Pneumotoraks spontan sekunder merupakan salah satu kondisi yang mengancam nyawa, berupa masuk dan terkumpulnya udara di dalam rongga pleura, dan umumnya merupakan komplikasi dari perjalanan penyakit tuberkulosis (TB) paru. Berdasarkan Global TB Report 2018, diperkirakan pada tahun 2017 di Indonesia terdapat 842.000 kasus TB baru (319 per 100.000 penduduk). Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara kasus TB paru tertinggi di dunia. Sementara berdasarkan data nasional, diperkirakan terdapat 12.000 kasus pasien TB paru yang ternotifikasi yang berasal dari 1,2% kasus baru dan 13% kasus pengobatan berulang. Angka kejadian pneumotoraks spontan sekunder yang disebabkan oleh TB paru adalah yang terbesar dengan proporsi 46,15% dari seluruh kasus pneumotoraks spontan sekunder. Tata laksana pada kasus pneumotoraks spontan sekunder akibat TB paru adalah dengan pembedahan (torakotomi), dan prosedur nonpembedahan (oksigen, water sealed drain/WSD), serta pengobatan dengan obat antituberkulosis.
{"title":"Pneumotoraks spontan sekunder akibat tuberkulosis paru","authors":"Viktoria Thanita","doi":"10.56951/66c77517","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/66c77517","url":null,"abstract":"Pneumotoraks spontan sekunder merupakan salah satu kondisi yang mengancam nyawa, berupa masuk dan terkumpulnya udara di dalam rongga pleura, dan umumnya merupakan komplikasi dari perjalanan penyakit tuberkulosis (TB) paru. Berdasarkan Global TB Report 2018, diperkirakan pada tahun 2017 di Indonesia terdapat 842.000 kasus TB baru (319 per 100.000 penduduk). Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara kasus TB paru tertinggi di dunia. Sementara berdasarkan data nasional, diperkirakan terdapat 12.000 kasus pasien TB paru yang ternotifikasi yang berasal dari 1,2% kasus baru dan 13% kasus pengobatan berulang. Angka kejadian pneumotoraks spontan sekunder yang disebabkan oleh TB paru adalah yang terbesar dengan proporsi 46,15% dari seluruh kasus pneumotoraks spontan sekunder. Tata laksana pada kasus pneumotoraks spontan sekunder akibat TB paru adalah dengan pembedahan (torakotomi), dan prosedur nonpembedahan (oksigen, water sealed drain/WSD), serta pengobatan dengan obat antituberkulosis.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"107 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140379474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Osteoartritis merupakan suatu kelainan muskuloskeletal yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan terganggunya aktivitas hidup sehari-hari (activities of daily living/ADL). Degenerasi sendi yang terjadi pada osteoartritis dapat menimbulkan beberapa manifestasi klinis seperti nyeri, bengkak, kaku, dan terbatasnya pergerakan pada sendi, yang menyebabkan penderita osteoartritis mengalami hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Tulisan ini melaporkan serial kasus pasien osteoartritis KL2-KL3 dengan berbagai penyakit penyerta. Terapi awal yang diberikan adalah paracetamol 500 mg tiga kali sehari yang dikombinasikan dengan terapi tambahan Predimenol 200 mg dua kali sehari. Pada observasi yang dilakukan setelah terapi selama dua minggu, kami mengamati perbaikan yang signifikan dalam penurunan intensitas nyeri dan mobilitas. Predimenol juga dilaporkan dapat ditoleransi dengan baik pada semua pasien.
