Strengthening the Function of BAZNAS as Zakat Regulator: Legal Draft Proposal and Its Public Perceptions

M. N. Hosen, A. Wahab, D. Larasati, N. Hidayah, Tira Mutiara
{"title":"Strengthening the Function of BAZNAS as Zakat Regulator: Legal Draft Proposal and Its Public Perceptions","authors":"M. N. Hosen, A. Wahab, D. Larasati, N. Hidayah, Tira Mutiara","doi":"10.15408/jch.v10i1.24448","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Zakat management in Indonesia is historically developed in civil society. In Law Number 38 of 2011, the state recognizes two official institutions in managing Zakat. While in Law Number 23 of 2011, zakat management is in BAZNAS, an institution formed by the government. There is an unequal position where LAZ is subordinated to BAZNAS. This can be seen in the task of LAZ, which is in charge of assisting BAZNAS in the management of national Zakat. The method used in this research is the descriptive statistical analysis method by distributing questionnaires. This study looks at the perception or views of the community if BAZNAS is the only authority in making arrangements for Zakat. As a result, BAZNAS has not become the only institution that the public can trust in managing national Zakat. People are accustomed to paying Zakat directly to mustahik or amil in the villages, such as paying Zakat to kyai. Distribution and distribution are not yet optimal, so the community prefers to give it themselves. Today's regulation of LAZ was adopted by the Ministry of Religion so that the relationship between BAZNAS and LAZ does not unite, which considers each other to be competitive. The proposal related to strengthening the regulation and management of Zakat by BAZNAS by only opening one coordination door has not been approved by the community because it is considered that the presence of BAZNAS will eliminate LAZ.Keywords: Public Perception, BAZNAS, LAZ Penguatan Fungsi BAZNAS Sebagai Regulator Zakat: Usulan RUU dan Persepsi PublikAbstrakPengelolaan Zakat di Indonesia berdasarkan sejarah berkembang di masyarakat sipil. Dalam UU Nomor 38 tahun 2011, negara mengakui adanya dua lembaga yang resmi dalam melakukan pengelolaan zakat. Sementara di UU Nomor 23 tahun 2011, pengelolaan zakat berada di BAZNAS yang merupakan lembaga bentukan pemerintah sehingga adanya kedudukan yang tidak seimbang, dimana LAZ menjadi subordinasi BAZNAS. Hal ini terlihat pada tugas LAZ yang bertugas untuk mebantu BAZNAS dalam pengelolaan zakat nasional. Penelitian ini melihat bagaimana persepsi atau pendangan masyarakat, apabila BAZNAS menjadi satu-satunya otoritas dalam melakukan pengaturan tentang zakat. Metode yang digunakan penelitian ini ialah metode analisis statistik deskriptif dengan penyebaran kuesioner. Hasilnya, BAZNAS belum menjadi satu-satunya lembaga yang dapat dipercaya masyarakat dalam melakukan pengelolaan zakat nasional. Masyarakat terbiasa dengan membayar zakat secara langsung kepada mustahik atau amil di kampung-kampung seperti membayar zakat kepada kyai. Distribusi dan penyaluran yang belum optimal, maka masyarakat lebih memilih sendiri untuk memberikan. Aturan hari ini LAZ dianggap oleh Kemenag, sehingga hubungan BAZNAS da LAZ tidak menyatu yang menganggap saling bersaing. Usulan terkait dengan penguatan regulasi dan pengelolaan zakat oleh BAZNAS dengan hanya membuka satu pintu koordinasi belum disetujui masyarakat, karena dianggap kehadiran BAZNAS akan meniadakan LAZ.Kata Kunci: Persepsi Masyarakat; BAZNAS; LAZ  ","PeriodicalId":53726,"journal":{"name":"Jurnal Cita Hukum-Indonesian Law Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.8000,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Cita Hukum-Indonesian Law Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/jch.v10i1.24448","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q2","JCRName":"LAW","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Zakat management in Indonesia is historically developed in civil society. In Law Number 38 of 2011, the state recognizes two official institutions in managing Zakat. While in Law Number 23 of 2011, zakat management is in BAZNAS, an institution formed by the government. There is an unequal position where LAZ is subordinated to BAZNAS. This can be seen in