{"title":"Analisis Mitigasi Bencana Melalui Penguatan Modal Sosial Keluarga Di Kelurahan Pondok Besi Kota Bengkulu","authors":"Linda Safitra, Lesti Heriyanti","doi":"10.32734/lwsa.v2i1.607","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractBengkulu is located at above the meeting of Indo-Australian and Eurasian plates so it is very vulnerable to disasters. History records that Bengkulu once four times hit by the tsunami in 1797, 1833, 1861 and 2007. According to the National Disaster Management Agency (BNPB) there are 205 points of tsunami-prone areas, one of them is Pondok Besi Village in Teluk Segara District, Bengkulu City. This village is one of the villages that formed a village-based disaster alert group (Sibad). The strategy undertaken to reduce disaster risk is through strengthening the family's social capital, therefore the authors are interested in conducting research and analyzing \"Disaster Mitigation Through Strengthening Family Social Capital in Pondok Besi Village, Bengkulu City”. The research method was a qualitative research with a case study approach. The results showed that disaster mitigation through strengthening family social capital was carried out through two things, first, improving the quality and quantity of family social interaction and trust through the use of communication technology, secondly increasing preparedness for disasters through strengthening family cooperation. From the results of the study it can be seen that disaster mitigation through strengthening family social capital has not run optimally, that because research informants have different interpretations of disaster mitigation, disaster mitigation is sometimes considered as an expecting disaster activity. This meaning influences the behavior of research informants on several activities that related to disaster mitigation. \n \nBengkulu berada di atas pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia sehingga sangat rawan terhadap bencana. Sejarah mencatat Bengkulu pernah empat kali diterjang tsunami masing-masing pada tahun 1797, 1833, 1861 dan 2007. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 205 titik daerah rawan terjadi bencana tsunami, salah satunya adalah kelurahan Pondok Besi di Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Kelurahan ini merupakan salah satu kelurahan yang membentuk kelompok siaga bencana berbasis desa (Sibad). Startegi yang dilakukan guna mengurangi resiko bencana adalah memalui penguatan modal sosial keluarga, oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dan menganalisis tentang “Mitigasi Bencana Melalui Penguatan Modal Sosial Keluarga Di Kelurahan Pondok Besi Kota Bengkulu. Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kulitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa mitigasi bencana melalui penguatan modal sosial keluarga dilakukan melalui dua hal yaitu pertama, peningkatan kualitas dan kuantitas interaksi sosial keluarga dan kepercayaan melalui pemanfaatan teknologi komunikasi, kedua peningkatan kesiaptanggapan terhadap bencana melalui penguatan kerjasama keluarga. Dari hasil penelitian terlihat bahwa mitigasi bencana melalui penguatan modal sosial keluarga belum berjalan maksimal, hal ini terjadi karena informan penelitian mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap mitigasi bencana, mitigasi bencana terkadang dianggap sebagai aktivitas mengharap datangnya bencana. Makna inilah yang mempengaruhi perilaku informan penelitian terhadap beberapa aktivitas terkait mitigasi bencana.","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.607","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
AbstractBengkulu is located at above the meeting of Indo-Australian and Eurasian plates so it is very vulnerable to disasters. History records that Bengkulu once four times hit by the tsunami in 1797, 1833, 1861 and 2007. According to the National Disaster Management Agency (BNPB) there are 205 points of tsunami-prone areas, one of them is Pondok Besi Village in Teluk Segara District, Bengkulu City. This village is one of the villages that formed a village-based disaster alert group (Sibad). The strategy undertaken to reduce disaster risk is through strengthening the family's social capital, therefore the authors are interested in conducting research and analyzing "Disaster Mitigation Through Strengthening Family Social Capital in Pondok Besi Village, Bengkulu City”. The research method was a qualitative research with a case study approach. The results showed that disaster mitigation through strengthening family social capital was carried out through two things, first, improving the quality and quantity of family social interaction and trust through the use of communication technology, secondly increasing preparedness for disasters through strengthening family cooperation. From the results of the study it can be seen that disaster mitigation through strengthening family social capital has not run optimally, that because research informants have different interpretations of disaster mitigation, disaster mitigation is sometimes considered as an expecting disaster activity. This meaning influences the behavior of research informants on several activities that related to disaster mitigation.
