PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN PELATIHAN EDUKATOR SEBAYA PADA SISWA MTS AL-MUHAJIRIN DALAM RANGKA UPAYA PENURUNAN ANGKA PERNIKAHAN DINI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
R. S. Prawiradilaga, A. Yulianti, Caecielia Makaginsar, Y. Yuniarti, M. Putri
{"title":"PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN PELATIHAN EDUKATOR SEBAYA PADA SISWA MTS AL-MUHAJIRIN DALAM RANGKA UPAYA PENURUNAN ANGKA PERNIKAHAN DINI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT","authors":"R. S. Prawiradilaga, A. Yulianti, Caecielia Makaginsar, Y. Yuniarti, M. Putri","doi":"10.24198/dharmakarya.v12i4.42457","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kejadian pernikahan dini atau perkawinan anak di Indonesia masih cukup banyak. Di Kabupaten Bandung Barat sendiri, kejadian ini terus meningkat. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dalam rangka menurunkan angka pernikahan dini. Dua puluh orang siswa MTs menjadi peserta pada program ini. Pengabdian dilakukan dengan cara memberikan edukasi dengan media audio visual, pelatihan teknik presentasi beserta prakteknya bersama tutor, pemberian buku bahan ajar serta membuat grup daring dengan aplikasi whatsapp. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan menggunakan kuisioner pre dan post pengabdian, lalu dianalisis secara statistik. Pre-test siswa pada kelas 7, 8 dan 9 adalah adalah 14.2, 13.2, dan 11. 1 sedangkan nilai post-test pada kelas 7, 8 dan 9 adalah 15.8, 14.5 dan 14.8, ini menunjukkan adanya perubahan nilai pre-test dan post test kelas 7, 8 dan 9 sebesar 11.5%, 10.9% dan 24. 2 %. Pada hasil post test ditemukan penurunan jumlah siswa yang masuk kategori kurang dibandingkan dengan pre-test. Secara keseluruhan, skor pre-test dan post-test pada kelas 7 dan 8 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sedangkan pada kelas 9 terdapat perbedaan signifikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,002 (p<0,05). Hasil pengujian menunjukkan bahwa skor pengetahuan antara ketiga kelas tidak ada perbedaan signifikan. Mitra pengabdian dalam hal ini siswa MTs diharapkan mampu menjadi edukator sebaya yang dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi bagi teman-teman sebayanya, sehingga nantinya diharapkan angka pernikahan dini di Kabupaten Bandung Barat dapat menurun.","PeriodicalId":516641,"journal":{"name":"Dharmakarya","volume":"12 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dharmakarya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v12i4.42457","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kejadian pernikahan dini atau perkawinan anak di Indonesia masih cukup banyak. Di Kabupaten Bandung Barat sendiri, kejadian ini terus meningkat. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dalam rangka menurunkan angka pernikahan dini. Dua puluh orang siswa MTs menjadi peserta pada program ini. Pengabdian dilakukan dengan cara memberikan edukasi dengan media audio visual, pelatihan teknik presentasi beserta prakteknya bersama tutor, pemberian buku bahan ajar serta membuat grup daring dengan aplikasi whatsapp. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan menggunakan kuisioner pre dan post pengabdian, lalu dianalisis secara statistik. Pre-test siswa pada kelas 7, 8 dan 9 adalah adalah 14.2, 13.2, dan 11. 1 sedangkan nilai post-test pada kelas 7, 8 dan 9 adalah 15.8, 14.5 dan 14.8, ini menunjukkan adanya perubahan nilai pre-test dan post test kelas 7, 8 dan 9 sebesar 11.5%, 10.9% dan 24. 2 %. Pada hasil post test ditemukan penurunan jumlah siswa yang masuk kategori kurang dibandingkan dengan pre-test. Secara keseluruhan, skor pre-test dan post-test pada kelas 7 dan 8 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sedangkan pada kelas 9 terdapat perbedaan signifikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,002 (p<0,05). Hasil pengujian menunjukkan bahwa skor pengetahuan antara ketiga kelas tidak ada perbedaan signifikan. Mitra pengabdian dalam hal ini siswa MTs diharapkan mampu menjadi edukator sebaya yang dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi bagi teman-teman sebayanya, sehingga nantinya diharapkan angka pernikahan dini di Kabupaten Bandung Barat dapat menurun.