{"title":"Optimalisasi Produksi Pengolahan Tuna (Thunnus albacares) Beku Melalui Penerapan Metode Kaizen","authors":"Rufnia Ayu Afifah, Asriani -, Ferdiansyah -","doi":"10.35308/jtpp.v3i1.2840","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Optimalisasi proses produksi produk tuna sirip kuning (Thunnus albacares) beku bergantung pada berbagai aspek, yaitu aspek material, penerapan metode, manusia, dan kebijakan manajemen. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada kegiatan produksi tuna sirip kuning beku pada salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Sumatera Barat dan memberikan solusi dengan sebuah pendekatan analisis sistematis Kaizen untuk perbaikan secara berkesinambungan. Penelitian ini mencakup perumusan pokok masalah berdasarkan identifikasi masalah yang difokuskan pada aspek manusia (man), metode (method), bahan (material), dan manajemen (management), serta pemberian solusi dengan tindakan-tindakan yang secara teknis dapat dilaksanakan dan secara finansial memberikan biaya minimum namun menghasilkan dampak yang maksimal. Beberapa masalah yang ditemukan dari hasil identifikasi permasalahan dari kegiatan produksi tuna beku diantaranya, nilai rata-rata rendemen pada proses produksi tuna beku (54,78%) cukup rendah dibandingkan dengan standar nilai rendemen yang diinginkan perusahaan (60%). Keterampilan karyawan dalam memproduksi produk dan penggunaan bahan baku beku menjadi penyebabnya. Selain itu, terjadi perlambatan waktu pada proses produksi akibat kerusakan mesin pembekuan Air Blast Freezer (ABF). Hal ini menyebabkan proses pembekuan produk membutuhkan waktu yang lebih lama karena dilakukan dengan menggunakan cold storage. Masalah-masalah ini memberikan efek pada gross profit yang dihasilkan perusahaan. Beberapa alternatif solusi diberikan untuk perbaikan kegiatan produksi berkaitan dengan kebijakan manajemen perusahaan, yaitu adanya komitmen untuk melakukan pengawasan pada proses pengolahan serta menganggarkan biaya perbaikan mesin pembekuan ABF. Jika solusi perbaikan diterapkan, solusi tersebut diestimasikan dapat meningkatkan gross profit perusahaan sebesar Rp 1.246.261.672 dalam satu tahun.","PeriodicalId":136408,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35308/jtpp.v3i1.2840","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Optimalisasi proses produksi produk tuna sirip kuning (Thunnus albacares) beku bergantung pada berbagai aspek, yaitu aspek material, penerapan metode, manusia, dan kebijakan manajemen. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada kegiatan produksi tuna sirip kuning beku pada salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Sumatera Barat dan memberikan solusi dengan sebuah pendekatan analisis sistematis Kaizen untuk perbaikan secara berkesinambungan. Penelitian ini mencakup perumusan pokok masalah berdasarkan identifikasi masalah yang difokuskan pada aspek manusia (man), metode (method), bahan (material), dan manajemen (management), serta pemberian solusi dengan tindakan-tindakan yang secara teknis dapat dilaksanakan dan secara finansial memberikan biaya minimum namun menghasilkan dampak yang maksimal. Beberapa masalah yang ditemukan dari hasil identifikasi permasalahan dari kegiatan produksi tuna beku diantaranya, nilai rata-rata rendemen pada proses produksi tuna beku (54,78%) cukup rendah dibandingkan dengan standar nilai rendemen yang diinginkan perusahaan (60%). Keterampilan karyawan dalam memproduksi produk dan penggunaan bahan baku beku menjadi penyebabnya. Selain itu, terjadi perlambatan waktu pada proses produksi akibat kerusakan mesin pembekuan Air Blast Freezer (ABF). Hal ini menyebabkan proses pembekuan produk membutuhkan waktu yang lebih lama karena dilakukan dengan menggunakan cold storage. Masalah-masalah ini memberikan efek pada gross profit yang dihasilkan perusahaan. Beberapa alternatif solusi diberikan untuk perbaikan kegiatan produksi berkaitan dengan kebijakan manajemen perusahaan, yaitu adanya komitmen untuk melakukan pengawasan pada proses pengolahan serta menganggarkan biaya perbaikan mesin pembekuan ABF. Jika solusi perbaikan diterapkan, solusi tersebut diestimasikan dapat meningkatkan gross profit perusahaan sebesar Rp 1.246.261.672 dalam satu tahun.