Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien Terpasang Canul Trakeostomi dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dengan Intervensi Fisioterapi Dada di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember: Studi Kasus
{"title":"Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien Terpasang Canul Trakeostomi dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dengan Intervensi Fisioterapi Dada di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember: Studi Kasus","authors":"Tanwirotul Afidah, Murtaqib Murtaqib, Suheriyono Suheriyono","doi":"10.22146/jkkk.82213","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Background: Maxillofacial fracture is a fracture that refers to the facial skeletal, dentoalveolar bone and related parts within the head and neck area due to external trauma. Severe fractures in the facial bones hinder client’s airway. Tracheostomy is one of the procedures for persistent airway obstruction.Objective: To analyze nursing care for clients with tracheostomy for indications of maxillofacial fracture with nursing problems in ineffective airway clearance using chest clapping physiotherapy interventions in the Mawar Room, RSD dr. Soebandi Jember.Case report: The client was admitted to the Hospital due to motorcycle accident. During the assessment the client complained of coughing, tightness, and sleeplessness. After a canul tracheostomy was attached to the client, there were several symptoms, ie.: the client coughed quite frequently, unable to cough effectively, there was a dry ronchi, had difficulty in speaking, and the client's breathing pattern changed. In conclusion, the main nursing problem was ineffective airway clearance.Outcome: The results of the analysis after chest physiotherapy 3 times for 3 days showed the expected result of chest physiotherapy action, which was the sputum was removed and cleared from the airway. Therefore, oxygen diffusion was optimal, the client's oxygen saturation increased within the normal range, coughing decreased, and insomnia complaints were reduced. Conclusion: Chest physiotherapy can help remove the client's sputum, thus reduces sputum and ronchi sound, tightness marked with respiration rate (RR) within the normal range, and coughing in clients with nursing problem ineffective airway clearance attached canul tracheostomy.ABSTRAKLatar belakang: Fraktur maksilofasial merupakan fraktur yang mengacu pada skeletal wajah, tulang dentoalveolar dan bagian-bagian yang terkait dalam daerah kepala dan leher karena trauma eksternal. Fraktur pada tulang wajah yang parah menyebabkan pasien tidak dapat mempertahankan jalan napasnya. Trakeostomi merupakan salah satu prosedur untuk obstruksi jalan napas persisten.Tujuan: Untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien yang terpasang trakeostomi atas indikasi fraktur maksilofasial dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif menggunakan intervensi fisioterapi dada clapping di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember.Laporan kasus: Pasien masuk ke Rumah Sakit karena kecelakaan sepeda motor. Saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh batuk, sesak napas, dan tidak bisa tidur. Terdapat beberapa gejala pada pasien setelah terpasang canul trakeostomi, antara lain batuk cukup sering, tidak mampu melakukan batuk efektif, terdapat ronchi kering, sulit berbicara, dan pola napas pasien berubah, sehingga memiliki masalah keperawatan utama bersihan jalan napas tidak efektif. Hasil: Hasil analisis setelah dilakukan fisioterapi dada 3 kali selama 3 hari, menunjukkan pencapaian tindakan fisioterapi dada, yaitu dapat mengeluarkan dan membersihkan sputum dari saluran napas, sehingga difusi oksigen optimal, saturasi oksigen pasien meningkat dalam rentang normal, batuk berkurang, dan keluhan susah tidur berkurang. Simpulan: Fisioterapi dada dapat membantu mengeluarkan sputum pasien, sehingga sputum dan suara ronchi dapat berkurang, sesak napas berkurang ditandai dengan respiration rate (RR) dalam rentang normal, dan batuk dapat berkurang pada pasien dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yang terpasang canul trakeostomi. ","PeriodicalId":410006,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jkkk.82213","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Background: Maxillofacial fracture is a fracture that refers to the facial skeletal, dentoalveolar bone and related parts within the head and neck area due to external trauma. Severe fractures in the facial bones hinder client’s airway. Tracheostomy is one of the procedures for persistent airway obstruction.Objective: To analyze nursing care for clients with tracheostomy for indications of maxillofacial fracture with nursing problems in ineffective airway clearance using chest