{"title":"Hubungan Intensitas Penggunaan Gawai dan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi Lebih pada Siswa SMA di Sidoarjo","authors":"Aghnia Ilmi Imani, S. Nadhiroh","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.671-676","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penggunaan gawai berlebih dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik serta peningkatan konsumsi makanan tinggi energi yang jika terjadi dalam kurun waktu lama akan menyebabkan status gizi lebih Masalah status gizi lebih dapat menyebabkan penurunan kondisi fisiologis maupun kesehatan jiwa. Tujuan:Untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan gawai dan tingkat konsumsi energi dengan status gizi lebih pada siswa SMA di Sidoarjo Metode: Desain studi pada penelitian ini yaitu case control. Penelitian dilakukan pada siswa SMA di wilayah Sidoarjo yang diambil dari 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Sidoarjo, SMA Negeri 2 Sidoarjo, serta SMA Negeri 3 Sidoarjo. Total sampel yang dibutuhkan yaitu berjumlah 92 siswa dengan masing-masing kelompok, yaitu kelompok gizi lebih dan kelompok gizi normal, berjumlah 46 siswa. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah populasi 2582 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui keusioner penggunaan gawai, 24HFood Recall, serta pengukuran tinggi badan dan berat badan oleh peneliti. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil: Mayoritas siswa SMA di Sidoarjo baik dengan gizi lebih (84,8%) maupun gizi normal (73,9%) memiliki intensitas penggunaan gawai sedang. Tingkat konsumsi energi pada gizi lebih lebih banyak berkategori lebih (54,3%), sementara pada kelompok gizi normal berada pada kategori cukup (87%). Terdapat hubungan antara tingkat konsumsi energi (p=<0,001; OR=7.937) dengan status gizi lebih dan tidak terdapat hubungan antara intensitas penggunaan gawai (p=0.303) dengan status gizi lebih pada siswa SMA di Sidoarjo. Kesimpulan: Tingkat konsumsi energi dengan kategori lebih akan lebih berisiko mengalami status gizi lebih dibandingkan dengan tingkat konsumsi energi cukup. Penelitian ini memerlukan penelitian lebih lanjut dengan tambahan variabel lainnya.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Kesmas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.671-676","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang: Penggunaan gawai berlebih dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik serta peningkatan konsumsi makanan tinggi energi yang jika terjadi dalam kurun waktu lama akan menyebabkan status gizi lebih Masalah status gizi lebih dapat menyebabkan penurunan kondisi fisiologis maupun kesehatan jiwa. Tujuan:Untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan gawai dan tingkat konsumsi energi dengan status gizi lebih pada siswa SMA di Sidoarjo Metode: Desain studi pada penelitian ini yaitu case control. Penelitian dilakukan pada siswa SMA di wilayah Sidoarjo yang diambil dari 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Sidoarjo, SMA Negeri 2 Sidoarjo, serta SMA Negeri 3 Sidoarjo. Total sampel yang dibutuhkan yaitu berjumlah 92 siswa dengan masing-masing kelompok, yaitu kelompok gizi lebih dan kelompok gizi normal, berjumlah 46 siswa. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah populasi 2582 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui keusioner penggunaan gawai, 24HFood Recall, serta pengukuran tinggi badan dan berat badan oleh peneliti. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil: Mayoritas siswa SMA di Sidoarjo baik dengan gizi lebih (84,8%) maupun gizi normal (73,9%) memiliki intensitas penggunaan gawai sedang. Tingkat konsumsi energi pada gizi lebih lebih banyak berkategori lebih (54,3%), sementara pada kelompok gizi normal berada pada kategori cukup (87%). Terdapat hubungan antara tingkat konsumsi energi (p=<0,001; OR=7.937) dengan status gizi lebih dan tidak terdapat hubungan antara intensitas penggunaan gawai (p=0.303) dengan status gizi lebih pada siswa SMA di Sidoarjo. Kesimpulan: Tingkat konsumsi energi dengan kategori lebih akan lebih berisiko mengalami status gizi lebih dibandingkan dengan tingkat konsumsi energi cukup. Penelitian ini memerlukan penelitian lebih lanjut dengan tambahan variabel lainnya.