HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES TERHADAP KEJADIAN MALOKLUSI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Dentin Pub Date : 2023-11-03 DOI:10.20527/dentin.v7i3.10740
Natasya Nurul Izzati, D. Wibowo, Rosihan Adhani, R. H. D. Setyawardhana, Aulia Azizah
{"title":"HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES TERHADAP KEJADIAN MALOKLUSI PADA ANAK SEKOLAH DASAR","authors":"Natasya Nurul Izzati, D. Wibowo, Rosihan Adhani, R. H. D. Setyawardhana, Aulia Azizah","doi":"10.20527/dentin.v7i3.10740","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Maloklusi masih menjadi permasalahan gigi dan mulut di Indonesia, dengan angka masalah sebesar 80%. Jenis maloklusi yang paling sering ditemui yaitu gigi berjejal. Salah satu faktor penyebab terjadinya maloklusi adalah karies gigi. Masalah karies masih menjadi perhatian di Kalimantan Selatan, dengan prevalensi sebesar 46,9%. Kejadian karies banyak dialami pada periode gigi bercampur, yang rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut. Karies yang tidak dirawat akan mempengaruhi kestabilan oklusi normal gigi-geligi sehingga terjadinya maloklusi. Keadaan tersebut dapat menyebabkan suatu keparahan pada gigi permanen jika tidak segera dilakukan perawatan. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat keparahan karies terhadap kejadian maloklusi pada siswa SDN 1 Banua Hanyar di kecamatan Pandawan kabupaten Hulu Sungai Tengah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional serta analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Jumlah responden adalah sebanyak 39 orang. Hasil: Tingkat keparahan karies berada pada kategori sedang, dengan rata-rata DMF-T sebesar 2,7. Kejadian maloklusi berdasarkan pengukuran Occlusal Index didapatkan kategori maloklusi sedang yang perlu perawatan minor. Hasil uji korelasi Spearman didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,831 (>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keparahan karies terhadap kejadian maloklusi pada siswa SDN 1 Banua Hanyar Kecamatan Pandawan Hulu Sungai Tengah.  Kata kunci: Gigi Bercampur, Karies, Maloklusi, Occlusal Index.","PeriodicalId":508867,"journal":{"name":"Dentin","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dentin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/dentin.v7i3.10740","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Latar Belakang: Maloklusi masih menjadi permasalahan gigi dan mulut di Indonesia, dengan angka masalah sebesar 80%. Jenis maloklusi yang paling sering ditemui yaitu gigi berjejal. Salah satu faktor penyebab terjadinya maloklusi adalah karies gigi. Masalah karies masih menjadi perhatian di Kalimantan Selatan, dengan prevalensi sebesar 46,9%. Kejadian karies banyak dialami pada periode gigi bercampur, yang rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut. Karies yang tidak dirawat akan mempengaruhi kestabilan oklusi normal gigi-geligi sehingga terjadinya maloklusi. Keadaan tersebut dapat menyebabkan suatu keparahan pada gigi permanen jika tidak segera dilakukan perawatan. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat keparahan karies terhadap kejadian maloklusi pada siswa SDN 1 Banua Hanyar di kecamatan Pandawan kabupaten Hulu Sungai Tengah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional serta analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Jumlah responden adalah sebanyak 39 orang. Hasil: Tingkat keparahan karies berada pada kategori sedang, dengan rata-rata DMF-T sebesar 2,7. Kejadian maloklusi berdasarkan pengukuran Occlusal Index didapatkan kategori maloklusi sedang yang perlu perawatan minor. Hasil uji korelasi Spearman didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,831 (>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keparahan karies terhadap kejadian maloklusi pada siswa SDN 1 Banua Hanyar Kecamatan Pandawan Hulu Sungai Tengah.  Kata kunci: Gigi Bercampur, Karies, Maloklusi, Occlusal Index.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
小学生龋齿严重程度与错牙合畸形发生率之间的关系
背景介绍在印度尼西亚,错颌畸形仍然是一个牙科和口腔问题,问题率高达 80%。最常见的错颌畸形是牙齿拥挤。龋齿是导致错颌畸形的因素之一。在南加里曼丹,龋齿问题仍然令人担忧,发病率为 46.9%。龋齿的发病率主要出现在混合牙时期,这一时期容易出现口腔健康问题。龋齿如不及时治疗,会影响牙齿正常咬合的稳定性,导致咬合不正。如果不及时治疗,这种情况会对恒牙造成严重影响。目标分析 Hulu Sungai Tengah 区 Pandawan 分区 SDN 1 Banua Hanyar 学生龋齿严重程度与错颌畸形发生率之间的关系。研究方法本研究采用横断面分析观察法,数据分析采用斯皮尔曼相关性检验。受访者人数为 39 人。结果龋齿严重程度为中度,平均 DMF-T 为 2.7。根据咬合指数测量得出的错颌畸形发生率为中度错颌畸形,需要进行轻微治疗。斯皮尔曼相关性检验结果的显著性值为 0.831(>0.05)。结论是龋齿严重程度与胡鲁双溪登加省潘达万县巴努阿汉雅 SDN 1 学生的错合畸形发生率之间没有明显关系。 关键词混合牙 龋齿 错牙合畸形 咬合指数
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
PERBANDINGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANTARA PENGGUNAAN APLIKASI HI BOGI DAN SIMANGGIS CELEBES HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEHILANGAN GIGI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMANGAT DALAM HUBUNGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES TERHADAP KEJADIAN MALOKLUSI PADA ANAK SEKOLAH DASAR HUBUNGAN TEMPOROMANDIBULAR DISORDERS TERHADAP ORAL HEALTH RELATED QUALITY OF LIFE UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN GALAM (Melaleuca cajuputi subsp. Cumingiana Barlow) PADA BHK-21 SEL FIBROBLAS
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1