{"title":"HERMENEUTIKA OTENTITAS HADITS M. MUSTOFA A’ZAMI","authors":"Arid Marsa","doi":"10.20414/el-umdah.v2i1.913","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ulisan ini membahas Mustahfa A’zami yang selama ini mengkaji pertumbuhan dan perkembangan sanad ia menilai sanad bertentangan dengan pendapat Schalct. Sebab pengunaan sanad mulai dilaksanakan pasca wafatnya Nabi SAW, hanya saja metode ahli-ahli hadits dalam menggunakan sanad tidak sama khusunya pada masa sahabat. Dan dapat dikatakan bahwa perhatian terhadap sanad mencapai puncaknya pada akhir abad pertama. A’Zami berpandangan adanya rawi-rawi hadits dan tempat-tempat tinggal mereka yang saling berjauhan. Apabila hal tersebut ditambah umur serta tradisi mereka. Oleh karna itu teori Schalcht yang disebut “Projekting Back” (proyeksi belakang) sangat sulit dibayangkan, bahkan praktiknya juga mustahil. Jadi kalau dalam hadits umat Islam selalu membuat garis lurus dalam gambarannya, meletakkan masa lalu sebgai sumber dari masa sesudahnya. Akan tetapi, Schacht membuat pandangan yang berbeda dengan garis terbalik, yaitu masa belakangan adalah sumber dari masa lalu. Sanad masa lalu, pencitramasa lalu, rawi masa lalu, itu berasal dari masa sesudahya. Itu yang disebut teori “projekting back”, dimana semua mundur ke zaman sebelumnya, untuk melegitimasi kebenaranya.Bahkan masa sesudahnya berasal dari masa lalu, tetapi masa lalu hasil dari rekontruksi masa sesudahnya.","PeriodicalId":239970,"journal":{"name":"el-'Umdah","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"el-'Umdah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20414/el-umdah.v2i1.913","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ulisan ini membahas Mustahfa A’zami yang selama ini mengkaji pertumbuhan dan perkembangan sanad ia menilai sanad bertentangan dengan pendapat Schalct. Sebab pengunaan sanad mulai dilaksanakan pasca wafatnya Nabi SAW, hanya saja metode ahli-ahli hadits dalam menggunakan sanad tidak sama khusunya pada masa sahabat. Dan dapat dikatakan bahwa perhatian terhadap sanad mencapai puncaknya pada akhir abad pertama. A’Zami berpandangan adanya rawi-rawi hadits dan tempat-tempat tinggal mereka yang saling berjauhan. Apabila hal tersebut ditambah umur serta tradisi mereka. Oleh karna itu teori Schalcht yang disebut “Projekting Back” (proyeksi belakang) sangat sulit dibayangkan, bahkan praktiknya juga mustahil. Jadi kalau dalam hadits umat Islam selalu membuat garis lurus dalam gambarannya, meletakkan masa lalu sebgai sumber dari masa sesudahnya. Akan tetapi, Schacht membuat pandangan yang berbeda dengan garis terbalik, yaitu masa belakangan adalah sumber dari masa lalu. Sanad masa lalu, pencitramasa lalu, rawi masa lalu, itu berasal dari masa sesudahya. Itu yang disebut teori “projekting back”, dimana semua mundur ke zaman sebelumnya, untuk melegitimasi kebenaranya.Bahkan masa sesudahnya berasal dari masa lalu, tetapi masa lalu hasil dari rekontruksi masa sesudahnya.