首页 > 最新文献

Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah最新文献

英文 中文
Workplace Spirituality to Reduce Burnout in Members of The Regional Police Mobile Brigade 通过工作场所精神疗法减轻地区警察机动大队成员的职业倦怠
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37178
Yana Humaira, Eka Dian Aprilia
Burnout merupakan kondisi yang dirasakan individu yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan ketidakefektifan dalam bekerja sebagai respon terhadap stres pekerjaan. Workplace spirituality berkaitan dengan konstruk yang menunjukkan peningkatan kualitas kinerja, penemuan makna terhadap pekerjaan dengan membangun hubungan yang erat dengan rekan kerja.  Burnout merupakan kondisi yang diduga dapat tertangani dengan pemenuhan terhadap adanya workplace spirituality. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasi. Sebanyak 258 anggota Brimob terlibat sebagai sampel penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan cluster random sampling. Adapun pengumpulan data penelitian dengan menggunakan dua instrumen, yaitu workplace spirituality dan Maslach Burnout Inventory. Hasil analisa Spearman menunjukkan terdapat hubungan negatif antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob). Burnout is a condition felt by individuals characterised by emotional exhaustion, depersonalisation, and ineffectiveness at work in response to job stress. Workplace spirituality relates to constructs that demonstrate improved quality of performance, finding meaning to work by building close relationships with colleagues. Burnout is a condition that is thought to be manageable with the fulfilment of workplace spirituality. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob) using a quantitative approach with a correlational design. A total of 258 Brimob members, selected using random cluster sampling, were included as samples in this study. The research data were collected using two instruments: workplace spirituality and the Maslach Burnout Inventory. The results of the Spearman analysis showed a negative relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob).
工作倦怠是对个人情绪、人格解体和职业倦怠的一种反应,是对工作压力的一种回应。工作场所的灵性是一种能够提高工作效率的机制,它是对工作压力的一种回应,同时也是对工作热情的一种回应。 工作倦怠感是对工作场所精神生活的一种依赖。在 Brigade Mobil(Brimob)公司的工作场所精神生活中,职业倦怠的问题得到了解决,同时也提高了工作效率。258 名 Brimob 员工被随机分组抽样调查。通过使用工作场所灵性和马斯拉赫倦怠量表等工具,对数据进行了调整。斯皮尔曼分析法显示,在 Brigade Mobil(Brimob)的员工中,工作场所的精神状态与职业倦怠之间存在着明显的负相关。职业倦怠是一种个人因工作压力而产生的情绪衰竭、人格解体和工作效率低下的状况。职场灵性与提高工作质量、通过与同事建立亲密关系寻找工作意义等因素有关。倦怠被认为是一种可以通过实现职场灵性来控制的状况。本研究的目的是采用相关设计的定量方法,研究机动旅(Brimob)成员的工作场所灵性与职业倦怠之间的关系。本研究采用随机分组抽样法,共选取了 258 名机动旅成员作为样本。研究数据是通过两种工具收集的:工作场所灵性和马斯拉赫职业倦怠量表。斯皮尔曼分析结果显示,机动旅(Brimob)成员的职场灵性与职业倦怠之间存在负相关关系。
{"title":"Workplace Spirituality to Reduce Burnout in Members of The Regional Police Mobile Brigade","authors":"Yana Humaira, Eka Dian Aprilia","doi":"10.24815/s-jpu.v7i1.37178","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v7i1.37178","url":null,"abstract":"Burnout merupakan kondisi yang dirasakan individu yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan ketidakefektifan dalam bekerja sebagai respon terhadap stres pekerjaan. Workplace spirituality berkaitan dengan konstruk yang menunjukkan peningkatan kualitas kinerja, penemuan makna terhadap pekerjaan dengan membangun hubungan yang erat dengan rekan kerja.  Burnout merupakan kondisi yang diduga dapat tertangani dengan pemenuhan terhadap adanya workplace spirituality. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasi. Sebanyak 258 anggota Brimob terlibat sebagai sampel penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan cluster random sampling. Adapun pengumpulan data penelitian dengan menggunakan dua instrumen, yaitu workplace spirituality dan Maslach Burnout Inventory. Hasil analisa Spearman menunjukkan terdapat hubungan negatif antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob). Burnout is a condition felt by individuals characterised by emotional exhaustion, depersonalisation, and ineffectiveness at work in response to job stress. Workplace spirituality relates to constructs that demonstrate improved quality of performance, finding meaning to work by building close relationships with colleagues. Burnout is a condition that is thought to be manageable with the fulfilment of workplace spirituality. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob) using a quantitative approach with a correlational design. A total of 258 Brimob members, selected using random cluster sampling, were included as samples in this study. The research data were collected using two instruments: workplace spirituality and the Maslach Burnout Inventory. The results of the Spearman analysis showed a negative relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob).","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"293 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140475106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Mindfulness dan Penerimaan Diri: Studi Pada Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy 正念与自我接纳:脑瘫儿童母亲研究
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37176
Ulya Layyina, Zaujatul - Amna, Syarifah Faradina, D. Dahlia
Pengasuhan serta bimbingan secara khusus perlu diberikan kepada anak cerebral palsy agar mampu beraktivitas seperti anak normal lainnya. Keadaan tersebut mengakibatkan ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional, sehingga ibu tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami cerebral palsy. Untuk dapat memiliki penerimaan diri terhadap anak cerebral palsy, maka ibu perlu berada pada kondisi mindfulness sehingga dapat membantu ibu untuk menerima secara utuh terhadap kondisi diri dan anaknya yang mengalami cerebral palsy. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Sebanyak 60 ibu yang memiliki anak cerebral palsy terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan snowball sampling. Mindfulness diukur menggunakan adaptasi Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), sementara penerimaan diri diukur menggunakan Berger’s Self-Acceptance Scale. Analisis data dilakukan menggunakan pearson correlation, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara mindfulness dengan penerimaan diri (p= .00, r= .592) yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi mindfulness pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya. Exceptional consideration and direction should be given to children with cerebral palsy so that they are able to do activities like other normal children. This situation causes the mother to experience physical and emotional tiredness, so she may not easily accept the fact that her child has Cerebral palsy. To be fully accepting of their children with cerebral palsy, mothers may need to engage in a condition of mindfulness that can help them to fully accept the condition of themselves and their children with cerebral palsy. This study aims to determine the relationship between mindfulness and self-acceptance in mothers who have a child with cerebral palsy. A total of 60 mothers who had children with cerebral palsy were involved as research samples selected using purposive sampling method. Mindfulness was measured using an adaptation of the Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), while self-acceptance was measured using Berger's Self-Acceptance Scale. Data analysis was conducted using Pearson correlation, which showed that there was a significant positive relationship between mindfulness and self-acceptance (p= .00, r= .592), which can be interpreted that the higher the mindfulness of mothers who have children with cerebral palsy, the higher the self-acceptance.
