecanduan kebiasaan  merokok,  sehingga  mereka  terhindar  dari penyakit-penyakit yang  sangat   membahayakan.  Pengendalian tembakau  juga  merupakan bentuk pelaksanaan kewajiban  negara  dalam  melindungi  kesehatan warga  negara  untuk mendapatkan standar  kesehatan tertinggi yang dapat  dijangkau sebagaimana disebutkan  dalam  Komentar   Umum  No.14  Kovenan  hak  ekonomi,   sosial  dan budaya,  khususnya  mengenai hak atas kesehatan.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
通过烟草控制政策来保护健康
从1995年到2010年,印尼的香烟消费量持续显著增加。1995年,成年吸烟者流行率上升了53.4%的男性和1.7%的女性。在15年的时间里,成年男性吸烟者增加到65.9%,女性增加到4.2%。吸烟消费的增加是当今世界死亡人数迅速增加的原因之一。印度尼西亚是世界第三大烟民国家,仅次于中国和印度,全世界烟民人数最多的国家是36.1%(2011年的GATS)。在印度尼西亚,2010年的香烟生产水平已经达到260亿支,2011年甚至达到了2700亿支。而在印尼是人口230万人不等。在2010年Riskesdas的数据中,女性被动吸烟者占6200万,男性占3000万,因此印尼有9200万被动吸烟者。和11.4万0 - 4岁的孩子暴露在香烟烟雾。然而,2011年GATS的数据显示,家中吸烟人数为133,300万。从上面的信息来看,控制烟草使用是必要的,以减少吸烟者的数量,防止人们沉迷于吸烟,从而避免高危疾病。烟草控制也是国家履行保护公民健康的义务,以达到最高可达到的健康标准的一种形式,如《公共卫生、社会和文化权利联盟》(nub .14)中所述。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Inkorporasi Hak-Hak Fair Trial dalam Rancangan Undang-Undang Hukum Acara Pidana Mencari Titik Temu antara Pendidikan HAM dan Transformasi Konflik: Refleksi Pengalaman dari Lapangan Hak atas Pelindungan Data Pribadi pada Proses Penegakan Hukum Pidana ODHIV dan Penerapan Pendekatan Bersentra Kebutuhan Individu/Person-Centered Approach di Layanan HIV (Studi Kasus Enam ODHIV Terkait Pemenuhan Hak atas Kesehatan) Upaya Memutus Rantai Impunitas dan Tantangannya
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1