{"title":"Terapi tambahan Predimenol pada osteoartritis: serial laporan kasus","authors":"Rizaldy Taslim Pinzon","doi":"10.56951/wdj43n05","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/wdj43n05","url":null,"abstract":"Osteoartritis merupakan suatu kelainan muskuloskeletal yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan terganggunya aktivitas hidup sehari-hari (activities of daily living/ADL). Degenerasi sendi yang terjadi pada osteoartritis dapat menimbulkan beberapa manifestasi klinis seperti nyeri, bengkak, kaku, dan terbatasnya pergerakan pada sendi, yang menyebabkan penderita osteoartritis mengalami hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Tulisan ini melaporkan serial kasus pasien osteoartritis KL2-KL3 dengan berbagai penyakit penyerta. Terapi awal yang diberikan adalah paracetamol 500 mg tiga kali sehari yang dikombinasikan dengan terapi tambahan Predimenol 200 mg dua kali sehari. Pada observasi yang dilakukan setelah terapi selama dua minggu, kami mengamati perbaikan yang signifikan dalam penurunan intensitas nyeri dan mobilitas. Predimenol juga dilaporkan dapat ditoleransi dengan baik pada semua pasien.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"12 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140378580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Leukemia menduduki urutan sepuluh besar penyakit kanker terbanyak yang umumnya diderita oleh anak-anak. Pengobatan yang paling sering digunakan pada leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi pada leukemia dibagi menjadi beberapa fase, fase induksi termasuk salah satu fase kemoterapi paling singkat dan intensif. Agen kemoterapi yang digunakan dalam fase induksi umumnya memiliki potensi efek samping berupa gangguan fungsi hati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberian kemoterapi terhadap fungsi hati pada pasien anak dengan leukemia yang menjalani fase induksi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2021-2023. Penelitian ini merupakan penelitian analitik perbandingan dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data menggunakan rekam medis dengan uji statistik Wilcoxon. Dari 100 pasien anak penderita leukemia, nilai mean dan standar deviasi kadar enzim aspartate aminotransferase (AST) sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi fase induksi adalah 30,21±23,235 dan 37,11±25,223; serta kadar enzim alanine transaminase (ALT) memiliki rerata sebesar 48,37±62,824 dan 61,48±64,301. Hasil uji Wilcoxon antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan parameter fungsi hati AST dan ALT menunjukkan nilai p<0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan nilai parameter fungsi hati AST dan ALT pada pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023.
白血病是儿童最常见的十大癌症之一。白血病最常用的治疗方法是化疗。白血病的化疗分为几个阶段,诱导阶段是化疗时间最短、强度最大的阶段之一。诱导阶段使用的化疗药物一般都有潜在的副作用,表现为肝功能紊乱。本研究旨在分析 2021-2023 年在棉兰 Hajj Adam Malik 医院接受诱导阶段化疗的白血病儿科患者的化疗用药与肝功能之间的关系。本研究是一项横断面设计的比较分析研究。根据纳入和排除标准,研究样本为2021-2023年棉兰市哈吉-亚当-马利克综合医院的白血病儿科患者。数据通过病历收集,并进行了 Wilcoxon 统计检验。在100名白血病患儿中,诱导期化疗前后天门冬氨酸氨基转移酶(AST)的平均值和标准差分别为30.21±23.235和37.11±25.223;丙氨酸转氨酶(ALT)的平均值为48.37±62.824和61.48±64.301。诱导期化疗与 AST 和 ALT 肝功能指标之间的 Wilcoxon 检验结果显示,P 值<0.05。2021-2023年棉兰市Haji Adam Malik医院白血病儿科患者的诱导期化疗用药与AST和ALT肝功能指标值之间存在明显关系。