脑瘫患者的生活和学习能力可能会比正常人差。脑瘫患者的心理和精神状态都会受到影响,因此,他们必须了解脑瘫患者的心理和精神状态。为了帮助脑瘫患者恢复正常生活,患者可以参加正念活动,这样就能帮助他们提高对脑瘫的认识。该计划旨在帮助脑瘫患者获得正念和注意力。共有 60 位脑瘫患者参加了此次活动,他们都是通过有目的的抽样和滚雪球抽样的方式进行抽样的。正念量表(MAAS)和伯杰自我接纳量表(Berger's Self-Acceptance Scale)均可作为正念注意和觉察量表的适配工具。分析数据显示,皮尔森相关性表明,正念与脑瘫患者的正念之间存在正相关性(p= 0.00,r= 0.592),这表明脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下,脑瘫患者在正念的作用下。对脑瘫儿童应给予特殊照顾和指导,使他们能够像其他正常儿童一样活动。这种情况会导致母亲身心疲惫,因此她可能不容易接受孩子患有脑瘫的事实。要完全接受脑瘫患儿,母亲可能需要进行正念,以帮助她们完全接受自己和脑瘫患儿的状况。本研究旨在确定正念与脑瘫患儿母亲的自我接纳之间的关系。研究采用目的性抽样法,共选取了 60 位有脑瘫患儿的母亲作为研究样本。正念量表(MAAS)和自我接纳量表(Berger's Self-Acceptance Scale)分别采用正念注意和意识量表(MAAS)和自我接纳量表(Berger's Self-Acceptance Scale)进行测量。数据分析采用皮尔逊相关法,结果显示正念与自我接纳之间存在显著的正相关关系(p= .00,r= .592),可以解释为有脑瘫患儿的母亲正念越高,自我接纳越高。
{"title":"Mindfulness dan Penerimaan Diri: Studi Pada Ibu Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy","authors":"Ulya Layyina, Zaujatul - Amna, Syarifah Faradina, D. Dahlia","doi":"10.24815/s-jpu.v7i1.37176","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v7i1.37176","url":null,"abstract":"Pengasuhan serta bimbingan secara khusus perlu diberikan kepada anak cerebral palsy agar mampu beraktivitas seperti anak normal lainnya. Keadaan tersebut mengakibatkan ibu mengalami kelelahan fisik dan emosional, sehingga ibu tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami cerebral palsy. Untuk dapat memiliki penerimaan diri terhadap anak cerebral palsy, maka ibu perlu berada pada kondisi mindfulness sehingga dapat membantu ibu untuk menerima secara utuh terhadap kondisi diri dan anaknya yang mengalami cerebral palsy. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Sebanyak 60 ibu yang memiliki anak cerebral palsy terlibat sebagai sampel penelitian yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan snowball sampling. Mindfulness diukur menggunakan adaptasi Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), sementara penerimaan diri diukur menggunakan Berger’s Self-Acceptance Scale. Analisis data dilakukan menggunakan pearson correlation, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara mindfulness dengan penerimaan diri (p= .00, r= .592) yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi mindfulness pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya. Exceptional consideration and direction should be given to children with cerebral palsy so that they are able to do activities like other normal children. This situation causes the mother to experience physical and emotional tiredness, so she may not easily accept the fact that her child has Cerebral palsy. To be fully accepting of their children with cerebral palsy, mothers may need to engage in a condition of mindfulness that can help them to fully accept the condition of themselves and their children with cerebral palsy. This study aims to determine the relationship between mindfulness and self-acceptance in mothers who have a child with cerebral palsy. A total of 60 mothers who had children with cerebral palsy were involved as research samples selected using purposive sampling method. Mindfulness was measured using an adaptation of the Mindfulness Attention and Awareness Scale (MAAS), while self-acceptance was measured using Berger's Self-Acceptance Scale. Data analysis was conducted using Pearson correlation, which showed that there was a significant positive relationship between mindfulness and self-acceptance (p= .00, r= .592), which can be interpreted that the higher the mindfulness of mothers who have children with cerebral palsy, the higher the self-acceptance.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"315 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140473772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbedaan Motivasi Kerja Generasi X dan Y di Kantor Pusat PTPN I Langsa PTPN I Langsa 总公司 X 世代和 Y 世代工作动机的差异
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.33916
Muhammad Al Jabbir Khatib, Irin Riamanda, M. Mirza, Khatijatusshalihah Khatijatusshalihah
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan motivasi kerja generasi X dan generasi Y di Kantor Pusat PTPN I Langsa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif (independent sample t-test) yang diteliti pada 97 sampel karyawan Kantor Pusat PTPN I Langsa. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan skala multidimensional work motivation scale yang disusun oleh Gagne dan Deci. Hasil penelitian menyatakan bahwa hipotesis ditolak, dengan nilai sig 0,657 0,05, yang artinya tidak terdapat perbedaan motivasi kerja generasi X dan generasi Y. Berdasarkan hasil juga diketahui bahwa baik generasi X dan generasi Y memiliki motivasi kerja dengan kategori rendah. Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa generasi X tidak termotivasi terhadap aspek intrinsic motivation dan generasi Y mempunyai nilai kategori sedang cukup tinggi terhadap aspek introjected regulation. Hal ini menggambarkan generasi X tidak bekerja untuk dirinya sendiri serta merasa pekerjaan tidak menarik serta memperoleh kepuasan kepada dirinya. Di sisi lain generasi Y merasa biasa saja apabila berhasil menyelesaikan pekerjaannya serta tidak merasa bersalah apabila gagal menyelesaikan pekerjaan tersebut. Penting bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya untuk menggali faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan (khususnya Gen X dan gen Y) yang bekerja dengan situasi dan tuntutan kerja yang jauh dari perkotaan. Further study was required to determine how Generation X and Generation Y differ in their motivation for their jobs at the PTPN I Langsa Head Office. Employers at the PTPN I Langsa Head Office include a sample of 97 people who was the subject of this comparative study (independent sample t-test). The research sample was chosen using a straightforward random sampling method. Research data was collected using the multidimensional work motivation scale compiled by Gagne and Deci. The hypothesis of this study was rejected: the value of sig (p) is 0.657 0.05, indicating that there was no significant difference in work motivation between Generation X and Generation Y. Based on the results, it was also known that both generation X and generation Y have low category work motivation. Apart from that, the research results found that generation This illustrates that generation On the other hand, generation Y feels normal if they successfully complete their work and do not feel guilty if they fail to complete the work. It is important for companies and future researchers to explore the factors that influence the work motivation of employees (especially Gen X and Gen Y) who work in work situations and demands that are far from urban areas.
