Ulya Layyina, Zaujatul - Amna, Syarifah Faradina, D. Dahlia
{"title":"Mindfulness dan Penerimaan Diri: Studi Pada Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy","authors":"Ulya Layyina, Zaujatul - Amna, Syarifah Faradina, D. Dahlia","doi":"10.24815/s-jpu.v7i1.37176","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengasuhan serta bimbingan secara khusus perlu diberikan kepada anak cerebral palsy agar mampu beraktivitas seperti anak normal lainnya. Keadaan tersebut mengakibatkan ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional, sehingga ibu tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami cerebral palsy. Untuk dapat memiliki penerimaan diri terhadap anak cerebral palsy, maka ibu perlu berada pada kondisi mindfulness sehingga dapat membantu ibu untuk menerima secara utuh terhadap kondisi diri dan anaknya yang mengalami cerebral palsy. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Sebanyak 60 ibu yang memiliki anak cerebral palsy terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan snowball sampling. Mindfulness diukur menggunakan adaptasi Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), sementara penerimaan diri diukur menggunakan Berger’s Self-Acceptance Scale. Analisis data dilakukan menggunakan pearson correlation, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara mindfulness dengan penerimaan diri (p= .00, r= .592) yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi mindfulness pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya. Exceptional consideration and direction should be given to children with cerebral palsy so that they are able to do activities like other normal children. This situation causes the mother to experience physical and emotional tiredness, so she may not easily accept the fact that her child has Cerebral palsy. To be fully accepting of their children with cerebral palsy, mothers may need to engage in a condition of mindfulness that can help them to fully accept the condition of themselves and their children with cerebral palsy. This study aims to determine the relationship between mindfulness and self-acceptance in mothers who have a child with cerebral palsy. A total of 60 mothers who had children with cerebral palsy were involved as research samples selected using purposive sampling method. Mindfulness was measured using an adaptation of the Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), while self-acceptance was measured using Berger's Self-Acceptance Scale. Data analysis was conducted using Pearson correlation, which showed that there was a significant positive relationship between mindfulness and self-acceptance (p= .00, r= .592), which can be interpreted that the higher the mindfulness of mothers who have children with cerebral palsy, the higher the self-acceptance.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"315 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v7i1.37176","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pengasuhan serta bimbingan secara khusus perlu diberikan kepada anak cerebral palsy agar mampu beraktivitas seperti anak normal lainnya. Keadaan tersebut mengakibatkan ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional, sehingga ibu tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami cerebral palsy. Untuk dapat memiliki penerimaan diri terhadap anak cerebral palsy, maka ibu perlu berada pada kondisi mindfulness sehingga dapat membantu ibu untuk menerima secara utuh terhadap kondisi diri dan anaknya yang mengalami cerebral palsy. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Sebanyak 60 ibu yang memiliki anak cerebral palsy terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan snowball sampling. Mindfulness diukur menggunakan adaptasi Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), sementara penerimaan diri diukur menggunakan Berger’s Self-Acceptance Scale. Analisis data dilakukan menggunakan pearson correlation, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara mindfulness dengan penerimaan diri (p= .00, r= .592) yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi mindfulness pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya. Exceptional consideration and direction should be given to children with cerebral palsy so that they are able to do activities like other normal children. This situation causes the mother to experience physical and emotional tiredness, so she may not easily accept the fact that her child has Cerebral palsy. To be fully accepting of their children with cerebral palsy, mothers may need to engage in a condition of mindfulness that can help them to fully accept the condition of themselves and their children with cerebral palsy. This study aims to determine the relationship between mindfulness and self-acceptance in mothers who have a child with cerebral palsy. A total of 60 mothers who had children with cerebral palsy were involved as research samples selected using purposive sampling method. Mindfulness was measured using an adaptation of the Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), while self-acceptance was measured using Berger's Self-Acceptance Scale. Data analysis was conducted using Pearson correlation, which showed that there was a significant positive relationship between mindfulness and self-acceptance (p= .00, r= .592), which can be interpreted that the higher the mindfulness of mothers who have children with cerebral palsy, the higher the self-acceptance.