{"title":"Analisis Risiko Kesehatan Penggunaan Bahan Kimia di Unit Laboratorium Pendidikan Pontianak","authors":"Astaman Sultan, Lailatul Badriyah, Noeroel Widjajati","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.927-936","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang: Kualitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) laboratorium harus terus ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan penilaian risiko untuk mengetahui tingkat risiko penggunaan bahan kimia, mengetahui risiko berada pada tingkat yang dapat diterima atau tidak dan mengetahui upaya pengendalian risiko. Usaha pengendalian yang efektif akan meningkatkan produktivitas kerja serta mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan: Mempelajari tingkat risiko kesehatan penggunaan bahan kimia di Unit Laboratorium Pendidikan Pontianak Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif untuk menilai risiko kesehatan penggunaan bahan kimia. Penelitian menggunakan modifikasi standar AS/NZS 4360:2004 dan penilaian risiko bahan kimia Universitas Arizona 2007. Penelitian dilakukan dalam waktu 1 bulan. Sampel berjumlah 24 bahan. Data dianalisis secara deskriptif dengan mendata dan mengidentifikasi bahan kimia berdasarkan konsekuensi kesehatan, kemudian menganalisis risiko bahan kimia berdasarkan standard dan menentukan tingkat risiko bahan kimia Hasil: 21 (87,5%) bahan kimia masuk dalam kategori extreme risk dan risiko terkecil dari bahan kimia yaitu ada pada tingkat high risk sebanyak 3 (12,5%) bahan kimia. Kesimpulan: Tingkat risiko kesehatan penggunaan bahan kimia berada pada kategori extreme risk. Perlu dilakukan pengendalian risiko berupa penyediaan sarana K3 sesuai standar, penataan bahan kimia, mengstandarkan kemampuan / daya hisap dari exhaust fan lemari asam, pemasangan ventilasi, melengkapi MSDS bahan kimia, pembentukan tim P3K dan emergency respon, pengadaan pelatihan kepada laboran, penyediaan menu makanan untuk detoksifikasi, penyusunan safety induction, dan penyerahan laporan hasil analisis risiko kepada pengambil kebijakan untuk ditindak lanjuti.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Kesmas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.927-936","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar belakang: Kualitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) laboratorium harus terus ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan penilaian risiko untuk mengetahui tingkat risiko penggunaan bahan kimia, mengetahui risiko berada pada tingkat yang dapat diterima atau tidak dan mengetahui upaya pengendalian risiko. Usaha pengendalian yang efektif akan meningkatkan produktivitas kerja serta mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan: Mempelajari tingkat risiko kesehatan penggunaan bahan kimia di Unit Laboratorium Pendidikan Pontianak Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif untuk menilai risiko kesehatan penggunaan bahan kimia. Penelitian menggunakan modifikasi standar AS/NZS 4360:2004 dan penilaian risiko bahan kimia Universitas Arizona 2007. Penelitian dilakukan dalam waktu 1 bulan. Sampel berjumlah 24 bahan. Data dianalisis secara deskriptif dengan mendata dan mengidentifikasi bahan kimia berdasarkan konsekuensi kesehatan, kemudian menganalisis risiko bahan kimia berdasarkan standard dan menentukan tingkat risiko bahan kimia Hasil: 21 (87,5%) bahan kimia masuk dalam kategori extreme risk dan risiko terkecil dari bahan kimia yaitu ada pada tingkat high risk sebanyak 3 (12,5%) bahan kimia. Kesimpulan: Tingkat risiko kesehatan penggunaan bahan kimia berada pada kategori extreme risk. Perlu dilakukan pengendalian risiko berupa penyediaan sarana K3 sesuai standar, penataan bahan kimia, mengstandarkan kemampuan / daya hisap dari exhaust fan lemari asam, pemasangan ventilasi, melengkapi MSDS bahan kimia, pembentukan tim P3K dan emergency respon, pengadaan pelatihan kepada laboran, penyediaan menu makanan untuk detoksifikasi, penyusunan safety induction, dan penyerahan laporan hasil analisis risiko kepada pengambil kebijakan untuk ditindak lanjuti.