本研究旨在探讨 PTPN I Langsa 总公司 X 世代和 Y 世代工作动机的差异。本研究是一项比较研究(独立样本 t 检验),研究对象是 PTPN I Langsa 总公司的 97 名员工。研究样本采用简单随机抽样法选出。研究数据采用加涅和德西编制的多维工作动机量表进行收集。结果表明,假设被否决,sig 值为 0.657 0.05,这意味着 X 世代和 Y 世代的工作动机没有差异。此外,研究结果还发现,X 代在内在动机方面没有工作动力,而 Y 代在外显调节方面的类别值中等偏高。这说明 X 代并不是为了自己而工作,他们觉得工作对自己来说没有意思,也不能满足自己。另一方面,Y 一代如果成功完成工作,就会觉得自己是正常的,如果没有完成工作,也不会感到内疚。对于企业和未来的研究人员来说,重要的是要探索影响远离城市地区的工作环境和要求的员工(尤其是 X 代和 Y 代)的工作动机的因素。需要进一步研究,以确定 X 世代和 Y 世代在 PTPN I Langsa 总公司的工作动机有何不同。PTPN I Langsa 总公司的雇主包括 97 个样本,他们是本次比较研究的对象(独立样本 t 检验)。研究样本采用直接随机抽样法选出。研究数据采用加涅和德西编制的多维工作动机量表进行收集。本研究的假设被否决:sig (p) 值为 0.657 0.05,表明 X 代和 Y 代在工作动机方面没有显著差异。此外,研究结果还发现,X 一代和 Y 一代的工作积极性都很低,这说明,X 一代和 Y 一代的工作积极性都很高,而 X 一代和 Y 一代的工作积极性都很低。对于企业和未来的研究人员来说,探索影响工作环境和需求远离城市地区的员工(尤其是 X 代和 Y 代)工作动机的因素非常重要。
{"title":"Perbedaan Motivasi Kerja Generasi X dan Y di Kantor Pusat PTPN I Langsa","authors":"Muhammad Al Jabbir Khatib, Irin Riamanda, M. Mirza, Khatijatusshalihah Khatijatusshalihah","doi":"10.24815/s-jpu.v7i1.33916","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v7i1.33916","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan motivasi kerja generasi X dan generasi Y di Kantor Pusat PTPN I Langsa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif (independent sample t-test) yang diteliti pada 97 sampel karyawan Kantor Pusat PTPN I Langsa. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan skala multidimensional work motivation scale yang disusun oleh Gagne dan Deci. Hasil penelitian menyatakan bahwa hipotesis ditolak, dengan nilai sig 0,657 0,05, yang artinya tidak terdapat perbedaan motivasi kerja generasi X dan generasi Y. Berdasarkan hasil juga diketahui bahwa baik generasi X dan generasi Y memiliki motivasi kerja dengan kategori rendah. Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa generasi X tidak termotivasi terhadap aspek intrinsic motivation dan generasi Y mempunyai nilai kategori sedang cukup tinggi terhadap aspek introjected regulation. Hal ini menggambarkan generasi X tidak bekerja untuk dirinya sendiri serta merasa pekerjaan tidak menarik serta memperoleh kepuasan kepada dirinya. Di sisi lain generasi Y merasa biasa saja apabila berhasil menyelesaikan pekerjaannya serta tidak merasa bersalah apabila gagal menyelesaikan pekerjaan tersebut. Penting bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya untuk menggali faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan (khususnya Gen X dan gen Y) yang bekerja dengan situasi dan tuntutan kerja yang jauh dari perkotaan. Further study was required to determine how Generation X and Generation Y differ in their motivation for their jobs at the PTPN I Langsa Head Office. Employers at the PTPN I Langsa Head Office include a sample of 97 people who was the subject of this comparative study (independent sample t-test). The research sample was chosen using a straightforward random sampling method. Research data was collected using the multidimensional work motivation scale compiled by Gagne and Deci. The hypothesis of this study was rejected: the value of sig (p) is 0.657 0.05, indicating that there was no significant difference in work motivation between Generation X and Generation Y. Based on the results, it was also known that both generation X and generation Y have low category work motivation. Apart from that, the research results found that generation This illustrates that generation On the other hand, generation Y feels normal if they successfully complete their work and do not feel guilty if they fail to complete the work. It is important for companies and future researchers to explore the factors that influence the work motivation of employees (especially Gen X and Gen Y) who work in work situations and demands that are far from urban areas.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"66 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140477402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Faktor-Faktor Demografi dalam Keyakinan Konspiratif di Indonesia 印度尼西亚阴谋论信仰中的人口因素
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.36194
Audi Ahmad Rikardi
Keyakinan konspiratif memiliki dampak tertentu baik untuk individu maupun kelompok. Di negara Barat dan Timur, narasi konspiratif muncul dan individu dengan jumlah yang relatif tidak sedikit meyakini narasi konspiratif. Penelitian sebelumnya mengenai keyakinan konspiratif cukup banyak dilakukan di negara Barat, tetapi penelitian di Indonesia masih perlu ditingkatkan jumlahnya sehingga kajian yang lebih banyak menjadi penting. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran dari faktor-faktor demografi (usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan) terhadap keyakinan konspirasi. Penelitian ini melibatkan 385 partisipan (Musia=21,57 tahun). Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan regresi linier berganda. Temuan dalam penelitian ini menghasilkan bahwa (1) faktor demografi secara simultan menjadi prediktor yang signifikan bagi keyakinan konspirasi di Indonesia (R²=4%, p0,05); (2) usia berperan menjelaskan keyakinan konspiratif secara signifikan (B=6.86, SE=3.77, t=3.79, p0,001); (3) jenis kelamin tidak berperan menjelaskan keyakinan konspiratif secara signifikan (B=-0.98, SE=1.63, t=-0.6, p=0,546); (4) tingkat pendidikan tidak berperan dalam menjelaskan keyakinan konspiratif secara signifikan (B=-0,03 ,SE=0,03, t=-1,05, p=0,295). Conspiracy beliefs have specific impacts on both individuals and groups. In Western and Eastern countries, conspiratorial narratives emerge, and numerous individuals believe in conspiracy narratives. Prior research to understand conspiracy beliefs has been conducted in Western countries, but research in Indonesia is still emerging. Thus, more studies are required to understand conspiracy beliefs in the Indonesian context. This study aims to determine the role of demographic factors (age, gender, and education level) on conspiracy beliefs. This study involved 385 participants (age = 21.57 years). Data analysis used multiple linear regression. The findings showed that (1) demographic factors are simultaneously significant predictors of conspiracy beliefs in Indonesia (R²=4%, p0.05); (2) age significantly predicts conspiracy beliefs (B=6.86, SE=3.77, t=3. 79, p0.001); (3) gender does not significantly predicts conspiracy beliefs (B=-0.98, SE=1.63, t=-0.6, p=0.546); (4) education level does not significantly predicts conspiracy beliefs (B=-0.03, SE=0.03, t=-1.05, p=0.295).
阴谋论信仰对个人和群体都有一定的影响。无论是西方国家还是东方国家,都存在阴谋论叙事,而且相信阴谋论叙事的人相对较少。以往关于阴谋论信念的研究都是在西方国家进行的,但在印度尼西亚的研究仍有待加强,因此更多的研究非常重要。本研究旨在确定人口统计因素(年龄、性别和教育水平)对阴谋论信念的影响。本研究涉及 385 名参与者(年龄 = 21.57 岁)。数据分析采用多元线性回归法检验假设。研究结果表明:(1) 人口统计因素同时是印尼人阴谋论信念的重要预测因素(R²=4%,p0.05);(2) 年龄对阴谋论信念有显著的解释作用(B=6.86,SE=3.77,t=3.79,p0.001);(3)性别不能显著解释阴谋论信念(B=-0.98,SE=1.63,t=-0.6,p=0.546);(4)教育水平不能显著解释阴谋论信念(B=-0.03,SE=0.03,t=-1.05,p=0.295)。阴谋论信仰对个人和群体都有特定的影响。在西方和东方国家,出现了阴谋论叙事,许多人相信阴谋论叙事。之前了解阴谋信仰的研究都是在西方国家进行的,但印尼的研究仍处于起步阶段。因此,需要更多的研究来了解印尼背景下的阴谋信仰。本研究旨在确定人口统计因素(年龄、性别和教育水平)对阴谋论信念的影响。本研究涉及 385 名参与者(年龄 = 21.57 岁)。数据分析采用多元线性回归法。结果显示:(1)人口统计因素同时是印度尼西亚人阴谋论信念的重要预测因素(R²=4%,p0.05);(2)年龄显著预测阴谋论信念(B=6.86,SE=3.77,t=3.79,p0.001);(3)性别对阴谋论信念的预测作用不明显(B=-0.98,SE=1.63,t=-0.6,p=0.546);(4)教育水平对阴谋论信念的预测作用不明显(B=-0.03,SE=0.03,t=-1.05,p=0.295)。
{"title":"Faktor-Faktor Demografi dalam Keyakinan Konspiratif di Indonesia","authors":"Audi Ahmad Rikardi","doi":"10.24815/s-jpu.v7i1.36194","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v7i1.36194","url":null,"abstract":"Keyakinan konspiratif memiliki dampak tertentu baik untuk individu maupun kelompok. Di negara Barat dan Timur, narasi konspiratif muncul dan individu dengan jumlah yang relatif tidak sedikit meyakini narasi konspiratif. Penelitian sebelumnya mengenai keyakinan konspiratif cukup banyak dilakukan di negara Barat, tetapi penelitian di Indonesia masih perlu ditingkatkan jumlahnya sehingga kajian yang lebih banyak menjadi penting. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran dari faktor-faktor demografi (usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan) terhadap keyakinan konspirasi. Penelitian ini melibatkan 385 partisipan (Musia=21,57 tahun). Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan regresi linier berganda. Temuan dalam penelitian ini menghasilkan bahwa (1) faktor demografi secara simultan menjadi prediktor yang signifikan bagi keyakinan konspirasi di Indonesia (R²=4%, p0,05); (2) usia berperan menjelaskan keyakinan konspiratif secara signifikan (B=6.86, SE=3.77, t=3.79, p0,001); (3) jenis kelamin tidak berperan menjelaskan keyakinan konspiratif secara signifikan (B=-0.98, SE=1.63, t=-0.6, p=0,546); (4) tingkat pendidikan tidak berperan dalam menjelaskan keyakinan konspiratif secara signifikan (B=-0,03 ,SE=0,03, t=-1,05, p=0,295). Conspiracy beliefs have specific impacts on both individuals and groups. In Western and Eastern countries, conspiratorial narratives emerge, and numerous individuals believe in conspiracy narratives. Prior research to understand conspiracy beliefs has been conducted in Western countries, but research in Indonesia is still emerging. Thus, more studies are required to understand conspiracy beliefs in the Indonesian context. This study aims to determine the role of demographic factors (age, gender, and education level) on conspiracy beliefs. This study involved 385 participants (age = 21.57 years). Data analysis used multiple linear regression. The findings showed that (1) demographic factors are simultaneously significant predictors of conspiracy beliefs in Indonesia (R²=4%, p0.05); (2) age significantly predicts conspiracy beliefs (B=6.86, SE=3.77, t=3. 79, p0.001); (3) gender does not significantly predicts conspiracy beliefs (B=-0.98, SE=1.63, t=-0.6, p=0.546); (4) education level does not significantly predicts conspiracy beliefs (B=-0.03, SE=0.03, t=-1.05, p=0.295).","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"5 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140477160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kecenderungan Stockholm Syndrome Ditinjau dari Secure Attachment Pada Wanita Korban Kekerasan dalam Pacaran 用安全依恋来衡量约会暴力女性受害者的斯德哥尔摩综合症倾向
Pub Date : 2024-01-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37025
Febryliana Dewi Wahyuningrat, Tatik Meiyuntariningsih, Hetti Sari Ramadhani