{"title":"Hubungan pemberian kemoterapifase induksi terhadap fungsi hati pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik Medan","authors":"Fahira Mulya Suhady, Selvi Nafianti, Rina Amelia, Irma Sepala Sari Siregar","doi":"10.56951/581rhj90","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/581rhj90","url":null,"abstract":"Leukemia menduduki urutan sepuluh besar penyakit kanker terbanyak yang umumnya diderita oleh anak-anak. Pengobatan yang paling sering digunakan pada leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi pada leukemia dibagi menjadi beberapa fase, fase induksi termasuk salah satu fase kemoterapi paling singkat dan intensif. Agen kemoterapi yang digunakan dalam fase induksi umumnya memiliki potensi efek samping berupa gangguan fungsi hati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberian kemoterapi terhadap fungsi hati pada pasien anak dengan leukemia yang menjalani fase induksi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2021-2023. Penelitian ini merupakan penelitian analitik perbandingan dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data menggunakan rekam medis dengan uji statistik Wilcoxon. Dari 100 pasien anak penderita leukemia, nilai mean dan standar deviasi kadar enzim aspartate aminotransferase (AST) sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi fase induksi adalah 30,21±23,235 dan 37,11±25,223; serta kadar enzim alanine transaminase (ALT) memiliki rerata sebesar 48,37±62,824 dan 61,48±64,301. Hasil uji Wilcoxon antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan parameter fungsi hati AST dan ALT menunjukkan nilai p<0,05. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian kemoterapi fase induksi dengan nilai parameter fungsi hati AST dan ALT pada pasien anak dengan leukemia di RSUP Haji Adam Malik, Medan, tahun 2021-2023.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"119 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140379179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alfian Nur Rosyid, Arief Bakhtiar, Daniel Maranatha, Muhammad amin
Asma adalah penyakit saluran napas kronis yang dikarakterisasi dengan kondisi inflamasi. Berbagai mediator inflamasi berperan, di antaranya melalui jalur arachidonic acid yang berperan sebagai prekursor leukotriene dan prostaglandin. Leukotriene receptor antagonist (LTRA) telah disetujui sejak tahun 1998 sebagai salah satu terapi pada asma. Montelukast adalah salah satu golongan LTRA yang berguna untuk pengendalian asma, termasuk yang disertai rinitis alergi. Dosis 5-10 mg per hari secara rutin direkomendasikan pada asma persisten sebagai pilihan obat pengontrol. LTRA tidak direkomendasikan pada kondisi asma eksaserbasi karena onsetnya yang tergolong lambat, namun LTRA berguna untuk mencegah terjadinya eksaserbasi. LTRA juga diindikasikan pada kasus exercise-induced asthma (EIA), dengan cara dikonsumsi 2 jam sebelum memulai latihan. Montelukast dapat diberikan sebagai monoterapi maupun sebagai add-on pada terapi long-acting beta2-agonist – inhaled corticosteroid (LABA-ICS). Montelukast dapat diberikan untuk dewasa, anak, dan bayi usia lebih dari 1 tahun, dan lebih baik dikonsumsi pada malam hari untuk mencegah eksaserbasi gejalapada malam menjelang pagi hari. Efek samping yang dapat terjadi di antaranya infeksi saluran napas, sakit perut, diare, termasuk gangguan neuropsikiatri. Montelukast tergolong aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui. Dokter hendaknya memberikan edukasi yang baik kepada pasien terkait kepatuhan penggunaan obat dan risiko efek sampingyang dapat terjadi. Penggunaan montelukast yang rutin satu kali setiap hari bermanfaat pada pencegahan eksaserbasiakut pasien asma.