the task of LAZ, which is in charge of assisting BAZNAS in the management of national Zakat. The method used in this research is the descriptive statistical analysis method by distributing questionnaires. This study looks at the perception or views of the community if BAZNAS is the only authority in making arrangements for Zakat. As a result, BAZNAS has not become the only institution that the public can trust in managing national Zakat. People are accustomed to paying Zakat directly to mustahik or amil in the villages, such as paying Zakat to kyai. Distribution and distribution are not yet optimal, so the community prefers to give it themselves. Today's regulation of LAZ was adopted by the Ministry of Religion so that the relationship between BAZNAS and LAZ does not unite, which considers each other to be competitive. The proposal related to strengthening the regulation and management of Zakat by BAZNAS by only opening one coordination door has not been approved by the community because it is considered that the presence of BAZNAS will eliminate LAZ.Keywords: Public Perception, BAZNAS, LAZ Penguatan Fungsi BAZNAS Sebagai Regulator Zakat: Usulan RUU dan Persepsi PublikAbstrakPengelolaan Zakat di Indonesia berdasarkan sejarah berkembang di masyarakat sipil. Dalam UU Nomor 38 tahun 2011, negara mengakui adanya dua lembaga yang resmi dalam melakukan pengelolaan zakat. Sementara di UU Nomor 23 tahun 2011, pengelolaan zakat berada di BAZNAS yang merupakan lembaga bentukan pemerintah sehingga adanya kedudukan yang tidak seimbang, dimana LAZ menjadi subordinasi BAZNAS. Hal ini terlihat pada tugas LAZ yang bertugas untuk mebantu BAZNAS dalam pengelolaan zakat nasional. Penelitian ini melihat bagaimana persepsi atau pendangan masyarakat, apabila BAZNAS menjadi satu-satunya otoritas dalam melakukan pengaturan tentang zakat. Metode yang digunakan penelitian ini ialah metode analisis statistik deskriptif dengan penyebaran kuesioner. Hasilnya, BAZNAS belum menjadi satu-satunya lembaga yang dapat dipercaya masyarakat dalam melakukan pengelolaan zakat nasional. Masyarakat terbiasa dengan membayar zakat secara langsung kepada mustahik atau amil di kampung-kampung seperti membayar zakat kepada kyai. Distribusi dan penyaluran yang belum optimal, maka masyarakat lebih memilih sendiri untuk memberikan. Aturan hari ini LAZ dianggap oleh Kemenag, sehingga hubungan BAZNAS da LAZ tidak menyatu yang menganggap saling bersaing. Usulan terkait dengan penguatan regulasi dan pengelolaan zakat oleh BAZNAS dengan hanya membuka satu pintu koordinasi belum disetujui masyarakat, karena dianggap kehadiran BAZNAS akan meniadakan LAZ.Kata Kunci: Persepsi Masyarakat; BAZNAS; LAZ  
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
加强市教育厅天课监管职能:法律草案建议及其公众认知
印尼的Zakat管理是在民间社会中发展起来的。在2011年第38号法律中,国家承认两个管理Zakat的官方机构。而在2011年第23号法律中,天课管理由政府组建的BAZNAS机构负责。LAZ服从BAZNAS的地位不平等。这可以从LAZ的任务中看出,LAZ负责协助BAZNAS管理国家Zakat。本研究采用的方法是通过发放问卷进行描述性统计分析。如果BAZNAS是为Zakat做出安排的唯一权威,这项研究着眼于社区的看法或观点。因此,BAZNAS并不是公众可以信任的唯一管理国家Zakat的机构。人们习惯于直接向村庄里的mustahik或amil支付天课,比如向kyai支付天课。分配和分配还不是最优的,所以社区更喜欢自己分配。宗教部通过了今天对LAZ的规定,因此BAZNAS和LAZ之间的关系不团结,认为彼此具有竞争性。BAZNAS仅通过打开一扇协调门来加强对Zakat的监管的提议没有得到社区的批准,因为人们认为BAZNAS的存在将消除LAZ。关键词:公众认知、BAZNAS、LAZ在2011年联合国第38号决议中,该国承认有两个官方机构参与执行该慈善机构。在联合国2011年第23号决议中,该慈善机构的管理权在BAZNAS,这是一个政府机构,直到出现不平衡,LAZ成为BAZNAS的附属机构。这体现在LAZ协助BAZNAS管理国家慈善机构的任务中。这项研究考察了当BAZNAS成为唯一制定慈善规则的权威机构时,公众的看法或意见如何。本研究采用的方法是统计分析的方法,以传播衔接进行描述性描述。因此,BAZNAS还没有成为唯一一个在管理国家慈善机构方面值得公众信任的机构。人们习惯于直接向不可能的人或村庄里的阿米尔人支付天课,就像向kyai支付天课一样。分配和升级不是最优的,那么社会会选择更多自己的东西来给予。今天的LAZ规则被认为是胜利,因此LAZ与BAZNAS的关系并不团结,认为彼此具有竞争力。由于BAZNAS的存在被认为误导了LAZ,BAZNAS只打开了一扇尚未得到公众批准的协调之门,从而在监管和慈善管理方面做出了努力。关键词:公众认知;平衡;LAZ
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
25.00%
发文量
24
期刊最新文献
Ethnic Mobility and the Formation of Political Identity in Indonesia Implementation of party projects as a way to strengthen the image of a public organization Стиль Руководства Президента Индонезии В Решении Национальных Проблем (Indonesian President's Style of Leadership in Addressing National Problems) Maladministration in Indonesia's Interreligious Marriage Responsive Constitutional Law Strategy For Preventing Political Corruption Done By Local Political Dynasties
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1