Terdapat banyak wanita dewasa awal yang memilih untuk mempertahankan hubungannya bahkan setelah kekerasan terjadi. Sikap individu yang bertahan dalam hubungan penuh kekerasan disebut stockholm syndrome. Kondisi tersebut tidak terjadi begitu saja pada korban kekerasan, terdapat faktor penyebab dan pola attachment yang mendukung pada diri individu. Individu secure attachment mampu membangun skema positif pada dirinya dan orang lain sehingga akan terhindar dari kecenderungan bertahan dalam hubungan penuh kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara secure attachment dengan kecenderungan stockholm syndrome pada wanita korban kekerasan dalam pacaran. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan 94 partisipan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri oleh peneliti antara lain skala stockholm syndrome berdasarkan teori Graham, skala secure attachment berdasarkan teori Collins dan Feeney serta skala kekerasan dalam pacaran berdasarkan teori Murray. Analisis data menggunakan teknik korelasi non parametrik spearman rho, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara secure attachment dengan kecenderungan stockholm syndrome (r=-0,271; p=0,008) yang diartikan bahwa semakin tinggi secure attachment pada wanita korban kekerasan dalam pacaran, maka semakin rendah kecenderungan stockholm syndrome. There are many early adult women who choose to maintain their relationships even after violence has occurred. The attitude of individuals who survive in violent relationships is called stockholm syndrome. This condition does not just happen to victims of violence, there are causal factors and supportive attachment patterns in individuals. Secure attachment individuals can build positive schemas for themselves and others so that they will avoid the tendency to stay in violent relationships. This study aims to determine the relationship between secure attachment and the tendency of stockholm syndrome in female victims of dating violence. The sampling technique in this study used purposive sampling technique and obtained 94 participants. Data collection in this study used measuring tools made by the researcher including the stockholm syndrome scale based on Graham's theory, the secure attachment scale based on Collins and Feeney's theory and the dating violence scale based on Murray's theory. Data analysis using the spearman rho non-parametric correlation technique, which shows that there is a highly significant negative relationship between secure attachment and the tendency of stockholm syndrome (r=-0.271; p=0.008) which means that the higher the secure attachment in female victims of dating violence, the lower the tendency of stockholm syndrome.
有很多人都会在工作期间患上斯德哥尔摩综合症。有多少人在工作期间患上了斯德哥尔摩综合症?在这种情况下,个体的安全依恋和依附关系会在个体中形成。安全依恋会使人与人之间产生积极的联系,并在人际交往的过程中得到保护。本手册的目的是让人们了解,安全依恋和斯德哥尔摩综合症是如何在妇女和儿童中产生的。本研究中的抽样技术采用了目的性抽样技术,并收集了 94 个样本。在研究过程中收集到的数据显示,格拉汉姆理论中的斯德哥尔摩综合症、柯林斯和费尼理论中的安全依恋以及默里理论中的 "和平"。数据分析显示,在安全依恋与斯德哥尔摩综合症的关系中,非参数矛函数 Rho 的结果显示,安全依恋与斯德哥尔摩综合症的关系中存在显著的负相关(r=-0,271;p=0,008),这表明,如果安全依恋在成年女性中持续存在,就会导致她们患上斯德哥尔摩综合症。有许多成年女性在遭受暴力侵害后仍选择维持与他人的关系。在暴力关系中生存下来的人的态度被称为斯德哥尔摩综合症。这种情况并不只是发生在暴力受害者身上,个人的依恋模式和支持性依恋模式也有一定的因果关系。安全依恋的个体可以为自己和他人建立积极的模式,从而避免继续留在暴力关系中的倾向。本研究旨在确定安全依恋与约会暴力女性受害者斯德哥尔摩综合症倾向之间的关系。本研究的抽样技术采用了目的性抽样技术,获得了 94 名参与者。本研究的数据收集使用了研究者自制的测量工具,包括基于格雷厄姆理论的斯德哥尔摩综合征量表、基于柯林斯和费尼理论的安全依恋量表以及基于默里理论的约会暴力量表。使用 spearman rho 非参数相关技术进行的数据分析显示,安全依恋与斯德哥尔摩综合症倾向之间存在高度显著的负相关(r=-0.271;p=0.008),这意味着约会暴力女性受害者的安全依恋程度越高,斯德哥尔摩综合症倾向越低。
{"title":"Kecenderungan Stockholm Syndrome Ditinjau dari Secure Attachment Pada Wanita Korban Kekerasan dalam Pacaran","authors":"Febryliana Dewi Wahyuningrat, Tatik Meiyuntariningsih, Hetti Sari Ramadhani","doi":"10.24815/s-jpu.v7i1.37025","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v7i1.37025","url":null,"abstract":"Terdapat banyak wanita dewasa awal yang memilih untuk mempertahankan hubungannya bahkan setelah kekerasan terjadi. Sikap individu yang bertahan dalam hubungan penuh kekerasan disebut stockholm syndrome. Kondisi tersebut tidak terjadi begitu saja pada korban kekerasan, terdapat faktor penyebab dan pola attachment yang mendukung pada diri individu. Individu secure attachment mampu membangun skema positif pada dirinya dan orang lain sehingga akan terhindar dari kecenderungan bertahan dalam hubungan penuh kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara secure attachment dengan kecenderungan stockholm syndrome pada wanita korban kekerasan dalam pacaran. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan 94 partisipan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri oleh peneliti antara lain skala stockholm syndrome berdasarkan teori Graham, skala secure attachment berdasarkan teori Collins dan Feeney serta skala kekerasan dalam pacaran berdasarkan teori Murray. Analisis data menggunakan teknik korelasi non parametrik spearman rho, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara secure attachment dengan kecenderungan stockholm syndrome (r=-0,271; p=0,008) yang diartikan bahwa semakin tinggi secure attachment pada wanita korban kekerasan dalam pacaran, maka semakin rendah kecenderungan stockholm syndrome. There are many early adult women who choose to maintain their relationships even after violence has occurred. The attitude of individuals who survive in violent relationships is called stockholm syndrome. This condition does not just happen to victims of violence, there are causal factors and supportive attachment patterns in individuals. Secure attachment individuals can build positive schemas for themselves and others so that they will avoid the tendency to stay in violent relationships. This study aims to determine the relationship between