clapping physiotherapy interventions in the Mawar Room, RSD dr. Soebandi Jember.Case report: The client was admitted to the Hospital due to motorcycle accident. During the assessment the client complained of coughing, tightness, and sleeplessness. After a canul tracheostomy was attached to the client, there were several symptoms, ie.: the client coughed quite frequently, unable to cough effectively, there was a dry ronchi, had difficulty in speaking, and the client's breathing pattern changed. In conclusion, the main nursing problem was ineffective airway clearance.Outcome: The results of the analysis after chest physiotherapy 3 times for 3 days showed the expected result of chest physiotherapy action, which was the sputum was removed and cleared from the airway. Therefore, oxygen diffusion was optimal, the client's oxygen saturation increased within the normal range, coughing decreased, and insomnia complaints were reduced. Conclusion: Chest physiotherapy can help remove the client's sputum, thus reduces sputum and ronchi sound, tightness marked with respiration rate (RR) within the normal range, and coughing in clients with nursing problem ineffective airway clearance attached canul tracheostomy.ABSTRAKLatar belakang: Fraktur maksilofasial merupakan fraktur yang mengacu pada skeletal wajah, tulang dentoalveolar dan bagian-bagian yang terkait dalam daerah kepala dan leher karena trauma eksternal. Fraktur pada tulang wajah yang parah menyebabkan pasien tidak dapat mempertahankan jalan napasnya. Trakeostomi merupakan salah satu prosedur untuk obstruksi jalan napas persisten.Tujuan: Untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien yang terpasang trakeostomi atas indikasi fraktur maksilofasial dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif menggunakan intervensi fisioterapi dada clapping di Ruang Mawar RSD dr. Soebandi Jember.Laporan kasus: Pasien masuk ke Rumah Sakit karena kecelakaan sepeda motor. Saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh batuk, sesak napas, dan tidak bisa tidur. Terdapat beberapa gejala pada pasien setelah terpasang canul trakeostomi, antara lain batuk cukup sering, tidak mampu melakukan batuk efektif, terdapat ronchi kering, sulit berbicara, dan pola napas pasien berubah, sehingga memiliki masalah keperawatan utama bersihan jalan napas tidak efektif. Hasil: Hasil analisis setelah dilakukan fisioterapi dada 3 kali selama 3 hari, menunjukkan pencapaian tindakan fisioterapi dada, yaitu dapat mengeluarkan dan membersihkan sputum dari saluran napas, sehingga difusi oksigen optimal, saturasi oksigen pasien meningkat dalam rentang normal, batuk berkurang, dan keluhan susah tidur berkurang. Simpulan: Fisioterapi dada dapat membantu mengeluarkan sputum pasien, sehingga sputum dan suara ronchi dapat berkurang, sesak napas berkurang ditandai dengan respiration rate (RR) dalam rentang normal, dan batuk dapat berkurang pada pasien dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yang terpasang canul trakeostomi.
背景:颌面部骨折是指头颈部区域内的面部骨骼、牙槽骨及相关部位因外伤而发生的骨折。面骨严重骨折妨碍病人通气。气管切开术是治疗持续性气道阻塞的一种方法。目的:分析RSD Mawar Room Soebandi Jember医生对颌面部骨折指征气管切开术患者采用拍胸理疗干预后气道通畅不良的护理问题。病例报告:患者因摩托车事故入院。评估时,病人主诉咳嗽、紧张和失眠。病人行气管插管切开术后,出现以下症状:病人咳嗽频繁,不能有效咳嗽,颈干,说话困难,病人呼吸方式改变。总之,主要的护理问题是气道通畅不良。结果:胸部物理治疗3次,3天后分析结果显示胸部物理治疗作用的预期结果,即痰液从气道中清除。因此,氧扩散最佳,患者血氧饱和度在正常范围内升高,咳嗽减少,失眠主诉减少。结论:胸部物理治疗可帮助患者清除痰液,从而使痰液及喘音减少,以呼吸频率(RR)为标志的紧致在正常范围内,有护理问题的患者出现咳嗽,气道清除无效,气管插管造瘘。【摘要】骨裂:骨裂,骨裂,牙槽骨裂,骨裂,骨裂,骨裂,骨裂,骨裂。德国尖角字体padtulang wajah yang parah menyebabkan pasien tidak dapat mempertahankan jalan napasnya。这是一种持续存在的障碍。图隽:Untuk menganalis asuhan keperawatan paada pasien yang terpasang trakeostomi atas indikasi fraktur maksilal dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif menggunakan intervensi fisioterapi data掌声欢迎阮氏马瓦RSD博士Soebandi Jember。Laporan kasus: Pasien masuk ke Rumah Sakit karena kecelakaan sepeda motor。萨特·迪拉坎·彭加坚,帕森·蒙格鲁·巴图克,萨萨·纳帕斯,丹·迪萨·比萨·蒂杜尔。Terdapat beberapa gejala paden setelah terpasang canul trakeostomi, antara lain batuk cukup sering, tidak mampu melakukan batuk efektif, Terdapat ronchi kering, sulit berbicara, dan pola napas pasen berubbah, sehinga memiliki masalah keperawatan utama bersihan jalan tipaak efektif。Hasil: Hasil分析setelah dilakukan fisioterapi dada 3 kali selama 3 hari, menunjukkan pencapaian tindakan fisioterapi dada, yitu dapat mengeluarkan dan membersihkan sputum dari saluran napas, sehinga difusi oksigen optimal, saturasi oksigen pasien meningkat dalam rentang normal, batuk berkurang, dan keluhan susah tidur berkurang。Simpulan: Fisioterapi dada dapat membantu mengeluarkan sputum pasen, sehinga sputum dan suara ronchi dapat berkurang ditandai dengan呼吸速率(RR) dalam rentang正常,dan batuk dapat berkurang pada pasen dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yang terpasang canul trakeostomi。