{"title":"Terapi montelukast pada asma","authors":"Alfian Nur Rosyid, Arief Bakhtiar, Daniel Maranatha, Muhammad amin","doi":"10.56951/51tkjy13","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/51tkjy13","url":null,"abstract":"Asma adalah penyakit saluran napas kronis yang dikarakterisasi dengan kondisi inflamasi. Berbagai mediator inflamasi berperan, di antaranya melalui jalur arachidonic acid yang berperan sebagai prekursor leukotriene dan prostaglandin. Leukotriene receptor antagonist (LTRA) telah disetujui sejak tahun 1998 sebagai salah satu terapi pada asma. Montelukast adalah salah satu golongan LTRA yang berguna untuk pengendalian asma, termasuk yang disertai rinitis alergi. Dosis 5-10 mg per hari secara rutin direkomendasikan pada asma persisten sebagai pilihan obat pengontrol. LTRA tidak direkomendasikan pada kondisi asma eksaserbasi karena onsetnya yang tergolong lambat, namun LTRA berguna untuk mencegah terjadinya eksaserbasi. LTRA juga diindikasikan pada kasus exercise-induced asthma (EIA), dengan cara dikonsumsi 2 jam sebelum memulai latihan. Montelukast dapat diberikan sebagai monoterapi maupun sebagai add-on pada terapi long-acting beta2-agonist – inhaled corticosteroid (LABA-ICS). Montelukast dapat diberikan untuk dewasa, anak, dan bayi usia lebih dari 1 tahun, dan lebih baik dikonsumsi pada malam hari untuk mencegah eksaserbasi gejalapada malam menjelang pagi hari. Efek samping yang dapat terjadi di antaranya infeksi saluran napas, sakit perut, diare, termasuk gangguan neuropsikiatri. Montelukast tergolong aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui. Dokter hendaknya memberikan edukasi yang baik kepada pasien terkait kepatuhan penggunaan obat dan risiko efek sampingyang dapat terjadi. Penggunaan montelukast yang rutin satu kali setiap hari bermanfaat pada pencegahan eksaserbasiakut pasien asma.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"117 30","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140379051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam dua tahun belakangan ini, kita telah mendapatkan banyak perubahan dalam bidang genomik, termasuk diagnosis berbasis pengurutan DNA yang sangat cepat untuk mendeteksi penyakit langka dan munculnya teknologi yang menjanjikan pengurutan (sequencing) seluruh genom seharga sekitar 1,5 juta rupiah ($100). Pengurutan DNA kemungkinan akan menjadi komoditas dalam waktu dekat karena kombinasi kecepatan dan biaya yang lebih rendah. Perkiraan menunjukkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pada proyek genomik akan menghasilkan hingga 40 exabyte data pada tahun 2030, atau lima hingga sepuluh miliar data. Satu exabyte terdiri dari sekitar satu triliun byte atau satu miliar gigabyte
{"title":"Masa depan genomik dan kecerdasan buatan","authors":"Raymond R. Tjandrawinata","doi":"10.56951/6ktgrf38","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/6ktgrf38","url":null,"abstract":"Dalam dua tahun belakangan ini, kita telah mendapatkan banyak perubahan dalam bidang genomik, termasuk diagnosis berbasis pengurutan DNA yang sangat cepat untuk mendeteksi penyakit langka dan munculnya teknologi yang menjanjikan pengurutan (sequencing) seluruh genom seharga sekitar 1,5 juta rupiah ($100). Pengurutan DNA kemungkinan akan menjadi komoditas dalam waktu dekat karena kombinasi kecepatan dan biaya yang lebih rendah. Perkiraan menunjukkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pada proyek genomik akan menghasilkan hingga 40 exabyte data pada tahun 2030, atau lima hingga sepuluh miliar data. Satu exabyte terdiri dari sekitar satu triliun byte atau satu miliar gigabyte","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"294 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140402649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mulut merupakan habitat bagi sekitar 700 spesies bakteri yang dapat memicu gangguan, jika kebersihan mulut tidak terjaga. Salah satu upaya menjaga kebersihan mulut adalah dengan menggunakan mouthwash atau obat kumur. Saat ini masih banyak beredar obat kumur di pasaran yang mengandung alkohol padahal penggunaan alkohol dalam obat kumur dapat menimbulkan beberapa efek samping setelah pemakaian. Di sisi lain terdapat bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri mulut seperti Salvadora persica dan Syzygium aromaticum. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang kurang stabil, sehingga pada penelitian ini dikembangkan formula nanoemulsi minyak cengkeh dengan penambahan ekstrak siwak. Formula akhir nanoemulsi diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri dari saliva mencit galur BALB/c melalui penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM). Pada formula akhir, diperoleh nanoemulsi dengan ukuran 22,4 nm dengan indeks polidispersitas 0,385, zeta potensial -2,1 mV dan pH 7,15. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa nanoemulsi yang ditambahkan dan tidak ditambahkan ekstrak siwak memiliki KHM terhadap bakteri saliva mencit sebesar 6,25 mg/ml. Hal ini disebabkan karena KHM dari minyak cengkeh adalah 6,25 mg/mL, sedangkan dari ekstrak siwak adalah 12,5 mg/ml sehingga jumlah ekstrak dalam formula tidak dapat menurunkan KHM nanoemulsi. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa nanoemulsi stabil terhadap 2 siklus beku-cair dan masih dapat diterima pada penyimpanan selama 4 minggu dalam suhu 4°C. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa formula yang dikembangkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri saliva mencit BALB/c dan memiliki stabilitas yang cukup baik selama 4 minggu dengan suhu penyimpanan 4°C.
