Hamka's Critique on Sigmund Freud's Theory of Psychoanalytic

D. Irawan, Fadhil Sofian Hadi, Usamah Abdurrahman
{"title":"Hamka's Critique on Sigmund Freud's Theory of Psychoanalytic","authors":"D. Irawan, Fadhil Sofian Hadi, Usamah Abdurrahman","doi":"10.21111/tsaqafah.v19i1.8647","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractThis paper is Hamka's critique of Sigmund Freud on psychoanalysis. For Freud, human life is driven by sexual desire from birth. With this, causing the loss of the divine nature in humans. Freud views the human soul as a creature that is only controlled by the sex libido which tends to be pessimistic. By using literature review and using qualitative data. The result found a different view with Hamka. Hamka denies that humans are only controlled by sexual libido. In his interpretation of al-Azharnya Hamka emphasized that in religion (Islam) humans were created by Allah with the best creature, both outward and inward form, body shape and life. Therefore Hamka explained that the soul (an-nafs) as the essence of human beings is divided into three parts. First, nafsul amarah bissiu’. Second, nafsul lawwamah, and nafsul mutmainnah. These three forms of an-nafs were never explained by Freud and even forgotten. On the other side, Freud views that religion is the cause of the emergence of neuroses that threaten human life. Therefore, Hamka emphasized that Freud's psychoanalysis was seen as not touching the aesthetic value (in) the human soul, thus creating arid mentality for humans.Keywords: Psychoanalysis, Sigmund Freud, mysticism, Hamka, Islam AbstrakMakalah ini merupakan kritik Hamka atas Sigmund Frued tentang psikoanalisah. Bagi Frued, manusia hidup di dorong oleh keinginan seksualnya sejak lahir. Dengan ini, menyebabkan hilangnya sifat ketuhanan dalam diri manusia. Frued memandang jiwa manusia sebagai makhluk yang hanya dikendalikan oleh libido sex yang cenderung pesimistis. Dengan menggunakan kajian pustaka dan menggunakan data kualitatif. Hasilnya ditemukan pandangan yang berbeda dengan Hamka. Hamka membantah bahwa manusia hanya dikendalikan oleh libido sex. Dalam tafsinya al-Azharnya Hamka mempertegas bahwa di dalam agama (Islam) manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baik bentuk, baik bentuk lahir maupun batin, bentuk tubuh dan nyawanya. Karenanya Hamka menjelaskan bahwa jiwa (an-nafs) sebagai esensi dari manusia menjadi 3 bagian. Pertama, nafsul amarah bissu’. Kedua, nafsul lawwamah, dan nafsul mutmainnah. Ketiga bentuk an-nafs tidak pernah dijelaskan oleh Frued bahkan terlupakan. Sehingga Frued memandang bahwa agama merupakan penyebab dari timbulnya neurosis yang mengancam kehidupan manusia. Karenanya, Hamka mempertegas bahwa psikoanalisah Frued dipandang tidak menyentuh nilai esetoris (dalam) jiwa manusia sehingga menciptakan kegersangan jiwa bagi manusia.     Kata kunci: Psikoanalisah, Sigmund Freud, tasawuf, Hamka, Islam","PeriodicalId":53315,"journal":{"name":"Tsaqafah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tsaqafah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v19i1.8647","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

