{"title":"Analisis Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Pada Jenjang Sekolah Dasar Di Kabupaten Malang","authors":"Apridhona Tito Minayugie, M. Syahri","doi":"10.22219/jkpp.v7i2.11712","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: PISA (Program for International Student Assessment) states that literacy is an important ability to be mastered. Based on the 2019 PISA report, Indonesia is ranked 72 out of 78 countries for student reading skills. On one side of the school literacy movement (GLS) has been going on since 2016. This study aims to 1) describe the implementation of the GLS Elementary School level at SDN 2 and 3 PandansariNgantang District Malang Regency. 2) analyze the implementation of GLS policies and describe the supporting-inhibiting factors and efforts in their implementation. This research uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques are done using observation, interviews, and documents. Data analysis of the results of the study was carried out by data reduction, data presentation, and concluding (data verification). The results showed that 1) in general the implementation of GLS by structuring, using and utilizing library building facilities to support implementation. Supported by school residents such as school principals and teachers who have achievements at the national level of literacy. 2) The implementation of GLS has fulfilled 2 of 4 aspects, namely aspects of communication and resources. While the aspect that becomes an obstacle is the aspect of disposition and bureaucratic structure. The main constraints experienced in the implementation of GLS are the unavailability of librarians and the involvement of parents in the implementation of activities that are still lacking, and the School Literacy Team (TLS) has not been formed. Efforts to overcome obstacles in the implementation of GLS include involving students in the addition of literature, the appointment of teachers as library staff.Keywords: Implementation Analysis, Policy, School Literacy Movement Abstrak: PISA (Programme for International Student Assessment) menyebutkan bahwa literasi menjadi kemampuan yang penting untuk dikuasi. Berdasarkan laporan PISA tahun 2019 Indonesia menempati peringkat 72 dari 78 negara untuk kemampuan membaca siswa. Disatu sisi gerakan leterasi sekolah (GLS) telah berlangsung sejak tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pelaksanaan GLS jenjang Sekolah Dasar di SDN 2 dan 3 Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.2) menganalisis implementasi kebijakan GLS dan mendeskripsikan faktor pendukung-penghambat serta upaya dalam implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara serta dokumen. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) secara umum pelaksanaan GLS dengan penataan, penggunaan, dan pemanfaatan fasilitas gedung perpustakaan untuk menunjang implementasi. Didukung warga sekolah seperti kepala sekolah dan guru yang memiliki prestasi dibidanglieterasi tingkat nasional. 2) Pelaksanaan GLS telah memenuhi 2 dari 4 aspek, yaitu aspek komunikasi dan sumberdaya. Sedangkan aspek yang menjadi kendala adalah aspek disposisi dan struktur birokrasi. Kendala yang dialami dalam pelaksanaan GLS yang utama adalah belum tersedianya tenaga pustakawan serta keterlibatan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan yang masih kurang, serta belum dibentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS). Upaya mengatasi kendala dalam pelaksanaan GLS diantaranya melibatkan siswa dalam penambahan literatur, penunjukan guru sebagai tenaga perpustakaan.Kata kunci: Analisis Implementasi, Kebijakan, Gerakan Literasi Sekolah","PeriodicalId":356293,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-04-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22219/jkpp.v7i2.11712","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Abstract: PISA (Program for International Student Assessment) states that literacy is an important ability to be mastered. Based on the 2019 PISA report, Indonesia is ranked 72 out of 78 countries for student reading skills. On one side of the school literacy movement (GLS) has been going on since 2016. This study aims to 1) describe the implementation of the GLS Elementary School level at SDN 2 and 3 PandansariNgantang District Malang Regency. 