{"title":"Pengembangan formula nanoemulsi minyak cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dan ekstrak siwak (Salvadora persica) serta uji aktivitasnya terhadap bakteri dari saliva mencit galur BALB/c","authors":"Siti Fatimah Zahro, Safira Prisya Dewi, Amirah Adlia, Heni Rachmawati","doi":"10.56951/jp1ap691","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/jp1ap691","url":null,"abstract":"Mulut merupakan habitat bagi sekitar 700 spesies bakteri yang dapat memicu gangguan, jika kebersihan mulut tidak terjaga. Salah satu upaya menjaga kebersihan mulut adalah dengan menggunakan mouthwash atau obat kumur. Saat ini masih banyak beredar obat kumur di pasaran yang mengandung alkohol padahal penggunaan alkohol dalam obat kumur dapat menimbulkan beberapa efek samping setelah pemakaian. Di sisi lain terdapat bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri mulut seperti Salvadora persica dan Syzygium aromaticum. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang kurang stabil, sehingga pada penelitian ini dikembangkan formula nanoemulsi minyak cengkeh dengan penambahan ekstrak siwak. Formula akhir nanoemulsi diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri dari saliva mencit galur BALB/c melalui penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM). Pada formula akhir, diperoleh nanoemulsi dengan ukuran 22,4 nm dengan indeks polidispersitas 0,385, zeta potensial -2,1 mV dan pH 7,15. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa nanoemulsi yang ditambahkan dan tidak ditambahkan ekstrak siwak memiliki KHM terhadap bakteri saliva mencit sebesar 6,25 mg/ml. Hal ini disebabkan karena KHM dari minyak cengkeh adalah 6,25 mg/mL, sedangkan dari ekstrak siwak adalah 12,5 mg/ml sehingga jumlah ekstrak dalam formula tidak dapat menurunkan KHM nanoemulsi. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa nanoemulsi stabil terhadap 2 siklus beku-cair dan masih dapat diterima pada penyimpanan selama 4 minggu dalam suhu 4°C. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa formula yang dikembangkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri saliva mencit BALB/c dan memiliki stabilitas yang cukup baik selama 4 minggu dengan suhu penyimpanan 4°C.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"113 S12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140407049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Herlyn-Werner-Wunderlich (HWW) is a rare Mullerian disorder characterized by uterine didelphys, hemivaginal obstruction, and ipsilateral renal agenesis. This paper aimed to describe a rare case of HWW in order to give better understanding of the disease, as well as diagnosis and treatment. Then urgent action is taken in the form of incision and drainage of pus. Methods: We searched medical record of a 17-year-old girl complaining of vaginal pain since menarche. Ultrasound examination found hematocolpos and vaginal septum, pelvic MRI found uterus didelphys and left renal agenesis, then the septal incision was performed to facilitate pus drainage. Conclusion: Herlyn-Werner-Wunderlich is a rare condition with varying age of onset. Anamnesis, physical examination, ultrasonography, and MRI are needed to confirm diagnosis. As an urgent measure, a septal incision and pus drainage are performed to reduce symptoms and complications that could occur in the future. In addition, the patient needs to undergo septal resection as a follow-up treatment which can only be done in a hospital where urogenital and reconstruction divisions are available.
