{"title":"Analisa Pekerjaan Membongkar Sumbat Frac Menggunakan Coiled-Tubing ada Sumur Unkonventional","authors":"Agus Purwanto, Idham Khalid, Adi Novriansyah","doi":"10.29017/lpmgb.56.2.1172","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sumur unconventional memiliki kandungan unsur shale-oil dan shale-gas, sebagaimana terdapat juga pada sumur konvensional. Penggunaan coiled-tubing (CT) merupakan salah satu teknik yang dianggap paling baik dalam operasi pemboran sumur unconventional. Pada rig konvensional, pipa/tubing/strings dapat disambung atau diputuskan satu persatu memakai sambungan ulir. Cara ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama, tenaga kerja dan peralatan yang lebih banyak, resiko yang lebih tinggi, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik penggunaan CT pada pekerjaan milling frac plug menggunakan coiled-tubing pada sumur unconventional. Metode yang digunakan adalah studi kasus (case study). Berdasarkan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan: 1) aplikasi pekerjaan CT dilakukan dengan prosedur menyesuaikan tekanan, menyesuaikan rantai kepala injektor di dalam traksi berdasarkan berat CT, menyesuaikan tegangan luar rantai berdasarkan parameter tekanan kepala sumur atau Wellhead Pressure (WHP) dan aliran lubang sumur, memantau dan kurangi kecepatan CT, melakukan pemompaan, melakukan uji tarik. 2) Ketika CT telah berada pada kedalaman 0 ft dari batas, CT string memiliki kelelahan sebesar 43.18%. Sedangkan pada kedalaman 10562.63 ft., CT string berada pada tingkat kelelahan sebesar 38.06%. Artinya, semakin dangkal pengeboran, semakin tinggi batas kemampuan CT, dengan demikian pada kedalaman lebih dari 1000 feet, CT hanya memiliki tingkat lelah sebesar 38.06 lebih rendah dibanding kedalaman 0 ft. ","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.56.2.1172","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sumur unconventional memiliki kandungan unsur shale-oil dan shale-gas, sebagaimana terdapat juga pada sumur konvensional. Penggunaan coiled-tubing (CT) merupakan salah satu teknik yang dianggap paling baik dalam operasi pemboran sumur unconventional. Pada rig konvensional, pipa/tubing/strings dapat disambung atau diputuskan satu persatu memakai sambungan ulir. Cara ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama, tenaga kerja dan peralatan yang lebih banyak, resiko yang lebih tinggi, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik penggunaan CT pada pekerjaan milling frac plug menggunakan coiled-tubing pada sumur unconventional. Metode yang digunakan adalah studi kasus (case study). Berdasarkan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan: 1) aplikasi pekerjaan CT dilakukan dengan prosedur menyesuaikan tekanan, menyesuaikan rantai kepala injektor di dalam traksi berdasarkan berat CT, menyesuaikan tegangan luar rantai berdasarkan parameter tekanan kepala sumur atau Wellhead Pressure (WHP) dan aliran lubang sumur, memantau dan kurangi kecepatan CT, melakukan pemompaan, melakukan uji tarik. 2) Ketika CT telah berada pada kedalaman 0 ft dari batas, CT string memiliki kelelahan sebesar 43.18%. Sedangkan pada kedalaman 10562.63 ft., CT string berada pada tingkat kelelahan sebesar 38.06%. Artinya, semakin dangkal pengeboran, semakin tinggi batas kemampuan CT, dengan demikian pada kedalaman lebih dari 1000 feet, CT hanya memiliki tingkat lelah sebesar 38.06 lebih rendah dibanding kedalaman 0 ft.