2) analyze the implementation of GLS policies and describe the supporting-inhibiting factors and efforts in their implementation. This research uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques are done using observation, interviews, and documents. Data analysis of the results of the study was carried out by data reduction, data presentation, and concluding (data verification). The results showed that 1) in general the implementation of GLS by structuring, using and utilizing library building facilities to support implementation. Supported by school residents such as school principals and teachers who have achievements at the national level of literacy. 2) The implementation of GLS has fulfilled 2 of 4 aspects, namely aspects of communication and resources. While the aspect that becomes an obstacle is the aspect of disposition and bureaucratic structure. The main constraints experienced in the implementation of GLS are the unavailability of librarians and the involvement of parents in the implementation of activities that are still lacking, and the School Literacy Team (TLS) has not been formed. Efforts to overcome obstacles in the implementation of GLS include involving students in the addition of literature, the appointment of teachers as library staff.Keywords: Implementation Analysis, Policy, School Literacy Movement Abstrak: PISA (Programme for International Student Assessment) menyebutkan bahwa literasi menjadi kemampuan yang penting untuk dikuasi. Berdasarkan laporan PISA tahun 2019 Indonesia menempati peringkat 72 dari 78 negara untuk kemampuan membaca siswa. Disatu sisi gerakan leterasi sekolah (GLS) telah berlangsung sejak tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pelaksanaan GLS jenjang Sekolah Dasar di SDN 2 dan 3 Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.2) menganalisis implementasi kebijakan GLS dan mendeskripsikan faktor pendukung-penghambat serta upaya dalam implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara serta dokumen. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) secara umum pelaksanaan GLS dengan penataan, penggunaan, dan pemanfaatan fasilitas gedung perpustakaan untuk menunjang implementasi. Didukung warga sekolah seperti kepala sekolah dan guru yang memiliki prestasi dibidanglieterasi tingkat nasional. 2) Pelaksanaan GLS telah memenuhi 2 dari 4 aspek, yaitu aspek komunikasi dan sumberdaya. Sedangkan aspek yang menjadi kendala adalah aspek disposisi dan struktur birokrasi. Kendala yang dialami dalam pelaksanaan GLS yang utama adalah belum tersedianya tenaga pustakawan serta keterlibatan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan yang masih kurang, serta belum dibentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS). Upaya mengatasi kendala dalam pelaksanaan GLS diantaranya melibatkan siswa dalam penambahan literatur, penunjukan guru sebagai tenaga perpustakaan.Kata kunci: Analisis Implementasi, Kebijakan, Gerakan Literasi Sekolah
摘要:国际学生评估项目(PISA)指出读写能力是一项需要掌握的重要能力。根据2019年的国际学生评估项目报告,印尼在78个国家中学生阅读能力排名第72位。一方面,学校扫盲运动(GLS)自2016年以来一直在进行。本研究旨在1)描述玛琅县唐塘区潘度沙区2、3校区GLS小学层面的实施情况。2)分析GLS政策的实施情况,并描述GLS政策实施中的支持-抑制因素和努力。本研究采用描述性定性方法。数据收集技术是通过观察、访谈和文件来完成的。对研究结果进行数据分析,包括数据缩减、数据呈现和结论(数据验证)。结果表明:1)总体上,图书馆建设设施的构建、使用和利用是实现GLS的基础。得到学校居民的支持,如校长和教师,他们在国家文化水平上取得了成就。2) GLS的实施完成了4个方面中的2个,即沟通和资源两个方面。而成为障碍的方面是配置和官僚结构方面。在实施GLS的过程中遇到的主要制约因素是图书馆员的缺乏和家长参与活动的缺乏,以及学校扫盲小组(TLS)尚未形成。为克服GLS实施中的障碍所做的努力包括让学生参与增加文献,任命教师为图书馆工作人员。关键词:实施分析、政策、学校扫盲运动摘要:国际学生评估项目(PISA)Berdasarkan laporan PISA tahun 2019印度尼西亚menempati peringkat 72 dari 78 negara untuk kemampuan membaca siswa。Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pelaksanaan GLS jenjang Sekolah Dasar di SDN 2丹3 Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten malang 2) menganalis implementasi kebijakan GLS dan mendeskripsikan faktor pendukung-penghambat serta upaya dalam implementasinya。Penelitian ini menggunakan pendekatan deskscriptif quality。人口普查数据:北京,北京,北京,北京,北京,北京。分析数据有penelitian dilakukan dengan reduksi数据,penyajian数据,danpenarikan kespulpulse(验证数据)。Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) secara umum pelaksanaan GLS dengan penakaan, penggunaan, dan pmanfaatan fasilitas gedung perpustakaan untuk menunjang implementas。Didukung warga sekolah seperti kepala sekolah danguru yang memiliki prestasi dibidanglieterasi tingkat national。2) Pelaksanaan GLS telah memenuhi 2 dari 4发言,yitu发言komunikasi dan sumberdaya。世当坎语(yang menjadi kendala adalah)。【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】Upaya mengatasi kendala dalam pelaksanaan GLS diantaranya melibatkan siswa dalam penambahan文学大师sebagai tenaga perpustakaan。《实践分析》,《民学文献》,《民学文献》