{"title":"Herlyn-Werner-Wunderlich: A Rare Disease","authors":"Yoki Citra Perwira, Jeffy Winarya Wahyudi","doi":"10.56951/b65m7m40","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/b65m7m40","url":null,"abstract":"Herlyn-Werner-Wunderlich (HWW) is a rare Mullerian disorder characterized by uterine didelphys, hemivaginal obstruction, and ipsilateral renal agenesis. This paper aimed to describe a rare case of HWW in order to give better understanding of the disease, as well as diagnosis and treatment. Then urgent action is taken in the form of incision and drainage of pus. Methods: We searched medical record of a 17-year-old girl complaining of vaginal pain since menarche. Ultrasound examination found hematocolpos and vaginal septum, pelvic MRI found uterus didelphys and left renal agenesis, then the septal incision was performed to facilitate pus drainage. Conclusion: Herlyn-Werner-Wunderlich is a rare condition with varying age of onset. Anamnesis, physical examination, ultrasonography, and MRI are needed to confirm diagnosis. As an urgent measure, a septal incision and pus drainage are performed to reduce symptoms and complications that could occur in the future. In addition, the patient needs to undergo septal resection as a follow-up treatment which can only be done in a hospital where urogenital and reconstruction divisions are available.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"29 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138972681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zink (zinc/Zn)adalah mineral penting yang diketahui mempunyai fungsi fisiologis yang berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Zink memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai fungsi tubuh manusia, termasuk sintesis protein dan metabolisme asam nukleat. Zink juga merupakan salah satu nutrisi dasar yang dibutuhkan selama kehamilan untuk perkembangan normal dan pertumbuhan janin di samping mikronutrien lainnya seperti besi dan kalsium. Kekurangan zink selama kehamilan menyebabkan dampak permanen pada bayi baru lahir seperti gangguan pertumbuhan, abortus spontan, cacat bawaan, dan luaran kehamilan yang buruk. Zinc memainkan peran yang sangat penting dan kritis dalam berbagai fungsi tubuh manusia termasuk sintesis protein dan metabolisme asam nukleat. Dampak defisiensi Zn sangat menonjol bahkan pada kehidupan janin intrauterin. Studi suplementasi Zn pada populasi yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil yang bertentangan pada berbagai outcome kehamilan. Defisiensi Zn menyebabkan potensi peningkatan stres oksidatif dan berakhir dengankematian sel. Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai status Zn pada ibu hamil menunjukan kadar Zn yang rendah pada neonatus dengan status kecil pada masa kehamilan serta peningkatan kasus preterm. Suplementasi zink oral merupakan upaya potensial untuk mengurangi risiko kelahiran bayi dengan berat badan rendah dan pada akhirnya mencegah morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir yang terkait dengan kondisi ini. Fungsi Zn pada ibu termasuk mendukung pertumbuhan uterus selama kehamilan dan menurunkan potensi preeklamsia, namun bukti yang mendukung suplementasi zink secara rutin masih belum tersedia.Dampak defisiensi Zinc relatif buruk selama kehamilan, meskipun demikian bukti penelitian mengenai kebutuhan suplementasi rutin yang diberikan pada semua ibu hamil masih menjadi perdebatan, karena manfaatnya yang secara metaanalisis tidak terlalu nyata. Suplementasi lebih disarankan pada populasi risiko tinggi agar tidak terjadi outcome yang buruk pada kehamilan.