AbstractThis paper is Hamka's critique of Sigmund Freud on psychoanalysis. For Freud, human life is driven by sexual desire from birth. With this, causing the loss of the divine nature in humans. Freud views the human soul as a creature that is only controlled by the sex libido which tends to be pessimistic. By using literature review and using qualitative data. The result found a different view with Hamka. Hamka denies that humans are only controlled by sexual libido. In his interpretation of al-Azharnya Hamka emphasized that in religion (Islam) humans were created by Allah with the best creature, both outward and inward form, body shape and life. Therefore Hamka explained that the soul (an-nafs) as the essence of human beings is divided into three parts. First, nafsul amarah bissiu’. Second, nafsul lawwamah, and nafsul mutmainnah. These three forms of an-nafs were never explained by Freud and even forgotten. On the other side, Freud views that religion is the cause of the emergence of neuroses that threaten human life. Therefore, Hamka emphasized that Freud's psychoanalysis was seen as not touching the aesthetic value (in) the human soul, thus creating arid mentality for humans.Keywords: Psychoanalysis, Sigmund Freud, mysticism, Hamka, Islam AbstrakMakalah ini merupakan kritik Hamka atas Sigmund Frued tentang psikoanalisah. Bagi Frued, manusia hidup di dorong oleh keinginan seksualnya sejak lahir. Dengan ini, menyebabkan hilangnya sifat ketuhanan dalam diri manusia. Frued memandang jiwa manusia sebagai makhluk yang hanya dikendalikan oleh libido sex yang cenderung pesimistis. Dengan menggunakan kajian pustaka dan menggunakan data kualitatif. Hasilnya ditemukan pandangan yang berbeda dengan Hamka. Hamka membantah bahwa manusia hanya dikendalikan oleh libido sex. Dalam tafsinya al-Azharnya Hamka mempertegas bahwa di dalam agama (Islam) manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baik bentuk, baik bentuk lahir maupun batin, bentuk tubuh dan nyawanya. Karenanya Hamka menjelaskan bahwa jiwa (an-nafs) sebagai esensi dari manusia menjadi 3 bagian. Pertama, nafsul amarah bissu’. Kedua, nafsul lawwamah, dan nafsul mutmainnah. Ketiga bentuk an-nafs tidak pernah dijelaskan oleh Frued bahkan terlupakan. Sehingga Frued memandang bahwa agama merupakan penyebab dari timbulnya neurosis yang mengancam kehidupan manusia. Karenanya, Hamka mempertegas bahwa psikoanalisah Frued dipandang tidak menyentuh nilai esetoris (dalam) jiwa manusia sehingga menciptakan kegersangan jiwa bagi manusia.     Kata kunci: Psikoanalisah, Sigmund Freud, tasawuf, Hamka, Islam
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
汉卡对西格蒙德·弗洛伊德精神分析理论的批判
本文是哈姆卡对弗洛伊德精神分析的批判。对弗洛伊德来说,人的生命从出生起就受到性欲的驱动。由此,人类失去了神性。弗洛伊德认为人的灵魂是一种只受性欲控制的生物,性欲往往是悲观的。通过使用文献综述和定性数据。这一结果让哈姆卡有了不同的看法。哈姆卡否认人类只受性欲控制。哈姆卡在对al-Azharnya的解释中强调,在宗教(伊斯兰教)中,人类是由真主创造的,拥有最好的生物,包括外在和内在的形态、体型和生命。因此哈姆卡解释说,作为人的本质的灵魂分为三个部分。首先,痛苦的愤怒激励。第二,问候的气息,还有穆特梅纳的气息。这三种形式的nafs从来没有被弗洛伊德解释过,甚至被遗忘了。另一方面,弗洛伊德认为宗教是威胁人类生命的神经症出现的原因。因此,哈姆卡强调,弗洛伊德的精神分析被视为没有触及人类灵魂的审美价值,从而为人类创造了枯燥的心态。关键词:精神分析,弗洛伊德,神秘主义,哈姆卡,伊斯兰教对于Frued来说,人类从出生起就受到性欲的驱使。由此,造成了人类完整性的丧失。Frued认为人类的灵魂是一种只受悲观性欲控制的生物。利用图书馆研究和定性数据。结果是对哈姆卡产生了不同的看法。哈姆卡认为,人类只受性欲的控制。哈姆卡在他的部落中肯定,在宗教中,真主以最佳的形式、形式、形状、形状、身体和生命创造了人。哈姆卡解释说,灵魂本质上是人的,分为三部分。首先是苦涩的精神。”其次,访客的欲望,以及完美者的欲望。三次呼吸从未被Frued解释过,甚至被遗忘了。因此,弗鲁德认为宗教是威胁人类生命的神经症出现的原因。因此,哈姆卡坚持认为,弗鲁德在视觉上的心理分析并没有触及人类灵魂的setoris价值,直到它为人类创造了圣战。关键词:Psikoanalisah,Sigmund Freud,tasawuf,Hamka,Islam
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
7
期刊最新文献
TRADISI GHATIB BEGHANYUT SEBUAH PERADABAN ISLAM PADA MASYARAKAT SIAK SRI INDRAPURA, RIAU Hikayat Raja Pasai Sebagai Sumber Historiografi Menurut Perspektif Syed M. Naquib Al-Attas Antara Salafi dan Sufi: Tasawuf menurut Ibn Taimiyyah dan al-Qusyairi Hasan Langgulung Thought on Islamic Education Character Transformation of Naposo Nauli Bulung in Religious Practice in South Tapanuli Regency
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1