Bagus Ansani Takwin, D. Wahjuningrum, W. Widanarni, Hasan Nasrullah
{"title":"The potential of bacteriophage for controlling Vibrio parahaemolyticus as in-vitro","authors":"Bagus Ansani Takwin, D. Wahjuningrum, W. Widanarni, Hasan Nasrullah","doi":"10.19027/jai.23.2.122-133","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"budidaya udang vaname saat ini karena dapat menyebabkan kematian massal udang. Penggunaan bakteriofage (fage) dapat menjadi alternatif solusi untuk menggantikan antibiotik, karena fage bersifat spesifik pada bakteri tertentu. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: isolasi fage dari beberapa sumber air tambak; karakterisasi fage meliputi morfologi plak fage; spot test; uji densitas fage dan uji kisaran inang; serta uji in vitro penghambatan V. parahaemolyticus oleh fage. Uji in vitro yang dilakukan dengan 6 perlakuan dan masing masing 3 ulangan yaitu kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), kontrol antibiotik, kepadatan fage 107 (FB107), kepadatan fage 108 (FB108), dan kepadatan fage FB109 (FB 109). Penelitian ini berhasil mengisolasi fage yang bersumber dari air tambak udang di Banyuwangi ditandai dengan terbentuknya plak pada media double layer agar, dengan dengan ciri morfologisnya berbentuk titik-titik dan bulat besar (diameter 0,008-0,5 cm), dengan tepian rata dan bergelombang serta memiliki warna plak yang bening. Plak fage dapat diperbanyak dengan densitas fage rata-rata 3,5 x 109 PFU mL-1. Untuk uji kisaran inang menggunakan 6 jenis bakteri dengan sumber dan strain yang berbeda, menunjukkan bahwa hanya bakteri V. parahaemolyticus Situbondo yang dapat dilisis oleh fage hasil isolasi, sedangkan 5 jenis bakteri lainnya tidak. Pada uji hambat bakteri, perlakuan dengan penambahan pada setiap densitas fage berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol negatif, kontrol media dan kontrol antibiotik, walaupun kontrol antibiotik lebih baik dari perlakuan densitas fage. Semua perlakuan kepadatan fage mampu mengurangi kepadatan V. parahaemolyticus dibandingkan dengan perlakuan kontrol negatif. Hasil terbaik terdapat pada perlakuan fage Banyuwangi 109 PFU mL-1.","PeriodicalId":32090,"journal":{"name":"Jurnal Akuakultur Indonesia","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Akuakultur Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19027/jai.23.2.122-133","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
budidaya udang vaname saat ini karena dapat menyebabkan kematian massal udang. Penggunaan bakteriofage (fage) dapat menjadi alternatif solusi untuk menggantikan antibiotik, karena fage bersifat spesifik pada bakteri tertentu. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: isolasi fage dari beberapa sumber air tambak; karakterisasi fage meliputi morfologi plak fage; spot test; uji densitas fage dan uji kisaran inang; serta uji in vitro penghambatan V. parahaemolyticus oleh fage. Uji in vitro yang dilakukan dengan 6 perlakuan dan masing masing 3 ulangan yaitu kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), kontrol antibiotik, kepadatan fage 107 (FB107), kepadatan fage 108 (FB108), dan kepadatan fage FB109 (FB 109). Penelitian ini berhasil mengisolasi fage yang bersumber dari air tambak udang di Banyuwangi ditandai dengan terbentuknya plak pada media double layer agar, dengan dengan ciri morfologisnya berbentuk titik-titik dan bulat besar (diameter 0,008-0,5 cm), dengan tepian rata dan bergelombang serta memiliki warna plak yang bening. Plak fage dapat diperbanyak dengan densitas fage rata-rata 3,5 x 109 PFU mL-1. Untuk uji kisaran inang menggunakan 6 jenis bakteri dengan sumber dan strain yang berbeda, menunjukkan bahwa hanya bakteri V. parahaemolyticus Situbondo yang dapat dilisis oleh fage hasil isolasi, sedangkan 5 jenis bakteri lainnya tidak. Pada uji hambat bakteri, perlakuan dengan penambahan pada setiap densitas fage berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol negatif, kontrol media dan kontrol antibiotik, walaupun kontrol antibiotik lebih baik dari perlakuan densitas fage. Semua perlakuan kepadatan fage mampu mengurangi kepadatan V. parahaemolyticus dibandingkan dengan perlakuan kontrol negatif. Hasil terbaik terdapat pada perlakuan fage Banyuwangi 109 PFU mL-1.