{"title":"Elemen Zink Sebagai Penopang Pertumbuhan dan Kehidupan Janin Intrauterin","authors":"A. Pribadi","doi":"10.56951/2x5pd478","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/2x5pd478","url":null,"abstract":"Zink (zinc/Zn)adalah mineral penting yang diketahui mempunyai fungsi fisiologis yang berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Zink memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai fungsi tubuh manusia, termasuk sintesis protein dan metabolisme asam nukleat. Zink juga merupakan salah satu nutrisi dasar yang dibutuhkan selama kehamilan untuk perkembangan normal dan pertumbuhan janin di samping mikronutrien lainnya seperti besi dan kalsium. Kekurangan zink selama kehamilan menyebabkan dampak permanen pada bayi baru lahir seperti gangguan pertumbuhan, abortus spontan, cacat bawaan, dan luaran kehamilan yang buruk. Zinc memainkan peran yang sangat penting dan kritis dalam berbagai fungsi tubuh manusia termasuk sintesis protein dan metabolisme asam nukleat. Dampak defisiensi Zn sangat menonjol bahkan pada kehidupan janin intrauterin. Studi suplementasi Zn pada populasi yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil yang bertentangan pada berbagai outcome kehamilan. Defisiensi Zn menyebabkan potensi peningkatan stres oksidatif dan berakhir dengankematian sel. Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai status Zn pada ibu hamil menunjukan kadar Zn yang rendah pada neonatus dengan status kecil pada masa kehamilan serta peningkatan kasus preterm. Suplementasi zink oral merupakan upaya potensial untuk mengurangi risiko kelahiran bayi dengan berat badan rendah dan pada akhirnya mencegah morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir yang terkait dengan kondisi ini. Fungsi Zn pada ibu termasuk mendukung pertumbuhan uterus selama kehamilan dan menurunkan potensi preeklamsia, namun bukti yang mendukung suplementasi zink secara rutin masih belum tersedia.Dampak defisiensi Zinc relatif buruk selama kehamilan, meskipun demikian bukti penelitian mengenai kebutuhan suplementasi rutin yang diberikan pada semua ibu hamil masih menjadi perdebatan, karena manfaatnya yang secara metaanalisis tidak terlalu nyata. Suplementasi lebih disarankan pada populasi risiko tinggi agar tidak terjadi outcome yang buruk pada kehamilan. ","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"18 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139003018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wanda B. Putri, Friesca S. Nurhaidah, Helmy Yusuf, Maria L.A.D. Lestari
The compaction of multi-unit pellet system (MUPS) into tablets is a potential alternative for sustained release drugs. Tableting tools (punch and die) affect the compaction process and quality of MUPS tablets. The punch design intends to preserve the desired drug release of compacted pellets. This study aims to investigate the effect of two punch shapes, the flat face radius edge (FFRE) and concave-faced punch (concave), each at two different cup depths, on the physical properties and release profile of metformin HCl MUPS tablets. Drug release parameters, t50 values, showed that the metformin HCl released from MUPS tablets was faster than the uncompacted sustained release pellets. The similarity of the dissolution profile (f2) between MUPS tablets and uncompacted metformin HCl pellets was lower than 50 as the minimum acceptance value. The tablet tensile strength obtained was below the requirements (<1.7 MPa). Tablet disintegration time was approximately less than 2 minutes. In conclusion, drug release profile of the MUPS tablets showed damage of the pellets due to compaction process. Nevertheless, pellets compacted at low compaction pressure using FFRE with a deeper cup depth (size 0.80 mm) showed a slightly better protection compared to other punch shapes and cup depth sizes applied.