Bengkulu berada di atas pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia sehingga sangat rawan terhadap bencana. Sejarah mencatat Bengkulu pernah empat kali diterjang tsunami masing-masing pada tahun 1797, 1833, 1861 dan 2007. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 205 titik daerah rawan terjadi bencana tsunami, salah satunya adalah kelurahan Pondok Besi di Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Kelurahan ini merupakan salah satu kelurahan yang membentuk kelompok siaga bencana berbasis desa (Sibad). Startegi yang dilakukan guna mengurangi resiko bencana adalah memalui penguatan modal sosial keluarga, oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dan menganalisis tentang “Mitigasi Bencana Melalui Penguatan Modal Sosial Keluarga Di Kelurahan Pondok Besi Kota Bengkulu. Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kulitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa mitigasi bencana melalui penguatan modal sosial keluarga dilakukan melalui dua hal yaitu pertama, peningkatan kualitas dan kuantitas interaksi sosial keluarga dan kepercayaan melalui pemanfaatan teknologi komunikasi, kedua peningkatan kesiaptanggapan terhadap bencana melalui penguatan kerjasama keluarga. Dari hasil penelitian terlihat bahwa mitigasi bencana melalui penguatan modal sosial keluarga belum berjalan maksimal, hal ini terjadi karena informan penelitian mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap mitigasi bencana, mitigasi bencana terkadang dianggap sebagai aktivitas mengharap datangnya bencana. Makna inilah yang mempengaruhi perilaku informan penelitian terhadap beberapa aktivitas terkait mitigasi bencana.
【摘要】明库鲁地处印澳板块和欧亚板块交汇处上方,易受灾害影响。历史记载明古鲁曾在1797年、1833年、1861年和2007年四次遭受海啸袭击。根据国家灾害管理局(BNPB)的数据,有205个海啸易发区,其中一个是明古鲁市特鲁克塞加拉区的Pondok Besi村。这个村庄是组成以村庄为基础的灾害警报小组(Sibad)的村庄之一。为减少灾害风险而采取的战略是通过加强家庭的社会资本,因此,作者有兴趣进行研究和分析"通过加强本古鲁市Pondok Besi村的家庭社会资本来减轻灾害"。研究方法采用案例研究的定性研究方法。研究结果表明,强化家庭社会资本减灾主要通过两方面来实现,一是通过使用通信技术提高家庭社会互动和信任的质量和数量,二是通过加强家庭合作来增强防灾准备。从研究结果可以看出,通过加强家庭社会资本进行减灾并没有达到最优的效果,由于研究信息提供者对减灾的理解不同,因此有时将减灾视为一种预期灾害的活动。这一含义影响着研究资料提供者在若干与减灾有关的活动中的行为。Bengkulu berada di数据pertemuan lempeng印度-澳大利亚和欧亚大陆的seingga sangat rawan terhadap ben加纳。Sejarah mencatat Bengkulu pernah empat kali diterjang海啸,1797年,1833年,1861年和2007年。2005年,马来西亚国家槟城古兰和本迦纳海啸,马来西亚海啸,马来西亚海啸,亚打明古鲁。Kelurahan ini merupakan salah satu Kelurahan yang membentuk kelompok siaga bencana berbasis desa (Sibad)。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”方法penpenelitian yang dipilih adalah penpenelitian kulitatian penpenelian研究原因。Hasil penelitian menunjukan bahwa mitigasi bencana melalui penguatan modal social keluarga dilakukan melalui dua hal yyitu pertama, peningkatan kualitas dan kuantitas interaksi social keluarga dan kepercayaan melanfaatan tecknologi komunikasi, kedua peningkatan kesiaptanggapan terhadap melalui penguatan kerjasama keluarga。Dari hasil penelitian terlihat bahwa mitigasi bencana melalui企鹅模态社会keluarga belum berjalan maksimal, hal ini terjadi karena informan penelitian mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap mitigasi bencana, mitigasi bencana terkadang dianggap sebagai aktivitas mengharap datangnya bencana。Makna inilah yang mempengaruhi perakaku informan penelitian说:“这是一个非常好的例子。”