secure attachment and the tendency of stockholm syndrome in female victims of dating violence. The sampling technique in this study used purposive sampling technique and obtained 94 participants. Data collection in this study used measuring tools made by the researcher including the stockholm syndrome scale based on Graham's theory, the secure attachment scale based on Collins and Feeney's theory and the dating violence scale based on Murray's theory. Data analysis using the spearman rho non-parametric correlation technique, which shows that there is a highly significant negative relationship between secure attachment and the tendency of stockholm syndrome (r=-0.271; p=0.008) which means that the higher the secure attachment in female victims of dating violence, the lower the tendency of stockholm syndrome.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"41 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140474789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Religiusitas dan Pengambilan Keputusan Menikah Pada Mahasiswi 宗教信仰和婚姻决定的学生
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.28709
Rizka Tyara, M. Mirza, Risana Rachmatan, Eka Dian Aprilia
Kemampuan memutuskan untuk menikah disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah proses spiritual dan religiusitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan pengambilan keputusan menikah pada mahasiswi di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi perguruan tinggi yang ada di Kota Banda Aceh sebanyak 60 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data religiusitas menggunakan Muslim Daily Religiosity Assesment Scale (α = 0.806) dan data pengambilan keputusan menikah menggunakan Skala Pengambilan Keputusan Menikah (α = 0.892) yang disusun oleh peneliti. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,007 (p 0,05, r = 0,346). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara religiusitas dengan pengambilan keputusan menikah. Artinya semakin tinggi nilai religiusitasnya maka mahasiswi semakin mampu mengambil keputusan menikah saat kuliah. Individu yang memiliki nilai religiusitas tinggi akan selektif dalam mengambil sebuah keputusan dan tidak bertentangan dengan ajaran agamanya.
决定结婚的能力有许多因素,其中之一是精神和宗教的过程。本研究旨在探讨宗教信仰与班达亚齐大学学生结婚的决定之间的关系。本研究采用定量方法与相关方法。研究对象是班达亚齐市的一名大学生,他们通过采样技术挑选了多达60人。数据检索复兴穆斯林使用每日Religiosity Assesment规模(α= 0.806)和数据决策范围使用决策能力结婚结婚(α= 0.892)研究人员编写的。使用皮尔森产品当前相关测试进行的数据分析表明,它具有显著价值(p) = 0,007 (p . 05, r = . 346)。这表明宗教信仰与婚姻决策之间存在积极的联系。这意味着学生的宗教价值越高,他们就越有可能在大学里结婚。有宗教价值的人在做决定时是有选择的,而不是违背他们的宗教教义。
{"title":"Religiusitas dan Pengambilan Keputusan Menikah Pada Mahasiswi","authors":"Rizka Tyara, M. Mirza, Risana Rachmatan, Eka Dian Aprilia","doi":"10.24815/s-jpu.v6i2.28709","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i2.28709","url":null,"abstract":"Kemampuan memutuskan untuk menikah disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah proses spiritual dan religiusitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan pengambilan keputusan menikah pada mahasiswi di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi perguruan tinggi yang ada di Kota Banda Aceh sebanyak 60 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data religiusitas menggunakan Muslim Daily Religiosity Assesment Scale (α = 0.806) dan data pengambilan keputusan menikah menggunakan Skala Pengambilan Keputusan Menikah (α = 0.892) yang disusun oleh peneliti. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,007 (p 0,05, r = 0,346). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara religiusitas dengan pengambilan keputusan menikah. Artinya semakin tinggi nilai religiusitasnya maka mahasiswi semakin mampu mengambil keputusan menikah saat kuliah. Individu yang memiliki nilai religiusitas tinggi akan selektif dalam mengambil sebuah keputusan dan tidak bertentangan dengan ajaran agamanya.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132539857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
How Excessive Use of Smartphone Are Becoming Loneliness In Young Adult 过度使用智能手机是如何让年轻人变得孤独的
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.33282
Maisarah Maisarah, Maya Khairani
Arguing that maintaining a separate relationship at a distance is closer, the consequences of excessive use of smartphones can actually reduce physical closeness by making people who are physically close to further. Loneliness is the subjective psychological discomfort people experience when their network of social relationships is significantly deficient in either quality or quantity. The objective of the present study was to investigate the relationship between smartphone addiction and loneliness among young adults. The population in this study were young adults of Aceh. These samples included 400 young adults in Aceh. The sampling technique used was unrestricted self-selected surveys. Data collection tools used are Smartphone Addiction Scale and University of California Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3. The reliability of the scale of smartphone addiction and loneliness in this study .912 and .888. The analysis used in the parametric method was product-moment correlation analysis. The result showed there was a positive and significant correlation between smartphone addiction and loneliness (r = .432, p.05).