{"title":"Pengaruh Desain Punch Terhadap Mutu Fisik dan Disolusi Tablet MUPS Metformin HCl","authors":"Wanda B. Putri, Friesca S. Nurhaidah, Helmy Yusuf, Maria L.A.D. Lestari","doi":"10.56951/af7svb90","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/af7svb90","url":null,"abstract":"The compaction of multi-unit pellet system (MUPS) into tablets is a potential alternative for sustained release drugs. Tableting tools (punch and die) affect the compaction process and quality of MUPS tablets. The punch design intends to preserve the desired drug release of compacted pellets. This study aims to investigate the effect of two punch shapes, the flat face radius edge (FFRE) and concave-faced punch (concave), each at two different cup depths, on the physical properties and release profile of metformin HCl MUPS tablets. Drug release parameters, t50 values, showed that the metformin HCl released from MUPS tablets was faster than the uncompacted sustained release pellets. The similarity of the dissolution profile (f2) between MUPS tablets and uncompacted metformin HCl pellets was lower than 50 as the minimum acceptance value. The tablet tensile strength obtained was below the requirements (<1.7 MPa). Tablet disintegration time was approximately less than 2 minutes. In conclusion, drug release profile of the MUPS tablets showed damage of the pellets due to compaction process. Nevertheless, pellets compacted at low compaction pressure using FFRE with a deeper cup depth (size 0.80 mm) showed a slightly better protection compared to other punch shapes and cup depth sizes applied.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"9 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138972229","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Neuritis optik ditandai dengan penurunan fungsi penglihatan secara unilateral dan disertai nyeri. Kondisi ini umumnya terjadi pada usia dewasa muda dan sebagian besar terjadi pada usia 15-45 tahun, dengan penyebab utama yang belum dapat diketahui secara pasti hingga saat ini. Kasus: Seorang wanita berumur 40 tahun datang dengan keluhan mata kiri dirasakan buram selama 2 minggu dan semakin memburuk. Keluhan yang sama tidak dirasakan pada mata kanan. Selain itu, mata kiri terasa berat sehingga pasien lebih nyaman jika menutup matanya. Sebelumnya pasien belum pernah memeriksakan diri untuk keluhan mata buram. Tidak ada riwayat trauma. Pasien belum lama menjalani perawatan di rumah sakit dengan diagnosis demam berdarah 3 minggu sebelumnya, dengan obat yang dikonsumsi hanya tablet pantoprazole 20 mg dan Lesichol 600 mg. Demam, riwayat hipertensi, dan diabetes disangkal. Diskusi: Neuritis optik terutama terjadi pada dewasa muda dan sering berperan sebagai manifestasi awal penyakit multiple sclerosis (MS). Diperlukan ketepatan diagnosis dan terapi untuk mengoptimalkan fungsi penglihatan.
{"title":"Laporan Kasus Terapi Methylprednisolone Intravena pada Neuritis Optik","authors":"Franz Zakharia Simanjuntak","doi":"10.56951/e2deny63","DOIUrl":"https://doi.org/10.56951/e2deny63","url":null,"abstract":"Latar belakang: Neuritis optik ditandai dengan penurunan fungsi penglihatan secara unilateral dan disertai nyeri. Kondisi ini umumnya terjadi pada usia dewasa muda dan sebagian besar terjadi pada usia 15-45 tahun, dengan penyebab utama yang belum dapat diketahui secara pasti hingga saat ini. Kasus: Seorang wanita berumur 40 tahun datang dengan keluhan mata kiri dirasakan buram selama 2 minggu dan semakin memburuk. Keluhan yang sama tidak dirasakan pada mata kanan. Selain itu, mata kiri terasa berat sehingga pasien lebih nyaman jika menutup matanya. Sebelumnya pasien belum pernah memeriksakan diri untuk keluhan mata buram. Tidak ada riwayat trauma. Pasien belum lama menjalani perawatan di rumah sakit dengan diagnosis demam berdarah 3 minggu sebelumnya, dengan obat yang dikonsumsi hanya tablet pantoprazole 20 mg dan Lesichol 600 mg. Demam, riwayat hipertensi, dan diabetes disangkal. Diskusi: Neuritis optik terutama terjadi pada dewasa muda dan sering berperan sebagai manifestasi awal penyakit multiple sclerosis (MS). Diperlukan ketepatan diagnosis dan terapi untuk mengoptimalkan fungsi penglihatan.","PeriodicalId":487087,"journal":{"name":"Medicinus","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138973209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}