{"title":"Hubungan pemberian kemoterapifase induksi terhadap fungsi hati pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan","authors":"Fahira Mulya Suhady, Selvi Nafianti, Rina Amelia, Irma Sepala Sari Siregar","doi":"10.56951/581rhj90","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Leukemia menduduki urutan sepuluh besar penyakit kanker terbanyak yang umumnya diderita oleh anak-anak. Pengobatan yang paling sering digunakan pada leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi pada leukemia dibagi menjadi beberapa fase, fase induksi termasuk salah satu fase kemoterapi paling singkat dan intensif. Agen kemoterapi yang digunakan dalam fase induksi umumnya memiliki potensi efek samping berupa gangguan fungsi hati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberian kemoterapi terhadap fungsi hati pada pasien anak dengan leukemia yang menjalani fase induksi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2021-2023. Penelitian ini merupakan penelitian analitik perbandingan dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data menggunakan rekam medis dengan uji statistik Wilcoxon. Dari 100 pasien anak penderita leukemia, nilai mean dan standar deviasi kadar enzim aspartate aminotransferase (AST) sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi fase induksi adalah 30,21±23,235 dan 37,11±25,223; serta kadar enzim alanine transaminase (ALT) memiliki rerata sebesar 48,37±62,824 dan 61,48±64,301. Hasil uji Wilcoxon antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan parameter fungsi hati AST dan ALT menunjukkan nilai p<0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan nilai parameter fungsi hati AST dan ALT pada pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"119 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Medicinus","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56951/581rhj90","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Leukemia menduduki urutan sepuluh besar penyakit kanker terbanyak yang umumnya diderita oleh anak-anak. Pengobatan yang paling sering digunakan pada leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi pada leukemia dibagi menjadi beberapa fase, fase induksi termasuk salah satu fase kemoterapi paling singkat dan intensif. Agen kemoterapi yang digunakan dalam fase induksi umumnya memiliki potensi efek samping berupa gangguan fungsi hati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberian kemoterapi terhadap fungsi hati pada pasien anak dengan leukemia yang menjalani fase induksi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2021-2023. Penelitian ini merupakan penelitian analitik perbandingan dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data menggunakan rekam medis dengan uji statistik Wilcoxon. Dari 100 pasien anak penderita leukemia, nilai mean dan standar deviasi kadar enzim aspartate aminotransferase (AST) sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi fase induksi adalah 30,21±23,235 dan 37,11±25,223; serta kadar enzim alanine transaminase (ALT) memiliki rerata sebesar 48,37±62,824 dan 61,48±64,301. Hasil uji Wilcoxon antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan parameter fungsi hati AST dan ALT menunjukkan nilai p<0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan nilai parameter fungsi hati AST dan ALT pada pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023.
白血病是儿童最常见的十大癌症之一。白血病最常用的治疗方法是化疗。白血病的化疗分为几个阶段,诱导阶段是化疗时间最短、强度最大的阶段之一。诱导阶段使用的化疗药物一般都有潜在的副作用,表现为肝功能紊乱。本研究旨在分析 2021-2023 年在棉兰 Hajj Adam Malik 医院接受诱导阶段化疗的白血病儿科患者的化疗用药与肝功能之间的关系。本研究是一项横断面设计的比较分析研究。根据纳入和排除标准,研究样本为2021-2023年棉兰市哈吉-亚当-马利克综合医院的白血病儿科患者。数据通过病历收集,并进行了 Wilcoxon 统计检验。在100名白血病患儿中,诱导期化疗前后天门冬氨酸氨基转移酶(AST)的平均值和标准差分别为30.21±23.235和37.11±25.223;丙氨酸转氨酶(ALT)的平均值为48.37±62.824和61.48±64.301。诱导期化疗与 AST 和 ALT 肝功能指标之间的 Wilcoxon 检验结果显示,P 值<0.05。2021-2023年棉兰市Haji Adam Malik医院白血病儿科患者的诱导期化疗用药与AST和ALT肝功能指标值之间存在明显关系。