人们认为保持一段距离更亲密,过度使用智能手机的后果实际上会减少身体上的亲密,因为它会让身体上亲密的人走得更远。孤独是当人们的社会关系网络在质量或数量上明显不足时所经历的主观心理不适。本研究的目的是调查年轻人智能手机成瘾和孤独感之间的关系。这项研究的对象是亚齐省的年轻人。这些样本包括亚齐省的400名年轻人。使用的抽样技术是不受限制的自我选择调查。使用的数据收集工具是智能手机成瘾量表和加州大学洛杉矶分校(UCLA)孤独量表版本3。本研究智能手机成瘾与孤独感量表的信度分别为。912和。888。参数化方法采用积矩相关分析。结果显示,智能手机成瘾与孤独感呈显著正相关(r = .432, p.05)。
{"title":"How Excessive Use of Smartphone Are Becoming Loneliness In Young Adult","authors":"Maisarah Maisarah, Maya Khairani","doi":"10.24815/s-jpu.v6i2.33282","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i2.33282","url":null,"abstract":"Arguing that maintaining a separate relationship at a distance is closer, the consequences of excessive use of smartphones can actually reduce physical closeness by making people who are physically close to further. Loneliness is the subjective psychological discomfort people experience when their network of social relationships is significantly deficient in either quality or quantity. The objective of the present study was to investigate the relationship between smartphone addiction and loneliness among young adults. The population in this study were young adults of Aceh. These samples included 400 young adults in Aceh. The sampling technique used was unrestricted self-selected surveys. Data collection tools used are Smartphone Addiction Scale and University of California Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3. The reliability of the scale of smartphone addiction and loneliness in this study .912 and .888. The analysis used in the parametric method was product-moment correlation analysis. The result showed there was a positive and significant correlation between smartphone addiction and loneliness (r = .432, p.05).","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115489053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbedaan Komitmen Karier Dosen Ditinjau Dari Jenis Kelamin 教授职业承诺的差异是由性别决定的
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.33284
Nurul Alifah Jovita, Irin Riamanda, Risana Rachmatan, M. Mirza
Dosen selaku tenaga pendidik profesional dituntut untuk senantiasa melakukan pengembangan karier secara terus-menerus hingga mendapat jabatan tertinggi sesuai dengan komitmennya. Oleh karena itu komitmen karier pada dosen memiliki makna sebagai keteguhan atau ketekunan dosen dalam menjalankan kariernya selama bekerja. Perguruan tinggi akan lebih maju jika seluruh dosennya memiliki komitmen karier yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komitmen karier dosen ditinjau dari jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini yaitu dosen di Universitas X. Sampel dipilih dengan teknik purposif dan diperoleh sebanyak 222 orang dosen (111 laki-laki dan 111 perempuan) yang terlibat dalam penelitian ini. Data penelitian dikumpulkan menggunakan skala The Commitment Career Measure (CCM) yang disusun oleh Carson dan Bedeian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat komitmen karier pada dosen di Universitas X mayoritas termasuk pada kategori tinggi. Sementara analisis data menggunakan uji-t menunjukkan nilai signifikansi (p)=0,395 (p0.05). Berdasarkan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan komitmen karier dosen Universitas X ditinjau dari jenis kelamin. Penyebab tidak ditemukan adanya perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi yang berlaku sama baik pada laki-laki maupun perempuan, serta kebijakan netral dalam suatu lembaga pendidikan yang tidak dapat ditentukan berdasarkan jenis kelamin.
职业教育家教授被要求继续不断地发展职业生涯,直到他的承诺得到最高的职位。因此,对讲师的职业承诺就像讲师在工作中对职业生涯的坚持或坚持一样有意义。如果所有的教授都有更高的职业承诺,大学将会更好。本研究旨在探讨讲师职业承诺与性别之间的差异。该研究的对象是X大学的讲师,他们选择了样本,获得了参与这项研究的222名讲师(111名男性和111名女性)。研究数据是由卡森和比迪安编写的qm表收集的。研究结果显示,X大学讲师的职业承诺率占多数属于高类别。使用uj -t进行的数据分析显示了具有意义的值(p)= 0.395 (p0.05)。根据这些分数,X大学教授的职业承诺与性别没有区别。造成这种差异的原因可能是由于同样的激励因素影响了男性和女性,以及无法根据性别确定的教育制度中的中立政策。
{"title":"Perbedaan Komitmen Karier Dosen Ditinjau Dari Jenis Kelamin","authors":"Nurul Alifah Jovita, Irin Riamanda, Risana Rachmatan, M. Mirza","doi":"10.24815/s-jpu.v6i2.33284","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i2.33284","url":null,"abstract":"Dosen selaku tenaga pendidik profesional dituntut untuk senantiasa melakukan pengembangan karier secara terus-menerus hingga mendapat jabatan tertinggi sesuai dengan komitmennya. Oleh karena itu komitmen karier pada dosen memiliki makna sebagai keteguhan atau ketekunan dosen dalam menjalankan kariernya selama bekerja. Perguruan tinggi akan lebih maju jika seluruh dosennya memiliki komitmen karier yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komitmen karier dosen ditinjau dari jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini yaitu dosen di Universitas X. Sampel dipilih dengan teknik purposif dan diperoleh sebanyak 222 orang dosen (111 laki-laki dan 111 perempuan) yang terlibat dalam penelitian ini. Data penelitian dikumpulkan menggunakan skala The Commitment Career Measure (CCM) yang disusun oleh Carson dan Bedeian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat komitmen karier pada dosen di Universitas X mayoritas termasuk pada kategori tinggi. Sementara analisis data menggunakan uji-t menunjukkan nilai signifikansi (p)=0,395 (p0.05). Berdasarkan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan komitmen karier dosen Universitas X ditinjau dari jenis kelamin. Penyebab tidak ditemukan adanya perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi yang berlaku sama baik pada laki-laki maupun perempuan, serta kebijakan netral dalam suatu lembaga pendidikan yang tidak dapat ditentukan berdasarkan jenis kelamin.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122683937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Self-Injury Behavior Pada Remaja Korban Perundungan dan Kaitannya dengan Kelekatan Orang Tua
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.32163
Guinea Utami, N. Sari, D. Dahlia, Kartika Sari
Perundungan sering terjadi di sekolah dan berdampak negatif bagi kesehatan mental korban yang dapat berisiko pada perilaku self-injury behavior (perilaku merusak diri). Self-injury behavior erat kaitannya dengan relasi remaja dengan orang tuanya yang disebut sebagai kelekatan orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kelekatan orang tua dengan self-injury behavior pada korban perundungan di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purpossive sampling, dan melibatkan 86 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur adaptasi Inventory of Parent and Peer Attachment-Revised (IPPA-R) dengan α=0,947 untuk IPPA-R ayah, α=0,938 untuk IPPA-R ibu dan Self Harm Inventory (SHI) (α=,864). Analisis data menggunakan Spearman-Brown Formula dengan nilai koefisien korelasi kelekatan ayah dan self-injury behavior sebesar r=-0,535 (p=0,000) dan nilai koefisien korelasi kelekatan ibu dan self-injury behavior sebesar r=-0,523 (p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan ayah dan kelekatan ibu dengan self-injury behavior. Artinya semakin tinggi kelekatan orang tua (ayah dan ibu) maka semakin rendah self-injury behavior pada remaja SMA korban perundungan.
虐待经常发生在学校,对可能危及自我伤害行为的受害者的心理健康产生负面影响。自恋行为与青少年与父母所谓的父母关系密切相关。本研究的目的是确定父母与高中虐待受害者的自我虐待关系。这项研究采用的是一种定量方法,采用采样技术,涉及在15到18岁之间的86名青少年。在这项研究中收集数据使用仪表适应Inventory of家长和同行评议Attachment-Revised (IPPA-R)和α= 0.947为IPPA-R IPPA-R爸爸,α= 0.938母亲和自我伤害Inventory (SHI)(α=,118)。数据分析使用Spearman-Brown公式,父亲的粘性和自我不平衡相关系数为r=-0 . 535 (p),母亲的粘性和内化行为相关系数为r=-0 . 523 (p=0)。这表明,父亲和母亲的结合与自我厌恶行为之间存在着显著的负面联系。这意味着父母(父母)的结合越多,虐待青少年的自我伤害就越低。
{"title":"Self-Injury Behavior Pada Remaja Korban Perundungan dan Kaitannya dengan Kelekatan Orang Tua","authors":"Guinea Utami, N. Sari, D. Dahlia, Kartika Sari","doi":"10.24815/s-jpu.v6i2.32163","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i2.32163","url":null,"abstract":"Perundungan sering terjadi di sekolah dan berdampak negatif bagi kesehatan mental korban yang dapat berisiko pada perilaku self-injury behavior (perilaku merusak diri). Self-injury behavior erat kaitannya dengan relasi remaja dengan orang tuanya yang disebut sebagai kelekatan orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kelekatan orang tua dengan self-injury behavior pada korban perundungan di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purpossive sampling, dan melibatkan 86 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur adaptasi Inventory of Parent and Peer Attachment-Revised (IPPA-R) dengan α=0,947 untuk IPPA-R ayah, α=0,938 untuk IPPA-R ibu dan Self Harm Inventory (SHI) (α=,864). Analisis data menggunakan Spearman-Brown Formula dengan nilai koefisien korelasi kelekatan ayah dan self-injury behavior sebesar r=-0,535 (p=0,000) dan nilai koefisien korelasi kelekatan ibu dan self-injury behavior sebesar r=-0,523 (p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan ayah dan kelekatan ibu dengan self-injury behavior. Artinya semakin tinggi kelekatan orang tua (ayah dan ibu) maka semakin rendah self-injury behavior pada remaja SMA korban perundungan.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130530199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
An Islamic Perspective of Psychological Resilience: Case Study of The Tsunami Survivors in Aceh 从伊斯兰的角度看心理复原力:亚齐海啸幸存者的个案研究
Pub Date : 2023-07-31 DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.33283
Rineza Risky, Eka Srimulyani, M. Mawarpury
This study was designed to examine the Islamic point of view and the role of Islam, particularly the disaster resilience, within the tsunami survivors in Aceh. This qualitative research involved 30 respondents who were the tsunami survivors from Aceh Jaya, Great Aceh and Banda Aceh. The data collection was accomplished by conducting interview and documentation. Those exposed that Islam played a vital role in forming their resilience since the victims believed that, in the view of Islamic perspective, the calamity and natural disaster occurred were the tests for their faith on Islam. This belief, which was based on their devotion to Allah, the Almighty, grew a well-formed resilience among the survivors.
这项研究的目的是考察伊斯兰教的观点和伊斯兰教在亚齐海啸幸存者中的作用,特别是抗灾能力。这项定性研究涉及来自亚齐查亚、大亚齐和班达亚齐的30名海啸幸存者。数据的收集是通过访谈和记录来完成的。那些认为伊斯兰教在形成他们的复原力方面发挥了至关重要的作用的人,因为受害者认为,从伊斯兰教的角度来看,发生的灾难和自然灾害是对他们对伊斯兰教信仰的考验。这种信仰是基于他们对全能的安拉的忠诚,在幸存者中形成了一种良好的韧性。
{"title":"An Islamic Perspective of Psychological Resilience: Case Study of The Tsunami Survivors in Aceh","authors":"Rineza Risky, Eka Srimulyani, M. Mawarpury","doi":"10.24815/s-jpu.v6i2.33283","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i2.33283","url":null,"abstract":"This study was designed to examine the Islamic point of view and the role of Islam, particularly the disaster resilience, within the tsunami survivors in Aceh. This qualitative research involved 30 respondents who were the tsunami survivors from Aceh Jaya, Great Aceh and Banda Aceh. The data collection was accomplished by conducting interview and documentation. Those exposed that Islam played a vital role in forming their resilience since the victims believed that, in the view of Islamic perspective, the calamity and natural disaster occurred were the tests for their faith on Islam. This belief, which was based on their devotion to Allah, the Almighty, grew a well-formed resilience among the survivors.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116466614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1